Media Sosial

Facebook Seret Pria Penjual Like Instagram Palsu ke Pengadilan

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Minggu, 30 Agustus 2020
Facebook Seret Pria Penjual Like Instagram Palsu ke Pengadilan

Facebook tindak tegas para penjual like instagram palsu (Foto: pixabay/simon)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

DEMI meraih sebuah popularitas, banyak akun-akun yang menggunakan jalan pintas seperti menggunakan jasa like dan followers dalam jumlah yang cukup banyak.

Hal itu dimaksudkan agar setiap orang yang melihat unggahan dengan like banyak dan followers banyak kagum pada si pemilik akun.

Sementara bila akun instagram untuk berjualan, harapannya ialah agar terlihat lebih keren dan mendapat kepercayaan dari para konsumen.

Baca Juga:

YouTube Blokir Youtuber Ini Karena Sering 'Julid'

Facebook tindak tegas para penjual like, view dan followers instagram palsu (Foto: engadget)

Namun jumlah like, view dan followers yang ditawarkan oleh sebuah penjual jasa tersebut sangat diragukan keasliannya. Karena tak sedikit kasus follower dan like palsu yang diberikan oleh para penjual jasa view, follower dan like.

Seperti halnya yang baru-baru ini terjadi. Facebook dikabarkan tengah menyelesaikan masalah like Instagram palsu ke pengadilan.

Perusahaan tersebut menggugat seorang pria yang kerap menjual like dan komentar palsu di Instagram. Langkah tersebut dilakukan Facebook sebagai bagian dari layanan like palsu.

Dilansir dari laman engadget, layanan yang diketahui bernama Nakrutka tersebut, menggunakan jaringan bot dan perangkat lunak otomatis untuk mendistribusikan like, komentar, view dan followers palsu di Instagram.

Facebook sendiri telah mengajukan sejumlah tuntutan hukum serupa pada pengembang yang menyalahgunakan data atau melanggar persyaratan layanannya.

Awal tahun ini, Facebook menggugat pengembang Spanyol karena menjual like Instagram palsu, dan menggugat perusahaan Selandia Baru, atas layanan like palsu pada tahun 2019.

Baca juga:

Microsoft Word Kini Bisa Transkrip Percakapan di Web

Tuntutan hukum tersebut merupakan bagian dari janji jaringan sosial, untuk mengambil tindakan yang lebih agresif terhadap pengembang nakal usai Cambridge Analytica.

Facebook melakukan tindakan tegas pada sejumlah pengembang yang nakal (Foto: pixabay/usa-reiseblogger)

Selain tindakan terhadap Nakrutka, Facebook juga menggugat MobiBurn, developer yang menggunakan software berbahaya untuk mengumpulkan data Facebook dari pengguna.

Para peneliti keamanan sebelumnya sudah memberi tahu Facebook, bahwa pengembang mengumpulkan informasi dari perangkat dan meminta data dari Facebook, termasuk nama orang, zona waktu, alamat email dan jenis kelamin.

Hal tersebut dilakukan ketika pengguna memasang aplikasi dan perangkat lunak MobiBurn. Terkait hal itu, Facebook mengatakan pada audit bahwa pengembang tersebut telah gagal sepenuhnya dalam bekerja sama. (Ryn)

Baca juga:

Google Maps akan Hadirkan Desain Baru yang Lebih Detail

#Media Sosial #Instagram #Facebook
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
Direktur Political and Public Policy Studies, Jerry Massie menilai, pelaporan akun medsos yang dinilai menghina Bahlil tidak etis. Sebab, hal itu masih dalam batas wajar.
Soffi Amira - Rabu, 22 Oktober 2025
Akun Medsos yang Hina Bahlil Dilaporkan ke Polisi, Direktur P3S: Sangat Tidak Etis
Indonesia
AMPG Laporkan Akun Medsos yang Hina Bahlil, Polda Metro Jaya Sebut Cuma Konsultasi
AMPG melaporkan sejumlah akun medsos yang menghina Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia. Polda Metro Jaya mengatakan, bahwa baru sebatas konsultasi hukum saja.
Soffi Amira - Rabu, 22 Oktober 2025
AMPG Laporkan Akun Medsos yang Hina Bahlil, Polda Metro Jaya Sebut Cuma Konsultasi
Lifestyle
RIP Foto! Instagram Ganti Total Tampilan, Reels dan DM Jadi 'Anak Emas'
Adam Mosseri umumkan uji coba tampilan baru dengan tab khusus Reels dan DM
Angga Yudha Pratama - Senin, 13 Oktober 2025
RIP Foto! Instagram Ganti Total Tampilan, Reels dan DM Jadi 'Anak Emas'
Indonesia
Pimpinan MPR Dukung Penerapan Kebijakan Satu Orang Satu Akun Media Sosial
Senator daerah pemilihan Sulawesi Tengah itu juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, penyedia platform, dan masyarakat sipil dalam mengawal implementasi kebijakan tersebut.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 19 September 2025
Pimpinan MPR Dukung Penerapan Kebijakan Satu Orang Satu Akun Media Sosial
Indonesia
Marak Akun Palsu, Komisi I DPR Dorong Kampanye 1 Orang Punya 1 Akun Medsos
Komisi I DPR mendorong kampanye agar satu orang memiliki satu akun media sosial. Sebab, akun tersebut dimanfaatkan untuk menggiring opini hingga menyebarkan hoaks.
Soffi Amira - Selasa, 16 September 2025
Marak Akun Palsu, Komisi I DPR Dorong Kampanye 1 Orang Punya 1 Akun Medsos
Dunia
Sempat Disebut Meninggal Akibat Kebakaran, Istri Eks PM Nepal Masih Hidup, Dirawat Intensif
Khabarhub melapoorkan bahwa Rabilaxmi Chitrakar, dirawat intensif pada Rabu setelah mengalami luka bakar serius akibat kebakaran yang dipicu oleh para demonstran di rumahnya.
Frengky Aruan - Jumat, 12 September 2025
Sempat Disebut Meninggal Akibat Kebakaran, Istri Eks PM Nepal Masih Hidup, Dirawat Intensif
Dunia
Presiden Nepal Yakinkan Semua Pihak, Tuntutan Pengunjuk Rasa Akan Dipenuhi
Pernyataan itu disampaikan menyusul gelombang protes keras yang terjadi di Nepal sejak awal pekan, hingga membuatnya jatuhnya korban, yang meningkat menjadi 34 orang tewas
Frengky Aruan - Jumat, 12 September 2025
Presiden Nepal Yakinkan Semua Pihak, Tuntutan Pengunjuk Rasa Akan Dipenuhi
Indonesia
Klarifikasi Unggahan Anaknya Soal Lengserkan CIA, Menkeu Purbaya: Dia Anak Kecil, Tak Tau Apa-Apa
Purabaya menegaskan kejadian ini menjadi pelajaran baginya dan keluarga untuk menjaga sikap maupun ucapan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 11 September 2025
Klarifikasi Unggahan Anaknya Soal Lengserkan CIA, Menkeu Purbaya: Dia Anak Kecil, Tak Tau Apa-Apa
Dunia
19 Tewas dalam Demonstrasi Tolak Larangan Medsos dan Serukan Penindakan Korupsi, Perdana Menteri Nepal Mundur
Demonstrasi, yang disebut sebagai protes Generasi Z, dimulai setelah pemerintah memblokir platform seperti Facebook, X, dan YouTube, dengan alasan perusahaan-perusahaan itu gagal mendaftar dan tunduk pada pengawasan pemerintah.
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
19 Tewas dalam Demonstrasi Tolak Larangan Medsos dan Serukan Penindakan Korupsi, Perdana Menteri Nepal Mundur
Dunia
Nepal Akhirnya Cabut Larangan Media Sosial setelah Protes Besar Menewaskan 19 Orang
Massa mengepung gedung Parlemen sebelum polisi melepaskan tembakan ke arah para demonstran.
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Nepal Akhirnya Cabut Larangan Media Sosial setelah Protes Besar Menewaskan 19 Orang
Bagikan