Garuda Jadi Maskapai Premium, Pelita Air Garap Premium Ekonomi
Pesawat Pelita Air lepas landas. ANTARA/HO-Humas Pelita Air
MerahPutih.com - Kemenerian Badan Usaha Milik Negara sudah mengumpulkan Direktur Utama PT Garuda Indonesia dan PT Pelita Air, termasuk Direktur Utama Citilink sebagai anak usaha Garuda Indonesia, guna membahas peta jalan enam bulan ke depan.
Penggabungan dua perusahaan maskapai penerbangan milik BUMN tersebut akan dipisahkan baik dari sisi pengelola bandara dan penerbangannya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan, proses merger atau penggabungan Garuda Indonesia dan Pelita masih dalam tahap kajian dan belum ditentukan targetnya.
"Masih kajian, saya nggak tahu," ujar Erick di Jakarta, Kamis (9/1).
Baca juga:
Kajian BUMN Holding Sektor Maritim Rampung di Triwulan Pertama 2025
Erick menyampaikan, penggabungan dua perusahaan maskapai ini memang akan dilaksanakan. Sebab, keduanya memiliki target bisnis yang berbeda.
Garuda Indonesia akan menjadi perusahaan maskapai premium, sedangkan Pelita Air berada di segmen premium ekonomi. Sementara Citilink akan menyasar pasar ekonomi.
"Nah ini memang integrasi ini harus terjadi dan memang kan jumlah pesawat kita nggak cukup," katanya.
Garuda Indonesia dan Citilink telah berada dalam satu grup. Sementara Pelita Air Service masih berada di bawah naungan PT Pertamina (Persero). (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
ID Food Berencana Gadaikan Aset, DPR: Jaminan Pinjaman harus Opsi Terakhir, bukan Pilihan Utama
Pendapatan Pertamina Tembus Rp 1.127 Triliun, Laba Bersih Rp 54 Triliun
Garuda Tunda Pengadaan Pesawat Baru, Prioritasnya Perbaikan Armada
BUMN Banyak Masalah, Danantara Siapkan Solusi Ini
Dapat Suntikan Modal 23,67 Triliun, Garuda Indonesia Janji Perkokoh Operasional
Pemerintah Ubah Aturan, Minyakita Hanya Akan Didistribusikan Oleh BUMN
BUMN Indonesia Menang Kontrak Proyek Malolos-Clark Railway di Filipina, Nilainya Rp 3,16 T
Danantara Optimis Raih Rp 140 Triliun Pada 2025 Dari Dividen BUMN
Menkeu Perintahkan Pemda Simpan Duit Lebih di BPD Tidak di Bank BUMN
Prabowo Jadikan WNA Bos BUMN, Pengamat: Bukti Kualitas Pejabat BUMN Sekarang Tidak Kompeten