DPRD DKI Sebut Stadion JIS Bertaraf Kampung Bukan Internasional
Komisi B DPRD DKI saat rapat dengan JakPro di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Selasa (2/8). (Foto: MP/Asropih)
MerahPutih.com - Pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) mendapat komentar pedas dari Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Hasbiallah Ilyas.
Ia menilai JIS bukan stadion megah bertaraf internasional, tapi stadion bertaraf kampung. Pasalnya, baru dilakukan grand launching pagar pembatas Tribun Utara JIS roboh.
Baca Juga:
Hasbiallah bercerita, mulanya dirinya mengagung-agungkan stadion JIS yang mempunyai kapasitas 82 ribu penonton ini dan fasilitas-fasilitas yang dimilikinya. Tapi setelah insiden pagar pembatas ambruk dirinya mengaku kecewa.
"Awalnya saya sangat bangga loh kita punya JIS yang taraf nya internasional seperti MU seperti macam-macam, dan seperti negara-negara Eropa lah. Tapi setelah kejadian ini, ini saya berpikir JIS bukan taraf eropa pak taraf tarkam ini, taraf kampung, jadi saya ga bangga," sindir Hasbiallah saat rapat Komsi B dengan JakPro di gedung DPRD DKI, Selasa (2/8).
Maka dari itu, Ketua Fraksi PKB-PPP DPRD DKI Jakarta, Hasbiallah Ilyas mendorong koleganya di Komisi B untuk mengusulkan panita khsusus (pansus) untuk mendalami peristiwa terjadinya pagar pembatas JIS roboh.
Dalam Pansus JIS itu, ucapnya, dirinya mendorong adanya audit dalam pembangunan JIS. Sebab pembangunan itu mengucurkan dana tak sedikit sekitar Rp 4,5 triliun.
Baca Juga:
Audit Menyeluruh Pembangunan JIS usai Pagar Pembatas Tribun Utara Ambruk
"Jadi tolonglah saya setuju dengan Pak Anul (panggilan Ichwanul) nih, ya diadakan pansus dan juga bukan hanya pansus harus ada audit dengan tujuan tertentu audit independen karena ni soal nyawa," papar dia.
Dengan kejadian itu, Hasbiallah pun tak yakin jika stadion yang dibangun PT Jakarta Propertindo (Jakpro) bertaraf Federation Internationale de Football Association (FIFA).
"Ini bukan standar FIFA pak mungkin standar viva bedak pak, bukan standar FIFA ini pak," sindirnya lagi.
Hasbiallah pun sangat setuju kejadian itu dilaporkan ke Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Ini gak main-main, ini soal nyawa, ini dana 4,5 triliun itu pak tadi saya agak bengong kebetulan Bupati di Wonosobo itu orang PKB pak, saya hitung-hitung itu dua taun APBD di Wonosobo dihabisin hanya untuk bikin stadion, sayang ini pak uang rakyat," pungkasnya. (Asp)
Baca Juga:
Pagar Pembatas Tribun JIS Roboh, Wagub DKI: Jakmania Juga Harus Kelas Internasional
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Dana Transfer Daerah Dipangkas, Pemprov DKI Hanya Bisa Uji Coba 100 Sekolah Swasta Gratis Tahun Depan
DPRD Harap Pemprov DKI Jangan Terburu Naikkan Pajak, Warga Sudah Terdampak Usai DBH Dipangkas
Rp 14,6 Triliun DKI Ngendap di Bank, PSI Soroti Belanja Subsidi dan Modal yang Mampet
DPRD DKI Minta BUMD Jakarta Jangan Manja Minta PMD Terus, Creative Financing Bisa Jadi Solusi Darurat Usai Anggaran Dikebiri Habis-habisan
Anggaran DKI Jakarta Menciut Gara-Gara DBH Dipangkas, Banjir dan Jalan Rusak Warga Jakarta Terancam Diabaikan?
Pansus KTR DKI Cabut Larangan Merokok 200 Meter dari Tempat Pendidikan dan Area Anak
DPRD DKI Desak Solusi Mikroplastik Air Hujan, ITF Sunter-Bantargebang Jadi Kunci
RAPBD DKI 2026 Disesuaikan Jadi Rp 81,2 Triliun, Dana Bagi Hasil dari Pusat Turun Rp 15 Triliun
Normalisasi Ciliwung Stagnan, DPRD Khawatir Jakarta Bakal Jadi 'Kolam Raksasa' Lagi
Night at the Ragunan Zoo Diuji Coba, DPRD: Jangan Berisik dan Sampai Sorot Cahaya ke Mata Hewan