Facebook Bikin Panduan Etika Bersama Debrett


Chatting dalam grup harus memperhatikan etika. (Foto: Pexels/bruce mars)
AGAKNYA media sosial sudah tidak peduli dengan etika. Etika seolah sirna ketika semua orang melakukan chatting. Padahal dimanaun etika harus tetap dipegang. Ini yang membuat lembaga pengajaran etika, Debrett di Inggris berusaha tetap menjaganya meskipun di media sosial.
Lembaga yang sudah berusia 250 tahun itu tak henti-hentinya mengampanyekan etika di media sosial. Ini membuat Facebook kemudian berkolaborasi dengan Debrett tetap menghadirkan etika pada media sosial. Hasil kerja sama itu memberikan panduan etika di dunia media sosial. Panduan itu meliputi boleh dan tidak boleh yang dilakukan di grup chat berdasarkan etika.
Baca Juga:
Chat Dari Mantan Bisa Bikin Kamu Galau Tiba-tiba? Ini Kata Psikolog

Dari laman Mirror menyebutkan bahwa panduan ini sudah melewati riset pada aplikasi chat, Messenger yang berada di bawah bendera Facebook. Salah satu himbauannya adalah tidak mengirimkan sepatah kata atau emoji tunggal pada lawan chattingnya. Sebab ini menunjukan keengganan melakukan komunikasi, seperti seseornag tengah sibuk atau tidak menunjukan ketertarikan pada percakapan.
Namun juga tidak dibenarkan mengirimkan pesan yang sama berulang-ulang, lebih dari empat atau lima pesan, dalam satu waktu. Sekali saja sudah cukup mengungkapkan buah pikir seseorang.
Panduan itu menyebutkan jika berada dalam grup chat mengirimkan pesan berulang-ulang sepertinya jadi mendominasi dan dapat membuat kebingungkan pada anggota chat lainnya untuk mengikuti pembicaraan yang sebenarnya.
Kalau ada anggota yang tak sempat melihat ponselnya karena memiliki kesibukan sendiri, mendapati grup chatnya dengan banyak pesan, besar kemungkinan dia akan melewati percakapan yang banyak itu. Namun kalau hanya sedikit, ada kemungkinan dia akan memeriksa chat yang terlewat.
Baca Juga:
Facebook Messenger, Instagram, dan WhatsApp akan Digabung, Berkirim Pesan akan Semakin Mudah?

Kesalahan terbesar dalam grup chat adalah ngegosip dan ghosting. Ghosting menurut laman womantalk adalah suatu fenomena menghilangnya seseorang dalam suatu hubungan secara tiba-tiba, tanpa kejelasan atau sebab yang pasti. Umumnya di luar grup chat berurusan dengan percintaan.
Ada baiknya orang yang menghilang ini didekati kembali lewat jalur pribadi atau telepon secara langsung. Bila urusan bukan percintaan bisa jadi akan mudah dilakukan.
Yang paling jelas larangannya adalah membroadcast informasi pribadi atau percakapan pada japri (jalur pribadi) pada grup chatting. Ini akan membuat orang yang terbroadcast merasa ditelenjangi dan dipermalukan.
Adapula orang yang merasa pesannya harus segara dibalas, kalau bukan penting agaknya tak perlu sampai menunggu. Biarkan saja sampai dibalas meskipun berhari-hari baru terbalas. Begitu juga dengan cara membalas, tak perlu langsung menjawab kalau pesannya bukan urgent.
Kalau mendesak orang untuk segera membalas akan membuat suasana menjadi tidak enak. Pertama pada orang yang dituju dan kedua orang lain sudah bersiap dengan pertahanannya. (psr)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Polisi Masih Buru Akun Media Sosial yang Sebarkan Provokasi Demo dan Penjarahan

Provokasi Bakar Bandara Soetta di TikTok, Pekerja Swasta Jadi Tersangka

Layanan TikTok Live Dikabarkan Dimatikan

Terima Challenge Ekstrem, Streamer Prancis Jean Pormanove Meninggal saat Siaran Langsung

Australia Masukkan YouTube ke Larangan Media Sosial untuk Anak-Anak di Bawah 16 Tahun

Legislator PKB Usulkan Pembatasan Akun Ganda Media Sosial dalam RUU Penyiaran

Keberatan Platform Digital User Generated Content Diatur UU Penyiaran

Mengenal PoliceTube, Platform Milik Polri yang Mirip dengan YouTube dan TikTok

16 Miliar Data Bocor, Pengguna Apple hingga Google Diminta Ganti Password

AS Perketat Visa Pelajar, Wajib Cantumkan Akun Media Sosial di Formulir
