Gen Z Feeling Lonely Berisiko Tinggi Mati Dini


Gen z feeling lonely lekas mati.(foto: Pexel/Inzmam Khan)
MERAHPUTIH.COM - FEELING lonely alias kesepian berprevelensi terhadap risiko kematian lebih tinggi. Penelitian mengungkap gen z (saat ini berusia 18-22 tahun) paling banyak merasa kesepian.
Survei dari proyek Making Caring Common Universitas Harvard menyebutkan gen z sebagai generasi yang paling kesepian lantaran meningkatnya isolasi dan kesepian di kalangan orang dewasa yang lebih muda. Isolasi sosial didefinisikan sebagai jarangnya kontak langsung dengan orang lain untuk menjalin hubungan sosial, seperti dengan keluarga, teman, atau anggota komunitas atau kelompok agama yang sama.
Kesepian terjadi saat seseorang merasa sendirian atau kurang terhubung dengan orang lain yang diinginkan. Faktor isolasi sosial di kalangan generasi muda dikaitkan dengan penggunaan media sosial yang lebih tinggi dan lebih sedikit keterlibatan dalam kegiatan tatap muka yang bermakna.
Seperti dikabarkan Newsroom.heart.org, selain tingginya intensitas menggunakan media sosial, isolasi sosial bisa terjadi karena risiko pandemi. Selama pandemi COVID-19, kesepian meningkat. Perasaan kesepian khususnya dirasakan kalangan dewasa muda berusia 18-25 tahun, orang dewasa yang lebih tua, perempuan, dan individu berpenghasilan rendah.
Baca juga:
Warga Korea Selatan Kesepian, Pemerintah Beri Solusi Lewat Budaya
Risiko isolasi sosial meningkat seiring bertambahnya usia karena faktor-faktor kehidupan, seperti menjadi janda dan pensiun. Hampir seperempat orang dewasa di Amerika Serikat berusia 65 tahun ke atas terisolasi secara sosial, dan prevalensi kesepian 22 persen hingga 47 persen.
Jika feeling lonely alias kesepian ini tinggi, seseorang brrisiko mengalami kematian lebih tinggi daripada yang tidak merasa kesepian.
Studi menyebutkan peningkatan risiko kematian secara keseluruhan sebesar 27 persen bagi individu yang merasa kesepian jika dibandingkan dengan individu yang tidak kesepian.(tka)
Baca juga:
Jepang Menua, Populasi Lansia Kesepian Naik 1,5 Kali di 2050
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja

Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
