Kesehatan

Feeding Difficulties Hambat Tumbuh Kembang Optimal Anak

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Kamis, 10 Agustus 2023
Feeding Difficulties Hambat Tumbuh Kembang Optimal Anak

Faktor emosional seperti stres, perubahan rutinitas, atau kecemasan juga bisa mempengaruhi nafsu makan dan keinginan anak mencoba makanan baru. (Foto: Pexels/Naomi Shi)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

ORANGTUA harus waspada bila anak menunjukkan kesulitan makan. Antara lain penolakan makan selama lebih dari satu bulan, waktu makan terlalu lama, dan stres ketika makan. Kemungkinan besar ini adalah gejala masalah makan (feeding difficulties).

Masalah ini lazim dialami orangtua di Indonesia dan negara lain. Karena masalah ini, orangtua akan kesulitan menunaikan kebutuhan gizi anak pada masa pertumbuhan. Akibatnya, anak bisa terkena malnutrisi dan terhambat tumbuh-kembangnya.

Masalah makan bisa disebabkan oleh beberapa hal. Dari faktor lingkungan, perilaku atau psikologis anak, hingga gangguan organik seperti gangguan saluran cerna.

Dari perspektif gastrohepatologi, feeding difficulties bisa terjadi karena gangguan pada pencernaan sehingga memengaruhi nafsu makan anak dan rutinitas makan sehari-hari.

Beberapa gangguan pencernaan juga ditengarai jadi penyebab ketidaknyamanan anak saat makan. Antara lain diare, muntah, sakit perut, demam, gastroesophageal reflux disease (GERD), intoleransi laktosa, atau gangguan gastrointestinal lainnya.

Baca juga:

Nutrisi Tambahan Bantu Anak Bermasalah Makan Tumbuh Maksimal

diskusi
diskusi Penyebab dan Dampak Masalah Makan Terhadap Tumbuh Kembang Optimal. (Foto: Dok. cbcomm.id

Prof. dr. Badriul Hegar, Sp.A(K), Ph.D, Pakar Gastrohepatologi menyebutkan masalah makan pada anak perlu menjadi perhatian karena berdampak pada terganggunya pertumbuhan.

“Konsumsi zat nutrisi yang tidak optimal, perkembangan juga terganggu, dan mempengaruhi emosinya. Istilah yang sering dipakai dan penerapannya pada masalah makan bervariasi, kadang tidak konsisten. Ada yang menyebutnya kesulitan makan, picky eater, selective eater, dan beberapa istilah lainnya,” ungkap Prof. Hegar dalam diskusi Penyebab dan Dampak Masalah Makan Terhadap Tumbuh Kembang Optimal melalui keterangan resmi kepada Merahputih.com.

Prof. Hegar menyarankan orangtua untuk mengevaluasi kemungkinan adanya kelainan organik pada anak, minimal setiap 3 bulan.

"Tidak jarang kelainan organ yang tidak tertata laksana dengan maksimal, menyebabkan gangguan mind-set anak yang meninggalkan trauma terhadap makanan, sehingga meski kelainan organik telah teratasi, anak tetap mengalami masalah makan, menolak makanan yang diberikan,” papar Prof. Hegar.

Sementara itu, Vera Itabiliana S. Psi, Psikolog Anak di Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, menjelaskan penyebab masalah makan pada anak dari sudut pandang psikologi dan kebiasaan di keluarga.

Vera menyebut, praktik orang tua dalam memberi makan, orang tua yang juga memiliki feeding difficulties, atau sering menggunakan makanan sebagai hadiah atau hukuman dapat berkontribusi pada kebiasaan pilih-pilih makanan (picky eaters).

Baca juga:

Pentingnya Dukungan Bunda Optimalkan Tumbuh Kembang Buah Hati

feeding difficulties

Anak yang mempunyai pengalaman negatif dengan makanan tertentu akan ragu mencobanya lagi. (Foto: Pexels/Olia Danilevich)

"Lalu pemberian variasi menu makanan yang terbatas juga menyebabkan anak memiliki masalah feeding difficulties. Makanan bervariasi dengan ragam rasa dan tekstur penting diajarkan sejak dini untuk mengembangkan penerimaan makanan," ungkap Vera.

"Lingkungan makanan di rumah termasuk ketersediaan makanan yang berbeda dan kebiasaan makan anggota keluarga, dapat mempengaruhi pilihan dan preferensi makanan anak,” sambung Vera.

Vera Itabiliana menambahkan, anak yang mempunyai pengalaman negatif dengan makanan tertentu akan ragu mencobanya lagi. Faktor emosional seperti stres, perubahan rutinitas, atau kecemasan juga bisa mempengaruhi nafsu makan dan keinginan anak mencoba makanan baru. Ujungnya, anak susah makan.

Jika sudah begitu, anak berisiko mengalami malnutrisi sehingga menghambat tumbuh kembangnya dan melemahkan sistem imunitas. Keadaan begini rentan bikin anak mudah terinfeksi dan menurunkan daya pikir anak.

Dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A (K), MPH, Dokter Tumbuh Kembang Anak RSCM menjelaskan agar terhindar dari risiko malnutrisi, beberapa hal harus diperhatikan orang tua terkait pola makan anak.

“Hal yang paling penting dilakukan orang tua dalam situasi ini adalah segera berkonsultasi dengan dokter, jadi bisa ditentukan prioritas penanganan dan tata laksananya,” jelas dr. Bernie.

Dr. Bernie menekankan peran penting orangtua dalam mendukung tumbuh kembang optimal anak. Dia meminta orangtua memperhatikan pola makan anak dan variasi makanan yang akan sajikan kepada anak. (kna)

Baca juga:

Optimalkan Sistem Imun Anak Demi Tumbuh Kembangnya

#Anak-anak #Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Krisna Bagus

work smart, play hard.

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan