Dukung 'Bersih-bersih' di Garuda, HIPMI Minta Pemerintah Berantas Monopoli Maskapai


Ilustrasi pesawat Boeing 747 milik maskapai Garuda Indonesia. Merahputih.com/Rizki Fitrianto
MerahPutih.com - Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Mardani H.Maming mendukung langkah tegas Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersama dengan Dewan Komisaris Garuda Indonesia memberhentikan sementara jajaran direksi yang terlibat dalam penyelundupan Harley Davidson dan dua unit sepeda Brompton.
“Hipmi sangat mengapresiasi gerak cepat Menteri BUMN. Saya kira ini momentum yang tepat untuk membersihkan BUMN dari praktik-praktik tidak professional dan membahayakan industri penerbangan nasional,” ujar Maming di Jakarta, Selasa (10/12)
Baca Juga
Pengamat Duga Eks Anak Buah Jokowi Biarkan Ari Askhara Selundupkan Harley
Maming mengingatkan, agar ‘bersih-bersih’ di Garuda ini dilanjutkan oleh pemerintah dengan memperbaiki struktur pasar penerbangan nasional. Menurut HIPMI, perilaku ugal-ugalan direksi Garuda dalam mengelola korporasi berawal dari hilangnya iklim persaingan di industri penerbangan.

“Akibatnya, direksi merasa di atas angin semua. Semua pesaing sudah tersingkirkan. Maka, muncul tabiat buruk, saatnya kita ugal-ugalan. Ini sangat berbahaya,” papar Maming.
Sebab itu, Maming berharap agar pemerintah membuka keran bagi pesaing-pesaing Garuda dan kawan-kawan. Dia mengatakan, saat ini maskapai-maskapai nasional telah terkonsolidasi ke dalam dua grup besar yakni Lion Group, yang beranggotakan Lion Air, Batik Air, dan Wings Air. Kemudian, grup lainnya Garuda Group.
Baca Juga
DPR Dukung Langkah Bersih-Bersih Erick Thohir di Perusahaan BUMN
”Hanya dua grup ini yang menguasai (memonopoli) dan bagi-bagi pasar. Persaingan hilang. Dampaknya, pengelolaan manajemen korporasi semakin tidak hati-hati dan konsumen mengalami kenaikkan harga tiket yang luar biasa mahal,” tegasnya.
Belajar dari kasus Pertamina, maskapai semestinya tak dibiarkan tanpa pesaing kuat.
“Dulu Pertamina kinerjanya jelek sekali. Setelah dibuka keran pasar, Total, Petronas, Shell dan kawan-kawan masuk, malah dia (Pertamina) membenah diri dan layanan bagus,” ujar Maming.
ebab itu, Maming meminta agar pemerintah merelaksasi regulasi pasar di industri penerbangan nasional. Dia khawatir bila dua grup maskapai penerbangan itu terus menguasai pasar Indonesia, maka akan timbul persaingan bisnis tidak sehat yang ujung-ujungnya merugikan konsumen.
Baca Juga
Kasus Penyelundupan Harley dan Brompton, Garuda Didenda Rp100 Juta
“Tambah lagi pemain-pemain dengan merelaksasi regulasi kalau memungkinkan. Pemainnya, jangan itu-itu saja,” pungkasnya. (*)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Wagub Rano Gandeng HIPMI Ikut Bagian dalam Membangun Jakarta Menuju Kota Global

Pembelian 50 Pesawat Boeing Oleh Garuda Masih Tahap Negosiasi, Belum Capai Kesepakatan

Garuda Indonesia Borong 50 Pesawat Boeing yang Dianggap Punya Reputasi Buruk, Ekonom: Apakah ini Tanda Menuju Krisis?

Ketepatan Waktu Penerbangan Haji pada 2025 Capai 96,2 Persen atau Naik dari Tahun Sebelumnya, Menurut Garuda Indonesia

DPR Desak Garuda Minta Maaf Terbuka Usai Kasus iPhone Hilang

Perbaiki Citra, Garuda Indonesia Minta Usut Kehilangan Handphone Seorang Penumpang Saat Penerbangan Rute Jakarta-Melbourne

Anggota DPR Minta Kasus Hilangnya HP Penumpang Garuda Diusut Tuntas

Penumpang Kehilangan HP di Pesawat, Garuda Indonesia Lakukan Investigasi

Strategi Garuda Antisipasi Keterlambatan Penerbangan 246 Kloter Haji 2025: Siapkan 1 Pesawat Cadangan

15 Pesawat Di-grounded, Garuda Indonesia Tepis Isu Kesulitan Biaya
