Pengamat Duga Eks Anak Buah Jokowi Biarkan Ari Askhara Selundupkan Harley

Mantan Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)
Merahputih.com - Pengamat energi Ferdy Hasiman menyesalkan baru terungkapnya skandal penyelundupan barang-barang mewah yang diduga melibatkan mantan Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara.
Menurut Ferdy, apa yang dilakukan Ari Askhara itu sudah berlangsung lama sejak era mantan Menteri BUMN Rini Soemarno.
Baca Juga:
IKAGI Bongkar Sejumlah Kebijakan Kontroversial Ari Askhara Saat Jadi Dirut Garuda
"Dia pernah bermasalah. Kalau Rini tegas harusnya dipecat karena pelanggaran etika. Rini membiarkan dirut yang bermasalah ini," kata Ferdy kepada Merahputih.com di Jakarta, Sabtu (7/12).
Peneliti Alpha Research Database ini melanjutkan, di era menteri sebelum Erick Thohir, perusahaan Garuda Indonesia memang dikenal kerap bermasalah.
Ia mencontohkan kasus dugaan korupsi mantan bos Garuda, Emirsyah Satar hingga korupsi penjualan saham yang melibatkan mantan politikus Demokrat, M Nazaruddin.
"Akibatnya terjadi bisnis sampingan. Sebelumnya Emir Satar juga terjerat bisnis mobil mewah. Garuda selalu menurun terus kinerjanya. Mereka tak bekerja dengan baik," sebut Ferdy.

Ferdy menjelaskan, KPK perlu turun tangan menelusuri pidana dalam penyelundupan mesin motor Harley ini. Mengingat kerugian negara mencapai miliyaran rupiah.
"Harus proses hukum. Kami harap KPK proses penegakan hukim jangan tebang pilih. Seperti kasus Emir Satar yang tak jelas. Jangan sampai di tangan penegakan hukum tebang pilih. Harus dibuka ke publik;" ungkap Ferdy.
Sementara itu, Ferdy berharap manajemen baru harus berbenah dan mengaudit ulang semua keungan yang bermasalah. "Terutama mengaudit ulang keungan yang bermasalah seperti hutang dan penyewaan pesawat yang bermasalah dan merugikan negara,"tutup Ferdy.
Baca Juga:
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir memberhentikan Ari Ashkara karena keterlibatannya dalam kasus penyelundupan komponen moge Harley-Davidson dan sepeda lipat Brompton via pesawat Garuda.
Keputusan ini diambil setelah penyelidikan lebih lanjut yang dilaksanakan oleh komite audit perusahaan. Selain itu, Dewan Komisaris Garuda juga telah mengirim surat kepada dirinya yang menekankan Integritas dan good corporate governance yang harus dilaksanakan. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Pembelian 50 Pesawat Boeing Oleh Garuda Masih Tahap Negosiasi, Belum Capai Kesepakatan

Garuda Indonesia Borong 50 Pesawat Boeing yang Dianggap Punya Reputasi Buruk, Ekonom: Apakah ini Tanda Menuju Krisis?

Ketepatan Waktu Penerbangan Haji pada 2025 Capai 96,2 Persen atau Naik dari Tahun Sebelumnya, Menurut Garuda Indonesia

DPR Desak Garuda Minta Maaf Terbuka Usai Kasus iPhone Hilang

Perbaiki Citra, Garuda Indonesia Minta Usut Kehilangan Handphone Seorang Penumpang Saat Penerbangan Rute Jakarta-Melbourne

Anggota DPR Minta Kasus Hilangnya HP Penumpang Garuda Diusut Tuntas

Penumpang Kehilangan HP di Pesawat, Garuda Indonesia Lakukan Investigasi

Strategi Garuda Antisipasi Keterlambatan Penerbangan 246 Kloter Haji 2025: Siapkan 1 Pesawat Cadangan

15 Pesawat Di-grounded, Garuda Indonesia Tepis Isu Kesulitan Biaya

Supply Chain Global Terjadi Hambatan, Puluhan Pesawat Garuda Group Antre Pergantian Suku Cadang
