Gembong Narkoba Kabur dari Penjara, INW Desak Jabatan Pejabat yang Bertanggungjawab Dicopot


Direktur Eksekutif Indonesia Narcotic Watch (INW) Budi Tanjung / dok INW
MerahPutih.com - Kaburnya tujuh tahanan narkoba dari Rutan Salemba, Jakarta Pusat menuai kontroversi. Direktur Eksekutif Indonesia Narcotic Watch (INW) Budi Tanjung menilai peristiwa ini tak bisa dianggap sebagai kelalaian pengawasan semata, tetapi sebuah kesalahan fatal.
“INW menduga, kaburnya tujuh narapidana narkoba dari Rutan Salemba merupakan hasil dari sebuah perencanaan matang dan ada kemungkinan melibatkan oknum lapas dengan jaringan besar narkoba yang selama ini mengendalikan Murtala,” kata Budi di Jakarta, Jumat (15/11).
INW mendesak Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan untuk segera melakukan investigasi dan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Direktur Jenderal Pemasyarakatan beserta seluruh jajarannya atas kasus kaburnya tahanan dan narapidana tersebut.
Apalagi, Ditjen Pemasyarakatan juga terus mendapat sorotan akibat masih terjadinya peredaran narkoba yang dikendalikan dari dalam penjara. Selama oknum petugas di dalam lembaga pemasyarakatan masih melanggar aturan, bisnis narkoba dari balik jeruji penjara akan terus sulit diberantas.
Baca juga:
Sidak Rutan Salemba, Komisi III DPR Soroti Kejanggalan Pelarian 7 Napi Narkoba
Sebab, menjadi rahasia umum bahwa hingga saat ini masih ada oknum petugas yang menyewakan telepon genggam di dalam sel misalnya. “Ini menjadi salah satu faktor yang memungkinkan napi mengendalikan bisnis narkoba dari dalam lapas,” ujar Budi.
Dengan maraknya peredaran narkoba dari dalam penjara dan sekarang dengan kasus kaburnya bandar besar narkoba, Budi menilai sudah sepantasnya dilakukan perombakan menyeluruh di Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.
Selain itu, sebagai kementerian baru hasil pemisahan dari Kementerian Hukum dan HAM, sudah selayaknya Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan menjadikan reformasi dan transformasi aparat dan kelembagaan sebagai program prioritasnya.
“Ini yang sesungguhnya juga menjadi tujuan utama dipisahkannya imigrasi dan pemasyarakatan menjadi kementerian sendiri,” tutup Budi.
Baca juga:
7 Napi Narkoba Kabur dari Rutan Salemba, Manfaatkan Kelengahan Petugas
Sekadar informasi, gembong narkoba Murtala bin Ilyas melarikan diri dari Rutan Kelas I Salemba, Jakarta Pusat. Selain Murtala, ada enam tahanan kasus narkoba lainnya yang kabur dengan menjebol terali besi. Peristiwa kaburnya para tahanan itu diketahui pada Selasa (12/11) pagi.
Petugas Rutan Salemba yang melakukan pengecekan tahanan mengetahui para tahanan di Blok S kamar 16 tidak ada di tempatnya. Petugas Rutan juga mendapati terali besi ventilasi sudah berlubang.
Murtala cs diduga kabur dengan menjebol terali besi lubang angin tersebut. Dugaan sementara tahanan melarikan diri melalui lubang ventilasi yang digergaji. (knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
'Ratu Ketamin' dalam Kasus Overdosis Matthew Perry Ngaku Bersalah, Terancam Hukuman 65 Tahun Penjara

Pelaku Aksi Anarkis Terbukti Pakai Narkoba sebelum Merusuh saat Demonstrasi, Polisi: Untuk Tambah Motivasi dan Hilangkan Rasa Takut

Polisi Gagalkan Penyelundupan Happy Water 1,7 Kg di Bandara Soetta, WNA China dan Malaysia Ditangkap

BNN Musnahkan 474 Kilogram Narkotika, Mayoritas Sabu

Skandal Nakes di Sukabumi, Puan Maharani Tegaskan Dunia Kesehatan Tak Boleh Ternodai Narkoba

Selundupkan Kokain ke Bali Pakai Dildo di Kemaluan, Cewek Peru Dijanjikan Upah Rp 320 Juta

Modus Nekat Cewek Peru Selundupkan Kokain 1,4 Kg ke Bali: Pakai Dildo Dimasukkan ke Organ Vital

Pemilik Pabrik Obat PCC Serang Divonis Mati, Terpidana Mengaku Cuma Orang Suruhan

Sindikat Pengiriman Narkoba dari Malaysia ke Indonesia ‘Masuk’ Lewat Riau, Pelaku ‘Dibayar’ Rp 80 Juta Sekali Kirim

Ribuan Vape Zombie Masuk Indonesia, Diselundupkan dari Malaysia dan Singapura
