Enggak Semua Makanan yang Ditranslate Jadi Naik Kelas


Menu makanan Indonesia ini belum tentu naik kelas kalau diterjemahkan ke bahasa Inggris. (Foto: Unsplash/Louis Hansel)
MAKANAN Indonesia beragam dengan berbagai cita rasa yang khas dan kerap menjadi kuliner favorit warga dunia. Mulai dari makanan asin, manis, gurih, semuanya ada. Terlebih kebanyakan makanan asal Indonesia dibanderol dengan harga terjangkau, karena bahannya yang cenderung mudah didapat.
Tak mengherankan bila kuliner khas Indonesia kerap digemari, meski kebanyakan hanya dijaja oleh pedagang di pinggir jalan saja dan bukan di restoran-restoran ternama nan mewah. Namun seiring dengan perkembangan zaman, kuliner khas Indonesia mulai masuk ke jajaran menu restoran mewah seperti yang ada di mal dan hotel.
Karena mulai masuk ke restoran mewah, akhirnya nama-nama menu yang sebelumnya berbahasa Indonesia harus diterjemahkan agar mampu tampil sejajar dengan berbagai kuliner asing. Namun meski sudah diterjemahkan, belum tentu nilai makanan itu ikut naik kelas.
Baca juga:
Restoran Satu-satunya di Madrid Ini Sukses Kenalkan Makanan Indonesia
Ada empat makanan khas Indonesia yang namanya paling nyeleneh kala diterjemahkan ke bahasa Inggris, dan belum tentu naik kelas. Sering kali rasanya juga tetap lebih enak dari yang dijaja di pinggir jalan.
1. Nasi goreng komplit (fried rice with egg)

Makanan sejuta umat yang satu ini mendadak lebih mahal dua kali lipat setelah diterjemahkan ke bahasa Inggris. Padahal cita rasanya belum tentu naik jadi lebih nikmat dua kali lipat, malah sering kali porsinya justru berkurang dua kali lipat alias lebih banyak yang dijual oleh pedagang nasi goreng gerobak keliling.
2. Pecel (Javanese Salad with Peanut Sauce)

Mungkin pecel bisa dibilang masuk ke kategori salad sebagaimana bahan bakunya yang mayoritas terdiri dari sayuran. Namun ketika dijual di restoran mewah seperti di hotel dan mal, mungkin harganya bisa naik dua hingga tiga kali lipat, meski secara porsi dan rasa belum tentu ikut naik kelas.
Baca juga:
Wow! Makanan Tradisional Indonesia Berikut Punya Sejarah Unik
3. Telur dadar (scrambled egg/omelette)

Ketika dijual sebagai telur dadar biasanya dibanderol hanya sebesar Rp 2 ribu-Rp 3 ribu saja, namun ketika sudah diterjemahkan menjadi scrambled egg atau omelette, maka harganya bisa naik berkali-kali lipat hingga belasan bahkan puluhan ribu. Padahal secara cita rasa, mungkin telur dadar masih lebih bercita rasa berkat kegurihannya, bukan harganya.
4. Cilok (boiled takoyaki)

Pasti kamu pernah membeli dan memakan cilok. Harganya yang dijaja oleh penjual keliling menggunakan gerobak mungkin hanya dibanderol sekitar Rp 5 ribu-Rp 10 ribu saja, bahkan masih bisa dibeli dengan harga Rp 2 ribu. Namun bisa jadi beda cerita kalau diterjemahkan ke 'boiled takoyaki', bukan tak mungkin harganya bisa naik hingga berkali-kali lipat. (waf)
Baca juga:
5 Makanan Khas Indonesia yang Telah Memiliki Reputasi di Dunia
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa

Karyawan Palsukan Tanggal Kedaluwarsa, Jaringan Ritel Jepang Hentikan Penjualan Onigiri

Oase Seribu Rasa di Arena Lakeside Kemayoran, Sajikan Kelezatan Nusantara dan Asia Tenggara dengan Sentuhan Modern

Berburu Promo Makanan di 17 Agustus, dari Potongan Harga sampai Tebus Murah

Bertualang Rasa di Senopati, ini nih Rekomendasinya
Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen

Menilik Deretan Menu Spesial ala Future Menu 2025 Ramaikan Industri Kuliner Indonesia

Dukung Gaya Hidup Sehat, ini nih Manfaat Sehat Jus Cold-Pressed

Menikmati Nuansa Sarapan Ala New York di Tengah Jakarta
