Dukungan Psikososial dari Plan Indonesia untuk Anak-Anak Cianjur Terdampak Gempa

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Kamis, 01 Desember 2022
Dukungan Psikososial dari Plan Indonesia untuk Anak-Anak Cianjur Terdampak Gempa

Plan menggunakan metode 3L dalam memberikan bantuan, yaitu look, listen, and link. (Foto: Plan International Indonesia)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

GEMPA bumi berkekuatan 5,6 magnitudo mengguncang Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11). Akibat gempa, ribuan bangunan rata tanah, puluhan ribu orang kehilangan rumah, dan ratusan orang meninggal dunia. Anak-anak pun mengalami trauma. Mereka kini tinggal di tenda pengungsian.

Untuk membantu pemulihan psikologis pascabencana, Tim Tanggap Darurat Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) memberikan dukungan psikososial (psychosocial support) bagi anak-anak terdampak gempa bumi.

Direktur Eksekutif Plan Indonesia, Dini Widiastuti, mengatakan bahwa dari hasil penilaian kebutuhan cepat (rapid need assessment/RNA) yang dilakukan Tim Tanggap Darurat Plan Indonesia, banyak anak yang merasa tertekan dan takut akibat peristiwa bencana tersebut.

“Hal ini terutama karena mereka umumnya dengan mata sendiri melihat bangunan sekolah mereka runtuh, serta menyaksikan teman-teman mereka tertimpa bangunan yang roboh diguncang gempa. Namun, mereka juga menyatakan motivasi yang tinggi untuk segera kembali ke sekolah dengan bangunan yang lebih aman dan kuat,” kata Dini dalam keterangan tertulis kepada Merahputih.com, (29/11).

Plan Indonesia memberikan bantuan psikososial dari 24 November sampai 2 Desember 2022. Bantuan dipusatkan di Kecamatan Cugenang. Plan menggunakan metode 3L dalam memberikan bantuan, yaitu look, listen, and link.

Baca juga:

Plan Indonesia Tekankan Pentingnya Kesiapsiagaan Bencana untuk Anak

plan indonesia gempa cianjur anak-anak
Sebanyak 200 anak yang tinggal di pengungsian memperoleh pendampingan psikososial ini. (Foto: Plan Indonesia)

Sebanyak 200 anak yang tinggal di pengungsian memperoleh pendampingan psikososial ini. Untuk memperkuat bantuan, Plan Indonesia juga menggandeng dan memberikan pelatihan dukungan psikososial untuk mitra lokal dan para relawan dari Muhammadiyah Disaster Management sebagai mitra lokal.

Sejak menerjunkan Tim Tanggap Darurat pada 22 November 2022, Plan Indonesia telah menjangkau 1.972 warga terdampak gempa yang berada di pengungsian dari total 73.874 warga yang mengungsi.

Bantuan-bantuan yang telah disalurkan terdiri atas 250 paket menstrual hygiene management (MHM), 100 personal hygiene kit, 350 paket pakaian dalam untuk anak laki-laki dan perempuan, 52 paket mainan anak-anak (CFS), dan sejumlah paket makanan ringan.

“Distribusi bantuan masih terus berlangsung. Untuk mendistribusikan bantuan ini, kami bermitra dengan MDMC, termasuk untuk penyediaan gudang logistik sementara dan memberikan dukungan psikososial bagi anak-anak terdampak gempa,” kata Dini.

Dini mengungkapkan, dari hasil RNA Tim Tanggap Darurat yang dilakukan di beberapa posko pengungsian di Mangunkerta, Rancagoong, Kadudampit, Cariu yang berada di Cugenang dan Cilaku, Plan Indonesia menemukan beberapa data yang perlu segera direspons dan diberi perhatian khusus.

Pertama, sebagian besar warga terdampak yang kini tinggal di pengungsian kehilangan mata pencahariannya sehingga mereka kehilangan sumber pendapatan. Juga tidak banyak aktivitas yang bisa mereka lakukan di pengungsian. Situasi ini rawan menimbulkan dampak psikologis dan membutuhkan jalan keluar dalam aspek pemulihan ekonomi.

Kedua, jumlah tenda evakuasi terbatas dibandingkan jumlah pengungsi. Dengan jumlah 47 tenda, diperkirakan ada 800-900 orang tinggal di titik pengungsian. Pengungsian juga belum menyediakan informasi tentang mekanisme pelaporan dan penanganan kekerasan yang mudah diakses.

Baca juga:

Save the Children Indonesia Tangani Hak Pendidikan Anak Korban Gempa Cianjur

anak-anak korban gempa cianjur
Anak-anak merasa tidak aman saat tinggal di kamp pengungsian. (Foto: Plan Indonesia)

RNA juga menemukan anak-anak merasa tidak aman saat tinggal di kamp pengungsian. Ketiadaan pemisahan ruangan antara laki-laki dan perempuan dan lampu penerangan yang terbatas menyebabkan anak-anak dan perempuan rawan mengalami kekerasan.

Ketiga, sekira 524 sekolah rusak. Akibatnya, tidak ada tempat belajar sementara. “Anak-anak kehilangan bahan belajar, seragam sekolah, mainan dan barang-barang berharga mereka. Mereka juga tidak memiliki kegiatan untuk dilakukan karena sekolah ditutup dan tidak ada kegiatan belajar mengajar yang diadakan di ruang belajar sementara,” ungkap Dini.

Keterbatasan air dan toilet di lokasi bencana juga rawan menimbulkan gangguan kebersihan dan kesehatan bagi anak-anak. “Anak-anak mengalami kesulitan mengganti pakaian dalam, bra, serta menjaga kebersihan menstruasi karena terbatasnya pakaian dalam dan pembalut yang tersedia,” lanjut Dini.

Oleh karena itu, tambah Dini, sebagai lembaga yang berfokus pada perlindungan hak anak dan kesetaraan anak perempuan, Plan Indonesia merekomendasikan dua hal mendesak untuk diberikan kepada warga terdampak gempa, khususnya anak-anak.

Pertama, memberikan bantuan di bidang pendidikan, perlindungan anak, air, sanitasi, dan hygiene (WASH) untuk jangka waktu sampai tiga bulan, berdasarkan kebutuhan-kebutuhan khusus di atas.

“Kedua, upaya tersebut perlu dilanjutkan ke fase pemulihan, khususnya mengembangkan sekolah tangguh bencana (resilient school) yang mengandung tiga komponen yaitu fasilitas sekolah yang aman, manajemen sekolah yang aman, dan pendidikan kesiapsiagaan dan tangguh bencana,” tutup Dini. (kna)

Baca juga:

Save the Children Tanggap Bencana Gempa Bumi di Cianjur

#Gempa Bumi #Anak-anak
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Fun
12 Desember Memperingati Hari Apa? Banyak Peristiwa Penting yang Terlupakan
Tanggal 12 Desember memperingati berbagai hari penting, mulai dari Hari Bhakti Transmigrasi, Harbolnas 12.12, UHC Day, hingga Hari Netralitas Internasional.
ImanK - Kamis, 11 Desember 2025
12 Desember Memperingati Hari Apa? Banyak Peristiwa Penting yang Terlupakan
Dunia
Pemerintah Jepang Ingatkan Kemungkinan Gempa Besar dalam 1 Pekan Mendatang
Warga di 182 munisipalitas di wilayah itu diminta memeriksa kesiapsiagaan darurat mereka selama satu minggu mendatang.
Dwi Astarini - Selasa, 09 Desember 2025
Pemerintah Jepang Ingatkan Kemungkinan Gempa Besar dalam 1 Pekan Mendatang
Indonesia
Jangan Panik, Gempa 5,4 yang terjadi di Simeulue Tidak Berpotensi Tsunami
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 09 Desember 2025
Jangan Panik, Gempa 5,4 yang terjadi di Simeulue Tidak Berpotensi Tsunami
Indonesia
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Nias Selatan, Dipicu Aktivitas Subduksi Lempeng
Gempa M 5,0 Nias Selatan: Dipicu Subduksi, Tidak Berpotensi Tsunami
Angga Yudha Pratama - Selasa, 02 Desember 2025
Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Nias Selatan, Dipicu Aktivitas Subduksi Lempeng
Indonesia
Terjadi 108 Kali Gempa di Jawa Barat Sepanjang November, BMKG Keluarkan Rekomendasi untuk Masyarakat
Dalam 97 kejadian, pusat gempa bumi berkedalaman kurang dari 60 kilometer.
Frengky Aruan - Senin, 01 Desember 2025
Terjadi 108 Kali Gempa di Jawa Barat Sepanjang November, BMKG Keluarkan Rekomendasi untuk Masyarakat
Indonesia
Gempa Magnitude 6,3 Guncang Aceh, BMKG Sebut Pergerakan Lempeng Indo-Australia dan Eurasia
Gempa M 6,3 ini masuk kategori megathrust karena lokasi episenternya dan bentuk patahannya yang naik (thrusting).
Dwi Astarini - Kamis, 27 November 2025
Gempa Magnitude 6,3 Guncang Aceh, BMKG Sebut Pergerakan Lempeng Indo-Australia dan Eurasia
Indonesia
Gempa Tektonik Magnitudo 6 di Laut Banda, Tidak Ada Ancaman Tsunami
Hasil pemodelan BMKG menegaskan gempa ini tidak berpotensi tsunami, dan hingga pukul 16.20 WIT tidak terdeteksi aktivitas gempa susulan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 20 November 2025
Gempa Tektonik Magnitudo 6 di Laut Banda, Tidak Ada Ancaman Tsunami
Indonesia
Hidup Ditengah ‘Kepungan’ Gunung Sampah, Anak-Anak di Seputar TPA Bantar Gebang Didorong untuk Bermimpi dan Menjadikan Hidup Lebih Baik di Masa Depan
Yayasan Sekolah Alam Tunas Mulia dan Ranch Market memotivasi anak-anak TPA Bantar Gebang untuk bermimpi dan beraksi menuju masa depan yang lebih baik.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 15 November 2025
Hidup Ditengah ‘Kepungan’ Gunung Sampah, Anak-Anak di Seputar TPA Bantar Gebang Didorong untuk Bermimpi dan Menjadikan Hidup Lebih Baik di Masa Depan
Dunia
Gempa M 6,7 Lepas Pantai Sanriku, Jepang Keluarkan Peringatan Tsunami Sore Tadi
JMA juga melaporkan gelombang tsunami setinggi 10 sentimeter telah terpantau di Ofunato, dan gelombang kecil juga mencapai wilayah Miyako, keduanya berada di Prefektur Iwate.
Wisnu Cipto - Minggu, 09 November 2025
Gempa M 6,7 Lepas Pantai Sanriku, Jepang Keluarkan Peringatan Tsunami Sore Tadi
Indonesia
Satu Rumah Sakit dan Bandara Terdampak Gempa di Kota Tarakan
BNPB menyatakan gempa bumi ini menyebabkan beberapa bangunan mengalami kerusakan ringan hingga sedang.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 November 2025
Satu Rumah Sakit dan Bandara Terdampak Gempa di Kota Tarakan
Bagikan