Kemajuan AI Ciptakan Konten Cerdas di Tahun 2024


Pemanfaatan AI untuk pemasaran semakin luas. (Pixabay/athree23)
PLATFORM interaksi Twilio memprediksi kemajuan pesat pada teknologi kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin (ML). Dilansir dari Antara, Twilio menyebutkan bahwa di tahun 2024 akan berdampak pada akselerasi terciptanya konten yang lebih cerdas. Juga pengalaman yang lebih personal berskala besar.
Twilio menyebutkan AI dan ML akan semakin diandalkan untuk membantu merek menetapkan segmentasi pasar dan membuat konten yang lebih terarah dan efektif.
Baca Juga:

Selain itu akan lebih banyak tenaga pemasaran yang menggunakan pendekatan lintas departemen untuk menciptakan pengalaman pelanggan lebih personal. Ini berguna untuk berdagang dengan mengedepankan aspek pengalaman pelanggan.
Twilio mengungkapkan melalui Antara, bahwa sejumlah tren diperkirakan memengaruhi strategi pemasaran dan interaksi dengan pelanggan di Indonesia maupun di Asia Pasifik di tahun 2024.
Perlu diketahui bahwa lembaga atau organisasi bisnis di Indonesia dan kawasan Asia Pasifik secara umum berlomba menghadirkan pengalaman interaksi pelanggan yang lebih baik.
Prioritas mereka adalah menciptakan pengalaman personal pada skala besar dan antarmuka pengguna yang lebih intuitif.
Jadi integrasi AI dan ML akan memegang peranan penting dalam keseluruhan rantai nilai pengalaman pelanggan. Mengutip data IDC, 60% dari 2 ribu perusahaan besar di Asia diyakini mengalihkan anggaran penciptaan pengalaman pelanggan ke arah pemanfaatan AI generatif.
Kemudian secara bertahap menghapuskan penggunaan perangkat lunak generasi lama sampai dengan 2027. Dengan demikian ada peningkatan integrasi AI/ML ke dalam interaksi para pelanggan. Ini adalah upaya menghadirkan pendekatan inovatif yang mampu menarik, mengonversi, dan mempertahankan pelanggan yang bernilai tinggi.
Sementara analisis data pelanggan individu, AI/ML mampu membuat pesan, email bahkan rekomendasi produk yang khusus dan disesuaikan dengan profil tiap pelanggan. Dengan demikian pemasar dapat membuat konten dengan tingkat personalisasi tinggi pada skala besar.
Kemampuan lain AI adalah mengekstrak informasi berharga dan memprediksikan kebutuhan, preferensi, dan perilaku pelanggan. Ini memungkinkan pemasar melancarkan kampanye pemasaran yang sangat terarah seusai dengan target konsumennya.
Algoritma AI mampu memproses data berjumlah amat besar untuk mengidentifikasi pola bahkan pada segmen yang samar sekalipun. Tenaga pemasaran kemudian mampu mengembangkan strategi segmentasi pelanggan yang lebih efektif.
Baca Juga:
Google Laporkan Perubahan Perilaku Belanja Masyarakat Indonesia

Bahkan rantai umpan balik dapat bekerja cepat mengumpankan masukan dari pelanggan ke dalam algoritma personalisasi. Ini dapat membantu pemasar menyesuaikan strategi mereka.
Diyakini pula bahwa beberapa jenama beralih menggunakan pendekatan yang memprioritaskan pengalaman pribadi pelanggan. Konvergensi perdagangan elektronik (e-commerce) dengan pengalaman pelanggan dipastikan menjadi penentu arah dalam mengelola interaksi konsumen dengan peritel.
Saat ini, paradigma ritel berubah dari pendekatan berbasis transaksi menjadi upaya menciptakan pengalaman penuh kesan yang dapat memenuhi setiap ekspektasi konsumen.
Prediksi pada tahun 2024 adalah batasan antara kebiasaan belanja daring dan luring semakin kabur. Jenama-jenama lebih fokus menciptakan pengalaman belanja yang menyenangkan dan bebas masalah di seluruh platform perdagangan yang tersedia.
Ini membuat wajah konsumen sama jika mereka memilih berbelanja melalui situs web, aplikasi seluler, atau di toko fisik. Sebab jenama-jenama itu memastikan bahwa konsumen dapat beralih dengan mudah antar platform tersebut.
Tentunya jenama mengandalkan teknologi augmented reality atau AR dan realitas virtual (VR) untuk menciptakan pengalaman yang lebih imersif dan interaktif. Tentunya membuat konsumen dapat mencoba produk terlebih dahulu secara virtual sebelum membeli.
Algoritma AI dapat mendorong terciptanya pengalaman pelanggan yang lebih baik. Ini sesuai dengan preferensi, dan perilaku konsumen pada setiap tahapan pemasaran. Seperti dari penyampaian pesan yang dipersonalisasi, rekomendasi produk khusus untuk setiap kebutuhan konsumen, sampai dukungan pasca-penjualan yang disesuaikan pada konsumen.
Pendekatan lintas departemen untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih personal akan menjadi tolok ukur baru dalam manajemen interaksi pelanggan. Satu tren lain yang akan berkembang adalah kolaborasi lintas departemen sebagai praktik bisnis standar baru. Ini merupakan kegiatan yang menggabungkan keahlian teknis, kreatif, dan pelayanan pelanggan. Yang semuanya untuk menghadirkan pengalaman pelanggan secara konsisten dan tanpa cela.
Kian banyak organisasi bisnis yang menyadari bahwa pengalaman karyawan mereka terhubung erat dengan pengalaman pelanggan. Berbekal kesadaran ini, perusahaan lebih memprioritaskan penyelarasan proses internal dan interaksi eksternal. kemudian mendorong penerapan pendekatan terpadu terhadap personalisasi, dalam upaya mereka memperkuat strategi interaksi pelanggan secara keseluruhan. (*)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Rilis Terbatas Oktober, Samsung Galaxy Z Trifold Jadi Ponsel Lipat Terunik Berkat G Dual-infold

Teaser Samsung Galaxy S25 FE Sudah Dirilis, Resmi Meluncur 4 September 2025

Apple Bakal Rombak Desain hingga 2027, iPhone 17 Jadi Seri Pertama yang Berevolusi

Bocoran Baru Samsung Galaxy S25 FE, Dipastikan Pakai Chipset Exynos 2400 dan Baterai 4.900mAh

Bocoran Terbaru Samsung Galaxy S26 Ultra: Bawa Kapasitas Baterai 5.000mAh dan Fast Charging 60W

iPhone 17 Resmi Meluncur 9 September 2025, Harganya Dibanderol Mulai Rp 13 Jutaan

Samsung Galaxy S26 Ultra Bakal Hadir dengan Desain Baru, Ciri Khas Mulai Menghilang

Meluncur Oktober 2025, OPPO Find X9 Pro Bakal Hadir dalam 3 Warna

Apple Kemungkinan Kembali Bawa Casing Bumper untuk iPhone 17 Air, Tahan Goresan hingga Benturan

Peluncuran Makin Dekat, Xiaomi 16 Jadi HP Flagship Pertama yang Pakai Snapdragon 8 Elite 2
