Gempa 6,4 SR Guncang Taiwan, 5 Tewas, 150 Luka-luka
MerahPutih Asia - Gempa hebat mengguncang kota Tainan di Taiwan, Sabtu (6/2). Dua bangunan roboh, 5 orang tewas dan 150 lainnya menderita luka-luka.
Dikutip dari BBC, gempa berkekuatan 6,4 skala ricther terjadi di Tainan. Getarannya terasa hingga 300 kilometer dari ibu kota Taipei.
Gempa merobohkan sebuah bangunan apartemen yang dihuni 256 orang. Sebanyak 200 orang berhasil diselamatkan, tapi bayi, anak perempuan dan dua orang dewasa tidak bisa diselamatkan.
Seorang wanita berusaha keluar dari gedung apartemen dengan menggunakan palu untuk membuka pintu yang terkunci sementara seorang pria mengikat beberapa baju membentuk tali dan turun dari lantai sembilan ke lantai enam.
President Ma Ying-jeou berjanji akan mengerahkan segenap kekuatan dan tenaga untuk menyelamatkan warga yang mash terjebak di dalam bangunan gedung. Sedangkan Menteri Dalam Negeri Chen Wei-jen mengungkapkan korban jiwa bisa lebih banyak karena seluruh keluarga dari luar kota akan datang berkumpul menyambut Tahun Baru Cina. Dengan banyaknya bangunan yang roboh, Pemerintah memerintahkan bangunan-bangunan diperiksa apakah konstruksi sudah sesuai kelayakan.
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Rayakan Hari Ulang Tahun ke-76 Republik Rakyat China, Xo Jinping Tegaskan Satu Negara, Dua Sistem
Topan Ragasa Bikin Banjir Bandang 'Tsunami dari Gunung' di Taiwan, Lepaskan 15,4 Juta Ton Air
Warga Lanjut Usia Ditemukan Tak Bernyawa di Lantai Dasar Akibat Topan Ragasa
Super Topan Ragasa Jebol Bendungan di Taiwan, 14 Tewas dan Ratusan Orang Hilang
Produk Mi Indonesia Jadi Temuan di Taiwan, BPOM Sebut Bukan Produk Ekspor Resmi Indonesia
Modal Cuma Bertahan, Timnas Taiwan Siap Digempur Habis-habisan Jay Idzes dan Kawan-Kawan
Taiwan Bidik Pasar Wisatawan Indonesia, Khususnya Kalangan Generasi Muda
Beijing Geram AS Dukung Taiwan Kembali Jadi Anggota IMF, Tegaskan Cuma Ada Satu China
Taiwan Usung 4 Konsep Liburan Ramah Muslim demi Pasar Indonesia
Influencer China Diusir dari Taiwan, Diberi Batas Waktu hingga 24 Maret Sebelum Dideportasi dengan Paksa