Ekspor Oktober 2016 Meningkat, Kontribusi Non Migas 45,81 Persen

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Rabu, 16 November 2016
Ekspor Oktober 2016 Meningkat, Kontribusi Non Migas 45,81 Persen

Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (14/9). (Foto: MerahPutih/Fadhli)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Keuangan - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi peningkatan ekspor Oktober 2016 konstribusi terbesar berasal dari sektor non migas, yakni sebesar 45,81 persen. 

"Nilai ekspor Indonesia Oktober 2016 meningkat 0,88 persen dibanding ekspor September 2016. Demikian juga dibanding Oktober 2015 meningkat 4,60 persen," ujar Kepala BPS Suhariyanto, di kantornya di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (15/11). 

Lebih lanjut, Suhariyanto mengatakan total nilai ekspor di bulan Oktober 2016 sebesar US$ 12,68 miliar. Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober 2016 mencapai US$ 117,09 miliar.

Disebutkan peningkatan terbesar ekspor nonmigas Oktober 2016 terhadap September 2016 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$ 287,1 juta (19,02 persen), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$ 158,8 juta (37,28 persen).

Menurut Suhariyanto komoditi lainya yang juga ikut meningkat nilai eskpornya adalah bahan bakar mineral US$107,0 juta (8,43 persen), kapal laut US$72,5 juta (537,95 persen), besi dan baja US$53,5 juta (31,76 persen).

"Alas kaki US$53,4 juta (15,65 persen) sedangkan komoditi yang menurun selain bijih, kerak, abu logam adalah benda-benda dari besi dan baja US$93,0 juta (47,76 persen), perhiasan/permata US$75,4 juta (18,83 persen). Untuk pakaian jadi bukan bukan rajutan US$71,6 juta (22,83 persen) serta mesin-mesin/pesawat mekanik US$56,0 juta (10,69 persen)," ucap Suhariyanto.

Selama Januari-Oktober, sambungnya, ekspor 10 golongan barang (HS 2 digit) memberikan kontribusi 45,81 persen terhadap total ekspor nonmigas.

"Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang tersebut turun 5,66 persen terhadap periode yang sama tahun 2015," pungkasnya. (Abi)

BACA JUGA:

  1. Harga Emas Susut Rp2.000 ke Rp593.000 per Gram
  2. Rupiah Bergerak di Zona Hijau
  3. 200 Pelaku UMKM Jakarta Ikuti Sosialisasi Amnesti Pajak
  4. Ditjen Pajak Janji Evaluasi Tarif Pajak untuk UMKM
  5. Pemerintah Terus Bujuk Google untuk Bayar Pajak

 

#Kepala BPS Suhariyanto #Badan Pusat Statistik (BPS) #Ekspor Migas
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Inflasi September Capai 0,21 Persen, Tertinggi di Deli Serdang Sebesar 6,81 persen
Sedangkan deflasi kabupaten/kota y-on-y terjadi di Kabupaten Halmahera Tengah sebesar 1,21 persen dengan IHK sebesar 107,51.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 01 Oktober 2025
Inflasi September Capai 0,21 Persen, Tertinggi di Deli Serdang Sebesar 6,81 persen
Indonesia
Harga Telur Melonjak 32 Persen, Alasanya Harga Jagung Naik dan Produksi Minus
Angka perkiraan produksi JPK pada Agustus sebesar minus 21,09 persen; September minus 24,73 persen; dan Oktober diperkirakan minus 15,67 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 23 September 2025
Harga Telur Melonjak 32 Persen, Alasanya Harga Jagung Naik dan Produksi Minus
Indonesia
Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak
Jumlah uang beredar kemudian mulai melandai sejak Mei, yang juga mempengaruhi perlambatan kinerja ekonomi setelah periode itu.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 22 September 2025
Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak
Indonesia
Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah
Terdapat bahan pangan yang memberikan andil inflasi pada Agustus 2025, yaitu bawang merah dan beras dengan kontribusi masing-masing 0,05 persen dan o,03 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 September 2025
Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah
Indonesia
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Ekonomi Indonesia triwulan II-2025 terhadap triwulan II-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 5,12 persen (y-on-y).
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Indonesia
Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit
Fenomena ini diartikan sebagai masyarakat yang hanya datang ke pusat perbelanjaan, tetapi jarang melakukan pembelian.
Frengky Aruan - Sabtu, 26 Juli 2025
Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit
Indonesia
Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia
Pada Maret 2025, persentase penduduk miskin ekstrem yang mengacu pada garis kemiskinan ekstrem Bank Dunia 2,15 dolar AS (PPP 2017) per kapita per hari, tercatat sebesar 0,85 persen atau 2,38 juta orang.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia
Indonesia
Penduduk Miskin Ekstrem Sebanyak 2,38 Juta, Garis Kemiskinan Rp 609.160 Per Kapita Per Bulan
Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2025 tercatat sebanyak 23,85 juta orang atau turun 0,2 juta orang dibandingkan dengan September 2024.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Penduduk Miskin Ekstrem Sebanyak 2,38 Juta, Garis Kemiskinan Rp 609.160 Per Kapita Per Bulan
Indonesia
Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata pengeluaran penduduk miskin di perkotaan semakin kecil.
Frengky Aruan - Jumat, 25 Juli 2025
Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’
Indonesia
Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Naik Drastis
Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,36 persen poin dibandingkan September 2024 dan Maret 2024 yang masing-masing sebesar 21,39 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Naik Drastis
Bagikan