Facebook Bikin Panduan Etika Bersama Debrett

P Suryo RP Suryo R - Sabtu, 05 Oktober 2019
Facebook Bikin Panduan Etika Bersama Debrett

Chatting dalam grup harus memperhatikan etika. (Foto: Pexels/bruce mars)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

AGAKNYA media sosial sudah tidak peduli dengan etika. Etika seolah sirna ketika semua orang melakukan chatting. Padahal dimanaun etika harus tetap dipegang. Ini yang membuat lembaga pengajaran etika, Debrett di Inggris berusaha tetap menjaganya meskipun di media sosial.

Lembaga yang sudah berusia 250 tahun itu tak henti-hentinya mengampanyekan etika di media sosial. Ini membuat Facebook kemudian berkolaborasi dengan Debrett tetap menghadirkan etika pada media sosial. Hasil kerja sama itu memberikan panduan etika di dunia media sosial. Panduan itu meliputi boleh dan tidak boleh yang dilakukan di grup chat berdasarkan etika.

Baca Juga:

Chat Dari Mantan Bisa Bikin Kamu Galau Tiba-tiba? Ini Kata Psikolog

chat
Tidak ada etika percakapan dalam medsos. (Foto: Pixabay/Pixaline)

Dari laman Mirror menyebutkan bahwa panduan ini sudah melewati riset pada aplikasi chat, Messenger yang berada di bawah bendera Facebook. Salah satu himbauannya adalah tidak mengirimkan sepatah kata atau emoji tunggal pada lawan chattingnya. Sebab ini menunjukan keengganan melakukan komunikasi, seperti seseornag tengah sibuk atau tidak menunjukan ketertarikan pada percakapan.

Namun juga tidak dibenarkan mengirimkan pesan yang sama berulang-ulang, lebih dari empat atau lima pesan, dalam satu waktu. Sekali saja sudah cukup mengungkapkan buah pikir seseorang.

Panduan itu menyebutkan jika berada dalam grup chat mengirimkan pesan berulang-ulang sepertinya jadi mendominasi dan dapat membuat kebingungkan pada anggota chat lainnya untuk mengikuti pembicaraan yang sebenarnya.

Kalau ada anggota yang tak sempat melihat ponselnya karena memiliki kesibukan sendiri, mendapati grup chatnya dengan banyak pesan, besar kemungkinan dia akan melewati percakapan yang banyak itu. Namun kalau hanya sedikit, ada kemungkinan dia akan memeriksa chat yang terlewat.

Baca Juga:

Facebook Messenger, Instagram, dan WhatsApp akan Digabung, Berkirim Pesan akan Semakin Mudah?

medsos
Chatting dalam grup harus mengikuti etika. (Foto: Pixabay/Erik_lucatero)

Kesalahan terbesar dalam grup chat adalah ngegosip dan ghosting. Ghosting menurut laman womantalk adalah suatu fenomena menghilangnya seseorang dalam suatu hubungan secara tiba-tiba, tanpa kejelasan atau sebab yang pasti. Umumnya di luar grup chat berurusan dengan percintaan.

Ada baiknya orang yang menghilang ini didekati kembali lewat jalur pribadi atau telepon secara langsung. Bila urusan bukan percintaan bisa jadi akan mudah dilakukan.

Yang paling jelas larangannya adalah membroadcast informasi pribadi atau percakapan pada japri (jalur pribadi) pada grup chatting. Ini akan membuat orang yang terbroadcast merasa ditelenjangi dan dipermalukan.

Adapula orang yang merasa pesannya harus segara dibalas, kalau bukan penting agaknya tak perlu sampai menunggu. Biarkan saja sampai dibalas meskipun berhari-hari baru terbalas. Begitu juga dengan cara membalas, tak perlu langsung menjawab kalau pesannya bukan urgent.

Kalau mendesak orang untuk segera membalas akan membuat suasana menjadi tidak enak. Pertama pada orang yang dituju dan kedua orang lain sudah bersiap dengan pertahanannya. (psr)

Baca Juga:

Zodiak ini Hobinya 'Chatting' Lewat Ponsel

#Sosmed #Media Sosial #Etika
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Imbas Konten Pornografi, X Harus Bayar Denda Rp 80 Juta ke Pemerintah
X telah membayar denda Rp 80 juta ke pemerintah. Hal itu imbas dari konten pornografi yang tersebar di platform tersebut.
Soffi Amira - Minggu, 14 Desember 2025
Imbas Konten Pornografi, X Harus Bayar Denda Rp 80 Juta ke Pemerintah
Indonesia
Polda Jabar Bakal Selidiki YouTuber Resbob Terkait Dugaan Ujaran Kebencian
Kasus ini mencuat setelah dalam salah satu siaran di YouTube, Resbob melontarkan ucapan bernada penghinaan terhadap pendukung Persib dan masyarakat Sunda. Tayangan tersebut kemudian viral dan memicu kemarahan publik.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 12 Desember 2025
Polda Jabar Bakal Selidiki YouTuber Resbob Terkait Dugaan Ujaran Kebencian
Indonesia
DPR Usul Buzzer Bisa Langsung Diusut Tanpa Aduan, Revisi UU ITE Kembali Diungkapkan
Agar dilakukan revisi terhadap Undang-Undang ITE, agar konten dari buzzer yang berpotensi memicu kerusuhan dapat ditindak tanpa harus melalui delik aduan.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 08 Desember 2025
DPR Usul Buzzer Bisa Langsung Diusut Tanpa Aduan, Revisi UU ITE Kembali Diungkapkan
Indonesia
Indonesia Resmi Atur Anak di Ruang Digital, Sanksi Bagi Platform Tengah Dirumuskan
PP Tunas juga tidak hanya mengatur media sosial, tetapi juga mengatur seluruh penyelenggara sistem elektronik (PSE) mengingat semua platform digital juga memiliki fitur komunikasi dengan orang tidak dikenal.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 08 Desember 2025
Indonesia Resmi Atur Anak di Ruang Digital, Sanksi Bagi Platform Tengah Dirumuskan
Indonesia
Menkomdigi Tegaskan Batas Usia Pengguna Medsos Wajib Dipatuhi, PSE Siap Kena Sanksi
Meutya Hafid menegaskan batas usia anak untuk akun media sosial dalam PP Tunas. PSE wajib mematuhi aturan atau menerima sanksi dari pemerintah.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 08 Desember 2025
Menkomdigi Tegaskan Batas Usia Pengguna Medsos Wajib Dipatuhi, PSE Siap Kena Sanksi
Dunia
Larangan Medsos di Australia, Meta Mulai Keluarkan Anak-Anak dari Instagram dan Facebook
Diperkirakan, 150 ribu pengguna Facebook dan 350 ribu akun Instagram akan terdampak.
Dwi Astarini - Kamis, 04 Desember 2025
 Larangan Medsos di Australia, Meta Mulai Keluarkan Anak-Anak dari Instagram dan Facebook
Indonesia
DKPP Janji Penyelesaian Etik Penyelenggara Pemilu Dijamin Cepat
Prosedur penyelesaian etik di DKPP dirancang untuk menjamin kecepatan, kesederhanaan, dan efektivitas.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 21 November 2025
DKPP Janji Penyelesaian Etik Penyelenggara Pemilu Dijamin Cepat
Indonesia
Buntut Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Pramono Kaji Pembatasan Medsos Bagi Siswa
Pemprov akan menerapkan sanksi bagi pelaku pelanggaran dan menegakkan aturan secara konsisten.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 19 November 2025
Buntut Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Pramono Kaji Pembatasan Medsos Bagi Siswa
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA] : Mark Zuckerberg Sebut, Jika Perang antara AS dan Iran Pecah, Dunia akan Kehilangan Media Sosial Instagram hingga Google
Tidak ditemukan pernyataan resmi atau pemberitaan kredibel tentang Mark Zuckerberg yang mengaitkan konflik Iran-AS dengan matinya Google atau internet secara global.
Dwi Astarini - Senin, 10 November 2025
[HOAKS atau FAKTA] : Mark Zuckerberg Sebut, Jika Perang antara AS dan Iran Pecah, Dunia akan Kehilangan Media Sosial Instagram hingga Google
Indonesia
Akun Medsos Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Diperiksa, Polisi Temukan Barang Bukti Penting
Akun media sosial terduga pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta diperiksa. Polisi menyebutkan, ada sejumlah barang bukti yang ditemukan.
Soffi Amira - Sabtu, 08 November 2025
Akun Medsos Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Diperiksa, Polisi Temukan Barang Bukti Penting
Bagikan