Fantastis, Harga Mi Instan di Daerah ini Rp 50.000 Per Bungkus
Ilustrasi mi instan (ANTARA FOTO/Agung N)
MerahPutih.Com - Seorang dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) terkaget-kaget saat hendak membeli mi instan. Kekagetannya tak lain karena harga mi instan yang fantastis. Dokter Leonardo, tak menyangka bahwa ia harus membayar Rp 50.000 untuk sebungkus mi instan.
"Saya heran dan tidak percaya sekali kalau warga yang tinggal di Kirihi menjual satu bungkus mi dengan Rp 50 ribu," kata dr Leonardo, dokter PTT) yang sudah setahun melakukan pelayanan kesehatan di Distrik Kirihi di Waropen, Jumat (20/10).
Sebagaimana diketahui harga satu bungkus mi instan di Distrik Kirihi, Kabupaten Waropen, Papua mencapai Rp 50.000.
Seperti dilansir Antara, Dokter Leonardo baru mengetahui harga satu bungkus mi instan itu ketika melakukan pelayanan kesehatan di salah satu kampung. Saat selesai melakukan pelayanan kesehatan, ada salah satu anak menangis meminta bapaknya membeli mi cepat saji (instan).
"Saya langsung bilang sama bapaknya, bapak beli sudah mi satu bungkus untuk anak bapak supaya tidak menangis lagi karena dia ingin makan mi. Namun bapaknya menjawab dokter mi satu bungkus harganya Rp 50 ribu, terlalu mahal," ujarnya.
"Nah dari situlah baru saya tahu kalau satu bungkus harga mi sangat mahal, saya langsung ajak anak itu ikut saya ke rumah dan saya kasih empat bungkus mi untuk dia karena masih ada stok saya," ujarnya.
Dalam pengalamannya selama di Papua, Leonardo mengatakan, warga Kirihi menganggap satu bungkus mi itu sangat istimewa bagi mereka sehingga dijual mahal. Biasanya warga memasak mi instan dicampur dengan nasi, dengan cara dihaluskan kemudian dituang dalam nasi yang masih mendidih.
"Satu bungkus mi itu sampai empat kali dicampur dengan nasi. Jadi satu bungkus mi itu dihancurkan kemudian dipakai sedikit-sedikit campur nasi," ujarnya.
Daerah Kirihi adalah satu distrik terjauh dari Kabupaten Waropen. Distrik itu berbatasan langsung dengan Kabupaten Nabire. Transportasi satu-satunya ke tempat itu dengan pesawat berbadan kecil.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Cek Harga Sembako di Pasar Solo, Mendag Temukan Harga Cabai Naik
Ibu Hamil Meninggal Setelah Ditolak Berbagai RS di Papua, Ini Respon Prabowo dan Menkes
Krisis Pembiayaan, Pemerintah Pusat Siap Selamatkan Mahasiswa Papua di Luar Negeri
Polres Mamberamo Raya Papua Diserang Massa: Aparat Terluka, Mobil dan Bangunan Rusak
Penggerebekan KKB Dugwi Kogoya Berawal dari Temuan Ponsel di Lokasi Keributan
Menhut Raja Juli Minta Maaf Pembakaran Barang Bukti Mahkota Cenderawasih Dapat Reaksi Dari Warga Papua
Menhut Raja Juli Kirim Eselon 1 ke Papua Redam Ketegangan Insiden Mahkota Cenderawasih
Ketua Adat La Pago Minta Rakyat Papua Jangan Terprovokasi Insiden Pemusnahan Mahkota Cenderawasih
Kemenhut Minta Maaf Lukai Hati Rakyat Papua, Akui Salah Bakar Mahkota Cenderawasih
Rute Gerilya Undius Kogoya Bos KKB Intan Jaya Sebelum Meninggal di Wandai