Greenpeace Ingin Presiden Jokowi Pertegas Komitmen Iklim

Yohannes AbimanyuYohannes Abimanyu - Senin, 26 Juni 2017
Greenpeace Ingin Presiden Jokowi Pertegas Komitmen Iklim

Aktivis Greenpeace Indonesia berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, Rabu (7/6). (ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Greenpeace Indonesia menginginkan Presiden Joko Widodo dapat mempertegas sikapnya untuk memperkuat konsensus bersama para pemimpin global serta mempertegas komitmen nasional Indonesia untuk mengatasi fenomena perubahan iklim.

"Kami sangat yakin bahwa memperkuat kerjasama global, regional dan juga antar daerah merupakan cara terbaik untuk membela kepentingan warga Indonesia dalam konteks mengatasi akar masalah perubahan iklim ini," kata Kepala Greenpeace Indonesia Leonard Simanjuntak dalam rilis, Senin (26/6).

Menurut Leonard Simanjuntak, hal tersebut dapat dilakukan pemerintah Republik Indonesia antara lain dengan meperpanjang dan memperkuat moratorium ijin konsesi di kawasan hutan dan lahan gambut, memperkuat moratorium ekspansi perkebunan sawit, menolak pembahasan RUU Perkelapasawitan.

Selain itu, ujar dia, pemerintah juga dinilai perlu menghasilkan kebijakan-kebijakan kongkrit, termasuk dalam bentuk paket ekonomi, seperti untuk pengembangan secara masif energi baru dan terbarukan menghentikan ekspansi penggunaan batubara dalam program elektrifikasi 35.000 megawatt (MW).

"Tegaskan kembali komitmen Indonesia untuk dengan cepat mengimplementasikan Perjanjian Paris dan sasaran-sasaran Agenda 2030, yang seluruhnya merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah konflik, maupun ancaman-ancaman keamanan lainnya dan juga terjadinya migrasi secara paksa," katanya.

Ia juga menginginkan pemerintah menyambut dan mendukung peluang-peluang ekonomi dan lapangan kerja yang terbuka luas, yang ditawarkan oleh proses dekarbonisasi sistem energi, serta bersedia untuk meninjau kembali dan mempertajam sasaran-sasaran energi bersih dan terbarukan yang ada di Indonesia.

Hal tersebut, lanjutnya, dapat dilakukan berdasarkan terobosan-terobosan dan kecenderungan-kecenderungan terbaru pada ekonomi riil, yang telah memungkinkan transisi yang jauh lebih cepat dari energi fosil ke energi baru dan terbarukan.

"Ambil langkah-langkah kongkrit untuk memastikan regulasi sektor keuangan juga konsisten dengan sasaran-sasaran Perjanjian Paris, dan memastikan pemenuhan komitmen-komitmen G20 yang disepakati di Pittsburgh pada Oktober 2009, dan menyepakati sebuah kerangka waktu untuk sepenuhnya mengakhiri subsidi bahan bakar fosil pada tahun 2020," paparnya.

Sebagaimana diwartakan, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggencarkan pencarian energi baru terbarukan (EBT) sebagai pengganti fosil.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengatakan ketersediaan bahan bakar fosil saat ini semakin menipis salah satunya karena tingginya pemakaian BBM untuk transportasi.

"Di sisi lain, bahan bakar merupakan salah satu elemen yang menggerakkan industri transportasi dan industri lainnya. Oleh karena itu, saat ini pemerintah menggencarkan upaya untuk mencari energi baru terbarukan yang diharapkan bisa menggantikan bahan bakar fosil sekaligus mendorong upaya-upaya konservasi energi tanpa menghambat kegiatan industri dan ekonomi," katanya.

Lebih lanjut ia menjelaskan kerja sama internasional mutlak dilaksanakan karena revolusi teknologi energi bersih merupakan keniscayaan global, dan hubungan serta kepercayaan internasional secara timbal balik di bidang energi menjadi hal yang tidak terelakkan lagi bagi keberlangsungan ke depan.

Sumber: ANTARA

#Greenpeace Indonesia #Perubahan Iklim #Presiden Jokowi #Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
Bagikan
Ditulis Oleh

Yohannes Abimanyu

Wonderful Indonesia, Pesona Indonesia dan pesona gw adalah satu

Berita Terkait

Dunia
Seperlima Pantai Italia Terancam Tenggelam Akibat Pemanasan Global, Terbagi 4 Zona
Temuan ini berasal dari laporan bertajuk Sunken Landscapes yang dirilis Italian Geographic Society dan dipresentasikan dalam konferensi di Roma.
Wisnu Cipto - Rabu, 29 Oktober 2025
Seperlima Pantai Italia Terancam Tenggelam Akibat Pemanasan Global, Terbagi 4 Zona
Fun
Nyamuk Pertama Ditemukan di Islandia: Tanda Pemanasan Global Kian Nyata
Untuk pertama kalinya, nyamuk ditemukan di Islandia. Rekor panas dan perubahan iklim diduga jadi penyebab utama munculnya spesies ini di negeri es.
ImanK - Jumat, 24 Oktober 2025
Nyamuk Pertama Ditemukan di Islandia: Tanda Pemanasan Global Kian Nyata
Berita Foto
Forum Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 Bahas RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisal Nurofiq (dari kiri) bersama dengan Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional & Kerjasama Multilateral Mari Elka Pangestu dan Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno saat acara Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 di Jakarta, Selasa (21/10/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 21 Oktober 2025
Forum Indonesia Climate Change Forum (ICCF) 2025 Bahas RUU Pengelolaan Perubahan Iklim
Dunia
Pertama Kali dalam Sejarah Nyamuk Bisa Bertahan Hidup di Islandia, Ada 3 Ekor
Spesies Nyamuk Culiseta annulata ini diyakini mampu menetap karena tahan terhadap suhu dingin, menandai dampak nyata dari perubahan iklim terhadap persebaran serangga di Islandia.
Wisnu Cipto - Selasa, 21 Oktober 2025
Pertama Kali dalam Sejarah Nyamuk Bisa Bertahan Hidup di Islandia, Ada 3 Ekor
Indonesia
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Mantan Wali Kota Solo ini mendapatkan rumah pensiun hadiah dari negara di bangun di atas lahan seluas 12.000 meter persegi.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 21 Oktober 2025
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Indonesia
MPR Dorong RUU Pengelolaan Perubahan Iklim, Minta Aktivis Lingkungan Kolaborasi di ICCF 2025
Undang-Undang tersebut bakal mengintegrasikan berbagai kebijakan di kementerian dan lembaga yang saat ini masih berjalan secara sektoral.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 13 Oktober 2025
MPR Dorong RUU Pengelolaan Perubahan Iklim, Minta Aktivis Lingkungan Kolaborasi di ICCF 2025
Indonesia
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, ini Tugas Utamanya
Jokowi kini ditunjuk menjadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy. Ia akan bertugas untuk mengatasi masalah ekonomi global hingga krisis iklim.
Soffi Amira - Rabu, 24 September 2025
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, ini Tugas Utamanya
Dunia
Perubahan Iklim ‘Membunuh’ 16.500 Orang Selama Musim Panas di Eropa
Para ahli menggunakan pemodelan untuk memproyeksikan jumlah korban sebelum data resmi dirilis.
Dwi Astarini - Jumat, 19 September 2025
Perubahan Iklim ‘Membunuh’ 16.500 Orang Selama Musim Panas di Eropa
Dunia
Perubahan Iklim makin Nyata, Kenaikan Permukaan Laut Ancam 1,5 Juta Warga Australia pada 2050
Tidak ada komunitas di Australia yang akan bebas dari risiko iklim yang berhubungan, saling memperkuat, dan terjadi secara bersamaan.
Dwi Astarini - Rabu, 17 September 2025
Perubahan Iklim makin Nyata, Kenaikan Permukaan Laut Ancam 1,5 Juta Warga Australia pada 2050
Dunia
Perubahan Iklim, Pakistan Dilanda Banjir Mematikan Membuat Lebih dari Dua Juta Orang Dievakuasi
Secara geografis, Pakistan sangat rentan terhadap perubahan iklim karena menghadapi ancaman panas ekstrem sekaligus curah hujan tinggi.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Perubahan Iklim, Pakistan Dilanda Banjir Mematikan Membuat Lebih dari Dua Juta Orang Dievakuasi
Bagikan