Finansial

Ekonomi Global Kuartal 4 Menantang, Pertumbuhan Domestik Tetap Kuat

Dwi AstariniDwi Astarini - Senin, 10 Oktober 2022
Ekonomi Global Kuartal 4 Menantang, Pertumbuhan Domestik Tetap Kuat

Pertumbuhan ekonomi dalam negeri masih optimitis. (foto: pexels-lukas)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

KUARTAL keempat 2022 datang menantang. Dalam hal ekonomi, tahun 2022 dipenuhi tantangan cukup berat akibat makroekonomi nan tak menentu.

Kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi belakangan ini tentunya bukan tanpa alasan, melainkan dampak dari berbagai peristiwa yang terjadi, salah satunya yakni konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Konflik tersebut telah menyebabkan gangguan pada rantai pasok barang di seluruh dunia.

Meski demikian, bukan berarti kamu yang tengah membangun portofolio investasi malah berhenti. Economist di Bahana TCW Investment Management Emil Muhamad, dalam keterangan resmi yang diterima Merahputih.com, memberikan gambaran prospek ekonomi kuartal 4 lewat 5 poin analisis.

BACA JUGA:

Edukasi Jadi Kunci Dorong Investasi Kripto

1. Inflasi AS telah lewati puncak, tapi berpeluang tetap tinggi

Sejalan dengan penurunan harga komoditas seperti minyak dunia, besi dan baja, gandum, hingga kedelai, inflasi AS mulai turun pada Juli lalu. Di masa depan, inflasi AS berpotensi sedikit turun, tapi tetap pada tingkat yang tinggi.

Pasar memperkirakan inflasi berada di kisaran 7-10 persen pada Q4 2022. Meskipun perlahan mulai turun, inflasi yang bertahan tetap tinggi masih mendorong The Fed untuk melanjutkan penaikan suku bunganya. Hal itu akan menjadi salah satu faktor pendorong Bank Indonesia untuk menaikan suku bunga.

2. Tren penaikan suku bunga AS dan global berpotensi berlanjut

Dalam rangka mengendalikan inflasi kembali ke target 2 persen, The Fed dan bank sentral lainnya masih perlu melanjutkan tren penaikan suku bunga. Gubernur The Fed Jerome Powell telah menyatakan dengan tegas pada perhelatan Jackson Hole Economic Symposium bahwa The Fed akan terus menaikkan suku bunga hingga inflasi telah ‘mati’ atau tidak akan bangkit lagi.

Hal itu akan dilakukan The Fed meskipun konsekuensinya ekonomi AS harus melemah. Langkah serupa juga baru-baru ini diambil Bank Sentral Eropa. European Central Bank (ECB) menyatakan akan terus menaikkan suku bunga hingga inflasi dapat terkendali. Dengan begitu, pada Q4 2022, tren penaikan suku bunga masih akan berlanjut dan akan berdampak negatif pada pasar obligasi global, termasuk pasar obligasi Indonesia.

BACA JUGA:

4 Tips Aman Investasi di Cryptocurrency

3. Ekonomi global melambat, pasar saham global hadapi tantangan

Setelah berakhirnya stimulus ekonomi besar-besaran semasa krisis akibat COVID-19, ekonomi global kini tengah menuju perlambatan. Kombinasi konflik geopolitik, lockdown ketat di Tiongkok, serta penaikan suku bunga global menjadi paduan yang tepat menuju perlambatan ekonomi global.

Hal itu dapat menjadi risiko negatif bagi pasar saham global di Q4 2022. Perlambatan berpotensi terjadi lebih dulu di Eropa, kemudian menjalar ke Amerika dan Asia. Secara historis, performa pasar saham tertekan di masa perlambatan ekonomi.

4. Penaikan harga BBM bangkitkan inflasi domestik

Setelah sekian lama menahan tekanan kenaikan harga minyak mentah dunia, pemerintah akhirnya menaikkan harga BBM bersubsidi Pertalite, Pertamax, dan Bio Solar. Penaikan harga tidak terhindarkan lagi setelah beban subsidi APBN meningkat tajam.

Setelah Penaikan harga BBM, sejumlah barang dan jasa lain mulai terpantau ikut menyesuaikan. Dampak penaikan harga BBM diperkirakan masih akan terus terjadi hingga Q4 2022. Inflasi berpotensi naik mengikuti inflasi global yang selama ini telah naik terlebih dahulu akibat tidak adanya skema subsidi. Dengan bergabungnya Indonesia ke jajaran negara dengan inflasi tinggi, hal itu dapat membawa risiko pada performa aset keuangan, terutama pasar obligasi Indonesia yang terus mengalami arus keluar dana investor asing.

5. Pertumbuhan ekonomi domestik tetap kuat

Di tengah perlambatan ekonomi global, Indonesia diperkirakan dapat tetap mencatatkan pertumbuhan yang tinggi di atas pertumbuhan ekonomi global. Hal itu disebabkan berkah dari harga komoditas ekspor seperti batu bara dan minyak sawit yang naik tajam sepanjang 2022 ini.

Di Q4 2022, harga batu bara global diperkirakan akan tetap tinggi seiring berlanjutnya sanksi Eropa atas energi dari Rusia. Selain faktor komoditas, pertumbuhan domestik juga didukung reformasi yang dilakukan pemerintah terutama pada sektor komoditas nikel. Proses pengolahan nikel yang dilakukan di dalam negeri berpotensi menjadi katalis pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam lima tahun mendatang. Hal itu tentu akan menjadi katalis positif untuk mendorong pertumbuhan kelas aset saham domestik, khususnya pada kuartal 4 2022.

Berdasarkan gambaran prospek tersebut, Emil mengingatkan agar masyarakat tetap optimistis dalam menyikapi ketidakpastian yang terjadi, khususnya setelah Indonesia mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi di kuartal 3 lalu. “Risiko dan tantangan ekonomi domestik masih ada, tapi pasar keuangan Indonesia kali ini lebih solid dan diperkirakan mampu memberikan return yang relatif baik jika dibandingkan dengan pasar keuangan negara lain,” jelas Emil.

Walaupun kuartal 4 tahun ini dapat disambut dengan optimistis, namun investor tetap harus jeli dan hati-hati dalam menentukan strategi investasi terbaik mereka, khususnya dalam hal memilih produk investasi yang sesuai dengan tujuan finansial yang hendak dicapai.(*)

BACA JUGA:

3 Perusahaan Korea Siap Investasi di IKN Nusantara

#Bisnis #Finansial
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Lifestyle
Mengaitkan Tabungan dan Kredit: Langkah Baru Menuju Inklusi Keuangan
Cara ini tidak hanya mendorong kebiasaan finansial yang sehat, tetapi juga memperluas akses terhadap kredit secara bertanggung jawab.
Dwi Astarini - Jumat, 24 Oktober 2025
Mengaitkan Tabungan dan Kredit: Langkah Baru Menuju Inklusi Keuangan
Indonesia
Alasan Prahara Banyak Startup Bangkrut & Gagal Versi BRIN
BRIN menyoroti ketidaksesuaian antara produk yang dikembangkan startup dengan kebutuhan masyarakat sebagai faktor utama.
Wisnu Cipto - Rabu, 22 Oktober 2025
Alasan Prahara Banyak Startup Bangkrut & Gagal Versi BRIN
Lifestyle
Ramalan Zodiak 18 Oktober 2025: Cinta dan Uang, Siapkah Kamu?
Simak ramalan zodiak hari ini, 18 Oktober 2025, lengkap dengan prediksi keuangan & asmara. Plus tips menghadapi masalah finansial dan percintaan.
ImanK - Jumat, 17 Oktober 2025
Ramalan Zodiak 18 Oktober 2025: Cinta dan Uang, Siapkah Kamu?
Indonesia
FLEI 2025 Dorong Jenama Lokal Tembus Pasar Global, Kadin Sebut Potensi Ekspor maki Terbuka
Dengan peluang yang sangat potensial, ajang tahunan ini menjadi magnet bagi pelaku usaha waralaba dan kemitraan.
Dwi Astarini - Sabtu, 11 Oktober 2025
FLEI 2025 Dorong Jenama Lokal Tembus Pasar Global, Kadin Sebut Potensi Ekspor maki Terbuka
Lifestyle
Ramalan Zodiak 11 Oktober 2025: Keuangan Naik Turun, Asmara Bikin Deg-degan!
Ramalan zodiak hari ini, 11 Oktober 2025, ungkap kondisi keuangan dan asmara tiap zodiak. Cek prediksi dan tips agar dompet dan hati tetap aman!
ImanK - Jumat, 10 Oktober 2025
Ramalan Zodiak 11 Oktober 2025: Keuangan Naik Turun, Asmara Bikin Deg-degan!
Indonesia
Dharma Jaya Catat Lonjakan Bisnis 190 Persen Sambil Jaga Ketahanan Pangan
Dharma Jaya mencatat lonjakan bisnis 190 persen sambil menjaga ketahanan pangan.
Soffi Amira - Jumat, 03 Oktober 2025
Dharma Jaya Catat Lonjakan Bisnis 190 Persen Sambil Jaga Ketahanan Pangan
ShowBiz
‘KPop Demon Hunters’ Mewarnai Lorong Camilan di Korea Selatan, dari Mi Instan hingga Cake Bikin Perusahaan Cuan Besar
Perusahaan makanan berebut menggandeng megahit Netflix tersebut.
Dwi Astarini - Rabu, 01 Oktober 2025
 ‘KPop Demon Hunters’ Mewarnai Lorong Camilan di Korea Selatan, dari Mi Instan hingga Cake Bikin Perusahaan Cuan Besar
Lifestyle
Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial
John Elkann dan saudara-saudaranya, Lapo dan Ginerva, akan membayar 183 juta euro atau sekira Rp 3,53 triliun kepada otoritas pajak Italia.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
 Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial
Lifestyle
Gen Z Juga Suka Nabung, Simpan Uang di Dompet Digital
Gen Z sudah cukup nyaman untuk menyimpan di rekening e-wallet mereka.
Dwi Astarini - Selasa, 29 Juli 2025
Gen Z Juga Suka Nabung, Simpan Uang di Dompet Digital
Indonesia
Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting
Kopdes adalah program besar yang mahal dan berisiko, sehingga pemerintah perlu test the water dengan melakukan piloting
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 21 Juli 2025
Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting
Bagikan