Grebeg Syawal Solo, Gunungan Ketupat Jadi Rebutan Ribuan Warga


Warga berebut gunungan ketupat dalam event budaya Grebeg Syawal di lokasi wisata Solo Safari, Minggu (5/4). (Foto: MerahPutih.com/Ismail)
MerahPutih.com - Pemkot Solo dan manajemen Solo Safari menggelar Grebeg Syawal di lokasi wisata Solo Safari, Minggu (5/4). Grebeg Syawal tersebut warga berebut gunungan ketupat yang habis dalam sekejap diperebutkan warga.
Wakil Wali Kota Solo, Astrid Widayani menyebutkan, Grebeg Syawal selalu menjadi salah satu agenda penting yang selalu dinantikan masyarakat.
Hal ini terbukti dengan banyaknya warga dan pelancong yang menikmati tradisi dan suguhan seni pertunjukan yang dihadirkan melalui tari-tarian, kilas balik kisah Joko Tingkir, hingga aksi berebut Gunungan Ketupat yang jadi kekhasan dalam kegiatan tersebut.
“Acaranya bagus sekali, masih melestarikan budaya, dan seperti biasa ada Joko Tingkir naik getek,” kata Astrid, Minggu (5/4).
Baca juga:
Astrid juga mengucapkan apresiasi sebesar-besarnya pada seluruh pihak terkait yang telah menyelenggarakan kegiatan dengan penuh kreativitas dan semangat pengembangan budaya.
“Kami berharap kegiatan seperti itu bisa memberikan manfaat yang tidak hanya dalam aspek hiburan namun juga dalam pelestarian kearifan lokal,” katanya.
Ia menyebutkan, event budaya ini sebagai bukti nyata bahwa Solo mampu menggabungkan religi budaya edukasi dan pariwisata dalam satu kesatuan yang harmonis.
“Solo Safari tidak boleh lepas dari budaya, khususnya untuk tari-tari dari Solo yang berkaitan dengan alam, tumbuhan, dan hewan yang kedepan bisa dilestarikan di Solo Safari,” katanya.
Baca juga:
Puncak Arus Balik Lebaran Hari ini, 52 Ribu Pemudik Kereta Api Tiba di Jakarta
KGPHA Dipokusumo adik Pakoe Boewono XIII Hangabegi (Raja Kasunanan Surakarta, menyebut Grebeg Syawal menjadi puncak dari kegiatan tahunan itu. Gunungan ketupat yang berisi ribuan ketupat ludes dalam hitungan menit.
“Aksi berebut ketupat itu merupakan salah satu hal yang diyakini warga sebagai bentuk keberkahan saat momen Hari Raya Idul Fitri,” kata Gusti Dipo
Ia menambahkan, Grebeg Syawal ini sudah rutin digelar sejak era Pakoe Boewono (PB) X. Artinya Grebeg Syawal atau Bakdo Kupat ini sebagai bentuk syukur dan ungkapan silaturahmi setelah menjalankan puasa sebulan. (Ismail/Jawa Tengah)
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Roblox Jadi Ekstrakurikuler SMP di Solo, Walkot Respati Sebut Jadi Edukasi Menarik

Pemkot Pastikan Revitalisasi Segaran Peninggalan Era PB X tak Langgar UU Cagar Budaya

KemenPU Tinjau Gedung DPRD Solo yang Dibakar saat Demonstrasi, Biaya Perbaikan Bakal Diusulkan ke Pemerintah Pusat

Pemkot Solo Cabut Status Siaga Darurat setelah Kerusuhan, kini Jadi Transisi Darurat Bencana Sosial

Polisi Temukan Mobil yang Dipakai Membawa Lari Uang Nasabah Bank Jateng Wonogiri, Uang Rp 10 Miliar Lenyap

Cegah Rabies, Pemkot Solo Sediakan 1.100 Kuota Vaksin Gratis

Peringati 7 Hari Kematian Affan Kurniawan, Ojol Solo Nyalakan Lilin dan Pasang Bendera Setengah Tiang

Aktivis Sebut Penonaktifan 5 Anggota DPR RI Bodohi Rakyat, Gaji Tetap Diterima

Solo International Performing Arts 2025 Diramaikan 9 Negara, Perkuat Posisi sebagai Kota Budaya Dunia

Warga Solo Ramai Pasang Spanduk Tolak Tindakan Anarkistis
