Dukung Trump? You're Fired!


Donald Trump dengan reality shownya, The Apprentice. (Foto Dok./wallstreetjournal.net)
Donald Trump boleh jadi orang nomor satu di Amerika saat ini. Tapi di Grubhub sebuah perusahaan makanan hantaran online, Matt Maloney-lah yang berkuasa.
Ia langsung mengeluarkan pengumuman setelah Trump terpilih sebagai Presiden. Menyarankan pegawainya yang setuju dengan sikap dan kebijakan sang Presiden terpilih serta retorika kampanyenya, agar segera mengundurkan diri.
“Jika tidak setuju dengan pernyataan ini, silahkan balas e-mail ini bersama pengunduran diri anda, karena tidak ada tempat untuk anda di sini,” tulis Maloney, sang pendiri Grubhub.
“Kami tidak mentolerir tumbuhnya sikap kebencian dalam tim kita."
Maloney, jelas adalah pendukung Hillary Clinton. Ia mengirimkan email tersebut dengan subjek, “Jadi…itu terjadi …apa selanjutnya?” Ia menerangkan dengan jelas di emailnya bahwa secara personal ia sangat terkejut dan sangat prihatin dengan hasil pemilu hari Selasa.
“Saya jelas menolak faham politik Trump yang mengaku nasionalis tapi penuh kebencian dan sangat anti-imigran. Saya akan berusaha melindungi komunitas kita dengan gerakan ini semampu saya,” tulis Maloney tentang para pendukung Trump.
“Saya ingin menegaskan kepada siapa pun di tim kita yang merasa takut atau secara probadi merasa terancam, bahwa saya dan yang lainnya di Grubhub akan memperjuangkan martabat dan hak anda untuk menjadi lebih baik bagi diri anda sendiri maupun keluarga anda di sini di Amerika Serikat.”
CEO Grubhub itu dengan gamblang mengatakan, ia sangat khawatir bahwa kemenangan Trump akan memberi wewenang kepada mereka di tempat kerjanya untuk beraksi melawan kelompok-kelompok marginal.
Kepada Fox News, Maloney yang mendukung mengatakan bahwa "hampir 20 persen” pegawainya secara personal telah berterimakasih atas email-nya tersebut.
Sementara pendiri Manajer Tools Mark Horstman, menyarankan agar Maloney tidak mengirim pernyataannya tersebut karena dia adalah CEO dari sebuah perusahaan publik.
"Catatan itu bisa ditafsirkan oleh karyawannya bahwa seseorang yang memilih Trump bisa dipecat," jelas Horstman, yang menduga ada banyak CEO lain yang telah mengirim pernyataan serupa.
"Efeknya sangat menakutkan orang atas persepsi tentang hak-hak mereka." (dsyamil)
BACA JUGA
- Jadi Presiden, Trump Lebih Bijak
- Pemilu Amerika : Trump Mendominasi Florida, North Carolina dan Ohio
- Pemilu Amerika : Trump Nyaris Menguasai Senat
Bagikan
Berita Terkait
Ratusan Ribu WNI di AS Belum Lapor Diri, Dubes Indroyono Ingatkan Program Deportasi Trump

Presiden Trump Setuju Pangkas Tarif Impor Mobil Jepang dari 27,5% Jadi 15%

Hubungan Donald Trump-Benjamin Netanyahu Makin Renggang Usai Presiden AS Sebut Serangan Israel ke Doha 'Tindakan Ceroboh'

Profil Charlie Kirk, Politisi AS yang Ditembak hingga Tewas saat Berpidato di Utah

Geger, Influencer Pendukung Trump Charlie Kirk Ditembak di Leher, Timbulkan Kepanikan

Hakim Batalkan Kebijkan Pemotongan Dana untuk Harvard oleh Donald Trump, Pemerintah akan Ajukan Banding

Kesehatan Presiden AS Donald Trump Jadi Bola Panas di Media Sosial, Tetap Menyebar meski sudah Dibantah

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

Presiden China, Rusia, dan Pemimpin Korea Utara Akrab di Parade Militer, Donald Trump Singgung Konspirasi Melawan AS

Taylor Swift Umumkan Pertunangan, Presiden AS Donald Trump hingga Anggota Kerajaan Inggris Ucapkan Selamat
