Du Anyam Bantu Pecahkan Masalah Ekonomi Sosial Perempuan Lewat Menganyam

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Rabu, 31 Agustus 2022
Du Anyam Bantu Pecahkan Masalah Ekonomi Sosial Perempuan Lewat Menganyam

Produk yang dihasilkan oleh Du Anyam. (Foto: Instagram/@duanyam)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

DU Anyam adalah kegiatan social entrepreneurship yang mengajak perempuan-perempuan di daerah untuk produktif dan inovatif. Kegiatan ini didirikan oleh tiga perempuan : Melia Winata, Hanna Keraf, dan Azalea Ayuningtyas. Mereka berharap setiap perempuan bisa mendapatkan pendapatan yang adil dan layak.

Dilansir dari laman duanyam, banyak ibu di Flores, Nusa Tenggara Timur, kekurangan pendapatan. Mereka memang bekerja di ladang. Tapi pendapatannya tak pasti. Sebab ladang bergantung pada musim. Mereka tak punya alternatif pendapatan lain. Ini membuat posisi mereka jadi rentan. Misalnya ketika sedang mengandung atau sakit.

“Untuk bisa berobat ke Puskesmas kan harus punya fotokopi KTP, nah mereka uang seribu rupiah aja untuk fotokopi nggak ada,” ujar Hana seperti dikutip duanyam.

Melihat kondisi yang cukup memprihatinkan tersebut, bersama dua temannya, Hanna membentuk sebuah kegiatan social entrepreneurship yang diberi nama PT Karya Dua Anyam (Du Anyam) pada 2013.

"Dalam bahasa Flores, Du’a berarti ibu, sehingga Du Anyam bermakna ibu yang menganyam," demikian keterangan mereka dalam laman duanyam.

Baca juga:

Desa Beleka, Sentra Anyaman Rotan Nan Mendunia

perempuan du anyam
Potret pengrajin Du Anyam. (Foto: Duanyam.com)

Terdapat tiga pilar yang menjadi fokus utama dalam kegiatan mereka : pemberdayaan perempuan, peningkatan taraf hidup, dan juga mempromosikan adanya budaya anyaman dengan serat alami Indonesia.

Meski menggunakan bahan alami, produk Du Anyam bergaya modern dan tidak ketinggalan zaman. Bahan setengah jadi berupa hasil anyaman dikirim ke Jakarta untuk diolah menjadi ragam produk, seperti tas, souvenir, dan produk kerajinan lain berbahan daun lontar.

Du Anyam tak ingin dikenal semata karena menjual kemiskinan dari NTT. “Kami ingin Du Anyam dikenal karena memang kualitas dan desain produknya yang bagus,” kata Hana.

Dari NTT, sayap Du Anyam merentang ke wilayah lain seperti Papua dan Kalimantan Selatan. Mereka sudah melatih sekitar 1.400 pengrajin yang ada di 54 desa di provinsi NTT, Papua, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

Kehadiran Du Anyam membuat ibu-ibu yang bekerja di ladang mendapatkan pendapatan sampingan hingga 40%. Ini membantu perekonomian keluarganya. Tak hanya itu, anak cucu dari para ibu penganyam ini juga diberikan beasiswa sebanyak 205 siswa.

Baca juga:

Kerajinan Anyaman Rajapolah yang Tembus Jepang, Italia dan Spanyol

perempuan duanyam
Beasiswa yang diberikan Du Anyam untuk anak cucu dari pengrajin. (Foto: Instagram @duanyam)

Selain itu, para perempuan penganyam juga mulai memiliki kepercayaan diri. Mereka ikut menentukan nasib keluarga mereka. Padahal sebelumnya nasib keluarga bergantung kepada lelaki.

Kebanyakan orang tua perempuan di Nusa Tenggara Timur rata-rata sudah bisa menganyam, namun anak-anak muda hanya melanjutkan anyaman setengah jadi saja atau bahkan ada yang sama sekali tidak bisa menganyam.

Padahal menganyam merupakan salah satu tradisi yang diturunkan dari nenek moyang ke anak cucu di sana. Sampai 2016, Du Anyam datang ke desa untuk memberikan pelatihan kepada kader perempuan di desa dan saat itulah mulai banyak perempuan desa yang bergabung dan belajar menganyam.

Dengan hadirnya Du Anyam, membuat tradisi menganyam tersebut kembali hidup dan bisa diteruskan oleh anak cucu perempuan di sana. Melihat keberagaman sumber daya alam yang berbeda, bahan yang digunakan tiap desa juga berbeda-beda. Ada yang menggunakan daun lontar, gebang, kayu, dan juga purun.

Agar bahan yang digunakan untuk menganyam tidak habis, tentunya Du Anyam juga turut melestarikan bahan baku tersebut. Seperti tidak membakar lontar di perkebunan. Bahan-bahan tersebut bisa menghasilkan tas, dompet, sendal, dan barang kebutuhan lainnya.

Pada 2020, akhirnya Du Anyam mendapatkan penghargaan dari Kehati Award 2020 dengan kategori inovasi Kehati. Setelahnya Du Anyam menyabet penghargaan lain. Hingga saat ini, Du Anyam masih aktif dalam memproduksi anyaman-anyaman tersebut. Bahkan, Du Anyam semakin dikenal dan banyak menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar. (yos)

Baca juga:

Prospek Bisnis Kerajinan Anyaman Eceng Gondok

#September Warga +62 JUALAIN #Agustus Warga +62 Merdesa #Kerajinan Tangan #Flores
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Foto Essay
Menilik Kerajinan Tradisional Anyaman Tikar Daun Pandan
Perajin menganyam tikar tradisional berbahan baku daun pandan di Kampung Berseri Astra, di Desa Pantai Cermin Kanan, Serdangbedagai, Sumut, Minggu (10/11/2024).
Didik Setiawan - Minggu, 10 November 2024
Menilik Kerajinan Tradisional Anyaman Tikar Daun Pandan
Indonesia
Erupsi Gunung Lewotobi Makan Korban Jiwa, Pemerintah Tetapkan Zona Bahaya 7 KM
Badan Geologi menjabarkan terjadi peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Lewotobi dalam beberapa hari terakhir hingga statusnya dinaikkan dari level III menjadi level IV (Awas).
Wisnu Cipto - Senin, 04 November 2024
Erupsi Gunung Lewotobi Makan Korban Jiwa, Pemerintah Tetapkan Zona Bahaya 7 KM
Indonesia
Hingga Pagi Ini, Pemkab Flores Timur Catat Korban Tewas Letusan Lewotobi 8 Orang
Hingga pagi ini, Dinas Kominfo Kabupaten Flores Timur mencatat ada delapan orang meninggal dunia akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki disertai material di Kecamatan Wulanggitang.
Wisnu Cipto - Senin, 04 November 2024
Hingga Pagi Ini, Pemkab Flores Timur Catat Korban Tewas Letusan Lewotobi 8 Orang
Indonesia
6 Orang Tewas Tertimpa Rumah Roboh Akibat Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki
"Gunung meletus sekitar pukul 00.30 WITA. Ada satu keluarga sekitar 6 orang yang tertindih bangunan."
Wisnu Cipto - Senin, 04 November 2024
6 Orang Tewas Tertimpa Rumah Roboh Akibat Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki
Indonesiaku
Seraung Dipilih Jadi Ikon Pameran Kriyanusa 2024
Seraung dipilih sebagai ikon pameran yang melambangkan keindahan dan kekayaan budaya Kalimantan Timur.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 28 Agustus 2024
Seraung Dipilih Jadi Ikon Pameran Kriyanusa 2024
Fun
Inacraft 2023 Tingkatkan Kepedulian Terhadap Ragam Budaya Sulawesi Selatan
Pemerintah Sulawesi Selatan berupaya mengangkat ragam warisan budaya adiluhung Sulawesi Selatan.
Hendaru Tri Hanggoro - Kamis, 02 Maret 2023
Inacraft 2023 Tingkatkan Kepedulian Terhadap Ragam Budaya Sulawesi Selatan
Fun
Sandiaga Uno Hadiri Pembukaan Inacraft 2023
Pameran menampilkan produk-produk kerajinan unggulan dan kreatif sekaligus mengangkat kekayaan tradisi, seni, dan budaya Sulawesi Selatan.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 01 Maret 2023
Sandiaga Uno Hadiri Pembukaan Inacraft 2023
Fun
Aneka Kerajinan Tangan Ciamik Berbahan Eceng Gondok
Mengolah Eceng Gondok menjadi beberapa aneka kerajinan tangan dengan mengajak dan melibatkan masyarakat sekitar.
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 30 September 2022
Aneka Kerajinan Tangan Ciamik Berbahan Eceng Gondok
Lifestyle
Tak Cuma Stylish, FUT Shoes Fits di Kaki Orang Indonesia
FUT shoes selain menggunakan material terbaik juga tak kalah penting mementingkan aspek kenyamanan kaki para penggunanya
Yudi Anugrah Nugroho - Jumat, 30 September 2022
Tak Cuma Stylish, FUT Shoes Fits di Kaki Orang Indonesia
Lifestyle
UNIQLO Remake Project Adrie Basuki Bikin Pakaian Hasil Daur Ulang Lebih Bernilai
Remake Project sebagai sebuah inisiatif keberlanjutan dari implementasi program RE.UNIQLO.
Yudi Anugrah Nugroho - Jumat, 30 September 2022
UNIQLO Remake Project Adrie Basuki Bikin Pakaian Hasil Daur Ulang Lebih Bernilai
Bagikan