Gagalkan Penyelundupan Satu Ton Sabu, Polri Gandeng Kepolisian Taiwan dan Cina
Salah satu passpor pelaku penyelundupan sabu satu ton. (Istimewa)
MerahPutih.com - Tim Satgasus Merah Putih bekerja sama dengan otoritas Kepolisian Taiwan dan Cina untuk mendalami penyandang dana dalam kasus penyelundupan narkotika sabu satu ton.
"Pendana masih didalami, kami kerja sama dengan kepolisian Taiwan dan Cina. Ini masih berlangsung," kata Direktur Reserse Narkoba Kombes Nico Afinta di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (14/7).
Saat ini sejumlah saksi tengah dimintai keterangan. Salah satunya adalah seorang pemilik restoran yang kerap dijadikan tempat para pelaku penyelundupan untuk singgah.
"Jadi, barbuk udah ada, kurir udah ketangkap, yang membantu di sini udah kami interogasi," kata Nico.
Kepolisian mengaku tak akan tebang pilih dalam pengungkapan kasus 1 ton sabu. Termasuk jika ada kaitannya dengan WNI.
"Nanti akan kita kembangkan, apakah ada yang membantu, baik orang lokal ataupun orang asing," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono. (Ayp)
Baca berita terkait kasus penyelundupan sabu satu ton di: Polisi Amankan WNI Penggerebekan Sabu Satu Ton
Bagikan
Berita Terkait
BNN Ungkap Peran Dewi Astutik, Bandar Narkoba Lintas Negara yang Rekrut Ratusan WNI
Perjalanan Dewi Astutik Gabung Sindikat Narkotika Lintas Benua, Dipengaruhi Bandar Narkoba Asal Nigeria Buron DEA
BNN Ungkap Jejak Kelam Dewi Astutik, Sempat Mengajar Bahasa Mandarin sebelum Jadi Bandar Narkoba Lintas Negara
Kronologi Penangkapan Ratu Narkoba Dewi Astutik, Pergerakan Licin tapi Pelarian Berakhir di Kamboja
Operasi Lintas Negara, BNN Ringkus Bandar Narkoba Kelas Internasional di Kamboja
Cowok Bandung Selundupkan Sabu dalam Anus, 3 Kali Kelabui Petugas Bandara
Polda Metro Terima Aduan Roy Suryo, Gelar Perkara Khusus atas Kasus Hoax Ijazah Jokowi
Polisi Duga Ada Pelaku Lain yang Terlibat dalam Penculikan dan Pembunuhan Alvaro
Polda Metro Jaya Bikin Janji Manis Tak Akan Hentikan Penyelidikan Kasus Kematian Arya Daru
Polda Metro Jaya Gelar 'Sikat Jaya 2025' selama 14 Hari, Fokus Berantas Curanmor hingga Aksi Premanisme