DVI Polri Berhasil Identifikasi 146 Jenazah Korban Gempa Cianjur
Tim SAR gabungan mencari korban yang tertimbun longsor akibat gempa di Kampung Cijedil, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad (27/11/2022). (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Tim DVI Polri menerima sebanyak 162 kantong jenazah korban bencana alam gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat hingga Senin (28/11).
"Dari 162 kantong jenazah, 159 berisi jenazah utuh dan tiga kantong jenazah lainnya berisikan body part korban gempa bumi Cianjur," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo dalam keterangannya, Selasa (29/11).
Baca Juga:
Ketua Majelis Syura PKS Salurkan Bantuan untuk Korban Gempa Cianjur
Sampai Senin, Tim DVI Polri berhasil mengidentifikasi satu identitas korban gempa bumi Cianjur yakni bernama Endin berusia 37 tahun warga Kampung Cugenang, Desa Cijendil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
"Untuk jumlah total jenazah yang sudah teridentifikasi sampai hari ini ada 146 jenazah," tambah Ibrahim.
Ibrahim Tompo meminta dukungan serta doa kepada seluruh warga agar tugas Tim DVI Polri berjalan dengan lancar dan seluruh korban gempa bumi Cianjur yang sudah ada di rumah sakit segera teridentifikasi.
"Kami ingatkan, agar keluarga yang masih merasa kehilangan anggota keluarganya diimbau untuk melapor ke posko pengaduan orang hilang di bagian Forensik RSUD Sayang Cianjur," pungkasnya.
Kini, total 305 gempa susulan mengguncang Cianjur pada hari kedelapan usai gempa yang mengguncang wilayah itu pada Senin (21/11) lalu.
Baca Juga:
Tim SAR Cari Korban Gempa Cianjur Terakhir Terlihat Bergelantung di Pohon
Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut frekuensi dan magnitudo kegempaannya semakin menurun.
Koordinator Peringatan Dini Gempa Bumi BMKG Sigit mengatakan khusus pada Senin kemarin mulai pukul 00.00 WIB sampai 16.20, ada 11 kali kejadian kegempaan.
Dari 11 gempa susulan itu, kata dia, ada tiga kali gempa yang dirasakan, yaitu pukul 08.27 WIB, 12.28 WIB dan 16.05 WIB dengan magnitudo terbesar 3,3 dan dirasakan pada skala dampak kisaran 3 MMI yang dirasakan.
"Demikian perihal tentang kegempaan dan secara statistik memang sudah cukup meluruh jauh dari sisi jumlah dan rata-rata energi keluar dari kejadian kegempaannya," ujar Sigit.
Karena itu, semakin menurunnya frekuensi gempa dan magnitudonya menjadi dasar BMKG merilis surat tentang imbauan masyarakat yang rumahnya tidak mengalami kerusakan strukturnya untuk kembali.
Surat tersebut sudah diberikan kepada Bupati Cianjur Herman Suherman dan disampaikan pada saat konferensi pers hari ini. Namun, BMKG mengingatkan terpenuhi syarat-syarat bagi warga yang bisa kembali ke rumahnya. (Knu)
Baca Juga:
Pencarian Korban Gempa dan Longsor di Cianjur Diperpanjang 3 Hari
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Gempa M 6,5 di Leeward Islands, BMKG Ungkap Ada Pergerakan Lempeng Karibia dan Amerika Utara
Gempa Magnitudo 6,5 di Laut Karibia Gemparkan Dunia, BMKG Pastikan Tsunami Jauh dari Pesisir Indonesia
BPBD Cianjur Jelaskan soal Penetapan Status Siaga Bencana Hidrometeorologi selama 7 Bulan
Korban Tewas Akibat Gempa Magnitudo 6,9 di Filipina Meningkat Jadi 79 Orang
BPBD Mulai Terima Laporan Bangunan Rusak Buntut Gempa Magnitudo 6,6
Papua Digoyang Gempa Magnitudo 6,6: Tak Berpotensi Tsunami, Masyarakat Diminta Waspada
Setelah 'Tepuk Sakinah' Terbitlah 'Tepuk Gempa' dari BMKG, Berikut Lirik Lengkapnya
BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami di Indonesia, Imbas Gempa M 7,6 Perairan Filipina
Gempa di Sumenep Rusak 316 Bangunan, Tersebar di 3 Kecamatan
166 Kali Gempa Susulan Guncang Sumenep, Fokus Penanganan Bencana Kini Beralih ke Kaji Cepat dan Penyaluran Bantuan Logistik