Gedung Putih Minta NASA Ciptakan 'Zona Waktu Bulan'


Gedung Putih minta NASA ciptakan zona waktu Bulan. (Foto: NASA)
MerahPutih.com - Gedung Putih AS mengeluarkan memo kebijakan yang menugaskan NASA untuk menetapkan standar waktu baru untuk bulan pada 2026.
Standar tersebut, yang disebut Waktu Bulan Terkoordinasi (LTC), akan menjadi acuan resmi untuk mendukung misi ke bulan di masa depan, demikian diwartakan Engadget, Kamis (4/4).
Ini terjadi ketika persaingan antar negara dalam eksplorasi antariksa semakin memanas, dengan setidaknya AS, Tiongkok, Jepang, India, dan Rusia terlibat.
Baca juga:
NASA Cari Relawan untuk Tinggal di Simulator Mars selama Setahun
Kerja sama internasional juga ditekankan, terutama dengan negara-negara yang telah menandatangani Perjanjian Artemis yang bertujuan mengatur prinsip-prinsip eksplorasi ruang angkasa.
Teori relativitas Einstein menunjukkan bahwa waktu bergerak relatif tergantung pada kecepatan dan gravitasi. Dengan gravitasi yang lebih lemah di Bulan, waktu berjalan sedikit lebih cepat di sana.
Oleh karena itu, penetapan standar waktu tunggal akan membantu mengkoordinasikan teknologi dan misi yang membutuhkan presisi waktu.
Gedung Putih ingin LTC sejalan dengan Waktu Universal Terkoordinasi (UTC), standar global untuk zona waktu di Bumi.
Baca juga:
Mereka juga ingin LTC tetap berfungsi jika kehilangan kontak dengan Bumi, sambil memiliki fleksibilitas untuk lingkungan luar angkasa di luar sistem Bumi-Bulan.
Selain AS, Tiongkok juga memiliki rencana untuk mengirim astronot ke Bulan sebelum tahun 2030. Negara lain seperti India, Rusia, Uni Emirat Arab, Jepang, Korea Selatan, dan perusahaan swasta juga telah menunjukkan minat dalam eksplorasi Bulan.
Hal ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan ilmiah, mengembangkan teknologi baru, dan membuka peluang untuk eksplorasi lebih lanjut, termasuk perjalanan ke Mars. (waf)
Baca juga:
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo

Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
