Fenomena Langka, hingga 6 Planet Berjajar pada 3-4 Juni


Warga melihat benda antariksa melalui teleskop bintang saat acara Malam Langit Gelap di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Senin (6/8). (ANTARA JABAR/Novrian Arbi/agr/18)
MerahPutih.com - Fenomena langka akan terjadi menjelang matahari terbit atau sekitar pukul 05.15 WIB pada 3-4 Juni 2024, di mana hingga enam planet berjajar atau planetary alignment. Hal ini seperti dilaporkan Peneliti Pusat Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin.
Enam platet berjajar sepanjang ekliptika, yaitu Jupiter, Merkurius, Uranus, Mars, Neptunus, dan Saturnus. Menurut Thomas, fenomena kali termasuk langka karena jumlah planet yang berjajar jarang berjumlah lebih dari tiga planet.
Fenomena planet berjajar merupakan kejadian biasa dan sering terjadi karena planet-planet dekat bidang orbit bumi mengitari matahari, sehingga selalu berada di sekitar ekliptika.
"Fenomena planet berjajar itu bisa dilihat dari atas kepala hingga ufuk timur," ujarnya di Jakarta, Jumat (31/5), dikutip dari Antara.
Thomas menjelaskan bahwa Saturnus bisa dilihat dengan mata biasa seperti bintang terang. Sementara Neptunus dan Uranus hanya bisa terlihat dengan teleskop.
Baca juga:
Planet Mars akan tampak seperti bintang berwarna agak merah, Merkurius terlihat seperti bintang redup menjelang matahari terbit, dan Jupiter juga tampak redup.
Menurutnya, hanya planet terang yang bisa terlihat terutama saat langit masih gelap.
"Saturnus dan Mars hanya tampak sebagai titik cahaya seperti bintang. Jupiter terbit menjelang matahari terbit, kemungkinan tidak teramati," kata Thomas.
Fenomena enam planet berjajar tidak memberikan dampak apa pun terhadap bumi. Jika diamati dengan mata biasa, planet hanya terlihat sebagai titik cahaya seperti bintang, namun dengan teleskop bisa melihat cincin Saturnus.
Semua planet mengitari matahari dengan periode tertentu, ada yang satu tahun dan ada pula yang lebih dari satu tahun. Hal ini bisa dihitung dan dimodelkan ketampakannya di langit, sehingga jauh-jauh hari sudah bisa diperkirakan.
Fenomena planet berjajar bisa diprediksi dengan menggunakan aplikasi gratis seperti Stellarium yang dapat mensimulasikan fenomena itu mulai dari titik terbit hingga kira-kira di atas kepala kita.
Mitos yang mengelilingi fenomena planet berjajar sering kali diramalkan oleh masyarakat sebagai pertanda sesuatu akan terjadi, namun ini didasarkan pada kepercayaan, bukan logika sains.
“Melalui fenomena planet berjajar kita bisa memberikan inspirasi bagi para siswa untuk mempelajari sains yang meskipun rumit tetapi menyenangkan,” pungkasnya. (*)
Bagikan
Frengky Aruan
Berita Terkait
Mikroplastik Hujani Jakarta, Pemprov DKI Sebut Sebagai 'Alarm' Lingkungan yang Perlu Segera Direspons

BRIN Ungkap Alasan Air Hujan Jakarta Bisa Mengandung Mikroplastik

Profesor BRIN Perkirakan Ukuran Meteor Cirebon 3-5 Meter, Pastikan Tidak Berbahaya

Pastikan Bukan Fenomena Hujan Meteor, BRIN Imbau Warga Cirebon Tidak Perlu Panik

BRIN Pastikan Meteor yang Lewati Cirebon Jatuh di Laut Jawa

Kronologis Tewasnya Pekerja Lepas BRIN di Lokasi Penelitian Sesar Aktif Demak

Pekerja Lepas Tewas di Lokasi Penelitian Sesar Aktif, Polres Demak Pastikan Bakal Periksa BRIN
Penelitian BRIN Makan Korban Jiwa, Pekerja Tewas Tertimpa Longsor di Lokasi Riset Sesar Aktif Demak

Peneliti BRIN Siti Zuhro Bicara Optimalisasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah

BRIN Lakukan Ekspedisi Maritim Pelajari Tsunami Akibat Tumbukan Lempeng Australia–Jawa, Ajak Peneliti China
