Gandum Mahal, Ekspor Singkong Indonesia Naik 3 Kali Lipat


Singkong. (Foto: Kementan)
MerahPutih.com - Produk pangan substitusi gandum seperti singkong dan sorgum yang dihasilkan di Indonesia bisa masuk ke pasar internasional dan diminati.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi menyebutkan, ekspor singkong dan produk turunannya meningkat tiga kali lipat di kala harga gandum internasional melonjak akibat konflik Ukraina-Rusia.
Baca Juga:
Harga Komoditas dan Proteksionisme Pangan Berisiko Bikin Stagflasi
"Kalau saya melihat ini berkah. Karena harga gandum naik, kesempatan singkong kita, sorgum kita naik bagus, masuk pasar diminati. Ini terbukti, bagaimana kondisi ekonomi 2022 ekspor singkong dan turunannya tahun 2022 naik hampir 300 persen dibanding 2020," kata Suwandi.
Suwandi mengatakan, Indonesia sendiri bergantung pada impor gandum dari Ukraina sebanyak 3 juta ton, atau 36 persen kontribusinya dari kebutuhan total di dalam negeri.
Saat ini, ancaman krisis pangan global dipicu oleh sejumlah faktor, selain konflik Ukraina dan Rusia. Beberapa yang menyebabkan adalah dampak pandemi COVID-19 yang sempat membuat keterbatasan pengiriman pasokan pangan, dan juga faktor cuaca ekstrem akibat perubahan iklim global.
Suwandi memastikan, PDB sektor pertanian terus tumbuh positif sejak awal mula pandemi hingga saat ini. Selain itu, ekspor sektor pangan pun terus bertumbuh sejak 2020 hingga saat ini.
"Ekspor sektor pertanian total naik tinggi. Contoh ekspor 2020 ekspor pertanian total sekitar Rp450 triliun, itu naik 15 persen lebih dibanding tahun sebelumnya. 2021 ekspor naik Rp625 triliun, naiknya 38 persen, ini tanda baik. Di 2022 juga ekspor produk pertanian naik yang didominasi sektor perkebunan," kata Suwandi.
Suwandi mengakui, inflasi terjadi di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Salah satu komoditas pangan yang menyumbang inflasi adalah cabai dan bawang. Pmerintah melakukan substitusi untuk mengatasi inflasi ini dengan meningkatkan jumlah dan nilai ekspor.
"Telur dan daging ayam, kita dorong. Di Singapura ayam dan telur produk kita mengalir ke sana, ini hal baru. Kita juga mencari sumber-sumber lain menahan dampak inflasi, mendorong ekspor," ungkapnya.
Ukraina merupakan salah satu negara produsen gandum terbesar di dunia. Dengan adanya konflik geopolitik dengan Rusia menyebabkan harga gandum melonjak lantaran keterbatasan pasokan. (Asp)
Baca Juga:
Badan Pangan Harus Bersiap Hadapi Krisis
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Biar Rakyat Senang Saat Belanja, Mendagri Perintahkan Daerah Tahan Inflasi Maksimal di 3,5 Persen

Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah

Tekor! Indonesia Impor Obat Rp 176 Triliun Tapi Ekspor Cuma Rp 6,7 Triliun

UMKM di Jawa Tengah Dilatih Manfaatkan Pasar Ekspor, Bukan Hanya Jago Kandang

Jerman Jadi Pasar Sensor Asal Indonesia, Produk Diproduksi di Batam

Cetak Sejarah: Indonesia Ekspor Rempah hingga Madu ke Hongkong, Nilai Transaksi Capai Rp 5,6 Miliar

Angka Kemiskinan Jakarta Year On Year Turun, Gubernur Klaim Berhasil Kendalikan Inflasi

Indonesia Promosikan Inovasi Olahan Tempe Bagi Warga AS, Pasar Tempe Capai USD 2,5 Miliar

Produk Kecantikan Rambut Indonesia Tembus Pasar Italia, Surplus Dagang Diharapkan Terus Naik

Menteri Perdagangan Keluarkan Aturan Perlindungan Konsumen Penggunaan Barang dan Jasa Terkait K3L, Jamin Mutu Produk Ekspor
