E-Commerce jadi Penyumbang Besar Pertumbuhan Ekonomi Digital


E-commerce masih menyumbangkan nilai terbesar pada ekosistem digital di Indonesia. (Pexels/Negative Space))
E-COMMERCE sebeanrnya bukan barang baru di Indonesia. Semua tahu bagaimana memanfaatkannya. Pemanfaatan yang positif dapat mendorong terbentuknya ekosistem ekonomi yang baik pada masyarakat.
Kepala Pusat Digital dan UMKM Indef Eisha Maghfiruha mengatakan bahwa perdagangan daring atau e-commerce masih menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
Baca Juga:

“E-commerce di kita ini masih merajai, mendominasi dari sektor ekonomi digital di Indonesia,” kata Eisha dalam diskusi publik yang diselenggarakan secara daring oleh Indef di Jakarta, Kamis (28/12).
Eisha mengatakan pada 2023, nilai transaksi e-commerce di Indonesia mencapai 62 miliar dolar AS atau tumbuh 18,8 persen dibandingkan 2022.
Ia melihat bahwa pertumbuhan pesat ekonomi digital memberikan peluang besar pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mengembangkan bisnis. Sayangnya menurutnya, masih banyak UMKM yang belum memanfaatkan peluang tersebut.
"UMKM di Indonesia banyak yang berada di sektor perdagangan. Yang merupakan sektor yang paling dominan di ekonomi digital. Namun, baru sekitar 22 juta atau 33,6 persen UMKM yang sudah go digital," ungkap Eisha.
Eisha menambahkan bahwa pemerintah Indonesia menargetkan 30 juta UMKM go digital pada tahun 2024. Target ini masih cukup jauh dari pencapaian, sehingga menurutnya perlu ada akselerasi adopsi digital oleh UMKM.
Ia mengatakan salah satu upaya yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM untuk beradaptasi dengan teknologi digital. Bahkan pemerintah dapat memberikan insentif kepada platform e-commerce untuk dukungan pada UMKM.
Baca Juga:
Liburan ke Luar Negeri, Pahami Besaran Biaya Penarikan Uang Tunai di ATM Lokal

Kemudian dia mengingatkan bahwa pemerintah perlu mendorong inklusi keuangan bagi UMKM. Seperti mendorong inovasi keuangan digital untuk memberikan alternatif pembiayaan bagi UMKM.
"Inovasi keuangan digital dapat memberikan alternatif kriteria yang bisa diberikan untuk menunjukkan kapabilitas UMKM untuk mendapatkan pembiayaan," kata Eisha.
Eisha berharap dengan adopsi digital dan inklusi keuangan maka UMKM dapat meningkatkan produktivitas dan kapasitasnya guna mencapai ekonomi yang inklusif.
Lebih lanjut Eisha mengatakan saat ini masyarakat Indonesia sudah menuju penggunaan transaksi nontunai, terutama melalui penggunaan Quick Response Code Indonesia Standart (QRIS) dalam transaksi belanja sehari-hari. Hal tersebut tentu dapat semakin memudahkan UMKM untuk berjualan secara daring.
"Artinya ini adalah peluang yang sangat besar bagi UMKM untuk Go Digital dan memanfaatkan ekonomi digital untuk meningkatkan produktivitas dan daya saingnya," ujar Eisha. (*)
Baca Juga:
Kiat Finansial saat Liburan Akhir Tahun, Antisipasi Keuangan Rungkad
Bagikan
Berita Terkait
Kemendag Klaim Tidak Ada Dampak Dari Penutupan Fitur Live TikTok ke Perdagangan Online

'Rojali' dan 'Rohana' Mulai Menghantui E-commerce Indonesia, Transaksi Makin Ramai Tapi Nilai Belanja Menurun Drastis

Gen Z Juga Suka Nabung, Simpan Uang di Dompet Digital

Semua Dipajakin! Sri Mulyani Resmi Pungut Pajak dari Toko Online

Aturan Pajak untuk Pedagang E-Commerce Berpenghasilan Rp 500 Juta ke Atas Berlaku Mulai 14 Juli 2025

Menteri UMKM Isyaratkan Pajak E-commerce Masih Jauh Panggang dari Api

DJP Benarkan Rencana Pungutan Pajak Pedagang E-commerce, Sasar Omzet di Atas Rp 500 Juta setahun

Komunal Dorong Diversifikasi Cerdas lewat Deposito BPR

Ramalan Zodiak 13 April 2025: Cinta dan Keuangan, Apakah Saling Mengisi atau Justru Menjadi Beban?

Ramalan Zodiak 11 April 2025: Cinta, Karier, dan Keuangan Anda Hari Ini
