Harapan PM Qatar untuk Masa Depan Gaza, Otoritas Palestina Harus Segera Kembali ke Pemerintahan


Petugas medis membawa korban serangan Israel ke sebuah rumah sakit di Gaza. Foto: ANTARA/Anadolu
MerahPutih.com - Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani berharap dengan terwujudnya gencatan senjata antara Israel dan Hamas membuat otoritas Palestina dapat kembali mengemban tugas di pemerintahan Gaza.
Sheikh Mohammed mengungkapkan harapannya itu saat berada di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, pada Selasa pekan ini. Menurutnya, kembalinya otoritas Palestina ke dalam pemerintahan sangat penting demi pembangunan Gaza kembali pasca perang.
"Kami berharap Otoritas Palestina dapat kembali ke Gaza. Kami ingin melihat pemerintahan yang benar-benar menangani masalah rakyat di sana," ungkapnya dengan penuh harap.
Sudah sepatutnya Sheikh Mohammed menginginkan perdamaian dan kenyamanan di Gaza, mengingat Qatar memiliki peran sebagai mediator dalam perdamaian antara Hamas dan Israel. Namun, ia tidak menampik bahwa untuk mewujudkan masa depan Gaza yang lebih baik tentu membutuhkan proses panjang.
Baca juga:
Pemukim Israel di Tepi Barat Gaza Lakukan Kekerasan, Serang Warga Palestina hingga Bakar Bangunan
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa pembangunan Gaza juga harus datang dari keinginan para warga Palestina itu sendiri, tidak boleh ada campur tangan negara lain.
"Ada jalan panjang yang harus ditempuh untuk memulihkan Gaza dan mengatasi kehancuran ini," tambahnya.
Konflik yang dimulai pada 7 Oktober 2023 itu dipicu serangan Hamas di selatan Israel, yang menewaskan sedikitnya 1.139 orang, sebagian besar warga sipil, menurut data Al Jazeera berdasarkan angka resmi Israel.
Israel kemudian melancarkan serangan balasan yang dahsyat ke Gaza selama 15 bulan, menewaskan lebih dari 47.000 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Baca juga:
Donald Trump Berencana Relokasi Warga Gaza ke Indonesia, Begini Respons Ketua DPR
Serangan tersebut juga menghancurkan sebagian besar infrastruktur sipil di Gaza, sementara pembatasan ketat Israel terhadap pasokan bantuan memicu peringatan krisis kemanusiaan yang semakin dalam. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Israel Terus Gempur Gedung Tempat Pengungsian, Dalam Sehari 70 Warga Gaza Tewas

Armada Kapal Bawa Bantuan Berangkat dari Barcelona, Greta Thunberg Juga Ikut Misi

Indonesia Sudah Terjunkan Bantuan 91,4 Ton Agar Warga Gaza Bisa Makan

Israel Tewaskan 5 Jurnalis dalam Serangan di Rumah Sakit, Menjadikan Konflik ini Paling Mematikan bagi Insan Pers

Israel Hancurkan Rumah Sakit di Gaza dalam Serangan Ganda

1,3 Juta Warga Gaza Bakal Dipaksa Berpindah ke Selatan, Perburuk Penderitaan

Israel Ancam Ratakan Gaza City jika Hamas tak Setujui Syarat yang Diajukan

Israel Bakal Duduki Gaza, PBB Ingatkan Kematian dan Kehancuran Besar Bakal Terjadi kal Terjadi

Lemhanas Tegaskan Pemindahan Warga Gaza ke Pulau Galang untuk Dapat Pengobatan Murni Atas Dasar Kemanusiaan

Israel Nyatakan Serangan Darat Dimulai, Warga Palestina Mengungsi Tinggalkan Gaza City
