DPR: Penangkapan Robertus Robet Melampaui Batas

Andika PratamaAndika Pratama - Kamis, 07 Maret 2019
DPR: Penangkapan Robertus Robet Melampaui Batas

Khatibul Umam Wiranu(ANTARAnews/re1)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Anggota DPR RI, Khatibul Umam Wiranu menyesalkan tindakan Polri yang menetapkan status tersangka terhadap aktivis sekaligus Dosen Sosiologi di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Robertus Robet.

Polri resmi menetapkan Robet sebagai tersangka ujaran kebencian lantaran diduga menghina TNI. Robet diduga memplesetkan mars ABRI saat aksi Kamisan di depan Istana Negara pada Kamis (28/2) lalu.

Mantan Wakil Ketua Komisi II DPR Khatibul Umam Wiranu tiba di gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan di Jakarta, Jumat (9/12). Khatibul yang sekarang merupakan Anggota Komisi VIII DPR itu diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi KTP elektronik atau e-KTP. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc/16
Mantan Wakil Ketua Komisi II DPR Khatibul Umam Wiranu tiba di gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan di Jakarta, Jumat (9/12). Khatibul yang sekarang merupakan Anggota Komisi VIII DPR itu diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi KTP elektronik atau e-KTP. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc/16

Khatibul yang juga menjabat Ketua Ikatan Alumni Bahasa dan Seni (IKA FBS) UNJ ini menilai tindakan Polri telah melampaui batas dan menciderai iklim demokrasi di Indonesia.

"Atas nama demokrasi dan kebebasan berekspresi, kami meminta Polri untuk melepas dan menghentikan proses penyidikan terhadap Robertus," ujar Khatibul dalam keterangan tertulis, Kamis (7/3).

Menurut Khatibul, Polisi seharusnya melihat konteks terhadap konten yang disampaikan Robet. Sebab, Robert hanya mereview nyanyain yang saat reformasi 1998 sangat populer sebagai bagian dari kritik terhadap institusi ABRI saat itu.

"Semua aktivis pergerakan hafal nyanyian itu, apa semua aktivis mau ditangkap?" tegas dia.

Politisi Partai Demokrat ini meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan perhatian atas tindakan Polri yang kerap reaktif dan menimbulkan kegaduhan, terlebih menjelang Pemilu 2019.

"Situasi ini justru membuat ketidaknyamanan dalam berwarganegara di antara kita," pungkasnya.

Nyanyian yang dipermasalahkan adalah penggalan dari lagu Mars ABRI (sekarang TNI) yang populer di kalangan aktivis reformasi 1998.

Robertus Robet

Liriknya begini: Angkatan Bersenjata Republik Indonesia / tidak berguna / bubarkan saja / diganti Menwa (Resimen Mahasiswa) / kalau perlu diganti Pramuka.

Sebelum bernyanyi itu, Robet terlebih dulu bilang: “untuk hari ini saya mengajak semua teman-teman muda di sini untuk mengingat satu lagu tahun 1998, ketika reformasi digulirkan.” (Pon)

#Aktivis 1998 #Khatibul Umam Wiranu
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Aktivis Reformasi Sebut Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Bentuk Pengaburan dan Amnesia Sejarah Bangsa
Gelar kepahlawanan bukan sekadar bentuk penghargaan individual, melainkan mekanisme moral kolektif sebuah bangsa.
Dwi Astarini - Senin, 10 November 2025
Aktivis Reformasi Sebut Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Bentuk Pengaburan dan Amnesia Sejarah Bangsa
Indonesia
Aktivis 98 Kecam Tindakan Brutal Aparat, Tuntut Keadilan atas Kematian Pengemudi Ojol
Mereka menilai kematian Affan menjadi duka mendalam sekaligus tamparan keras bagi demokrasi Indonesia.
Dwi Astarini - Jumat, 29 Agustus 2025
Aktivis 98 Kecam Tindakan Brutal Aparat, Tuntut Keadilan atas Kematian Pengemudi Ojol
Indonesia
Prabowo Didesak Pecat Menbud Fadli Zon, Aktivis 98 Beberkan 3 Bukti Perkosaan Massal Bukan Rumor
Para aktivis 98 yang terdiri dari Pena 98, Barikade 98, Gerak 98 dan KA KBUI 98 mendesak kepada Presiden Prabowo Subianto untuk memecat Fadli Zon dari jabatannya.
Wisnu Cipto - Kamis, 19 Juni 2025
Prabowo Didesak Pecat Menbud Fadli Zon, Aktivis 98 Beberkan 3 Bukti Perkosaan Massal Bukan Rumor
Indonesia
Akademisi Desak Transparansi dengan Melibatkan TGPF dan Penyintas Mei 1998 dalam Penulisan Sejarah Nasional
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya mendengarkan kesaksian para penyintas yang masih hidup
Angga Yudha Pratama - Senin, 16 Juni 2025
Akademisi Desak Transparansi dengan Melibatkan TGPF dan Penyintas Mei 1998 dalam Penulisan Sejarah Nasional
Indonesia
Peringati 27 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pamerkan Tengkorak Korban Kekejaman Orba
Pemajangan tengkorak-tengkorak memiliki simbol nyata dari berbagai tragedi pelanggaran HAM di masa lalu
Wisnu Cipto - Sabtu, 24 Mei 2025
Peringati 27 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pamerkan Tengkorak Korban Kekejaman Orba
Indonesia
Tolak Usulan Gelar Pahlawan Soeharto, Aktivis 98 Tegaskan Demokrasi Tidak Lahir Gratis
Wacana pemberian gelar pahlwan nasional kepada Soeharto dianggap mencederai perjuangan reformasi 1998
Wisnu Cipto - Sabtu, 24 Mei 2025
Tolak Usulan Gelar Pahlawan Soeharto, Aktivis 98 Tegaskan Demokrasi Tidak Lahir Gratis
Berita Foto
Sarasehan Aktivis Lintas Generasi Memperingati 27 Tahun Reformasi 1998
Aktivis reformasi Indonesia Hariman Siregar menyampaikan pandangan dalam Sarasehan Aktivis Lintas Generasi Memperingati Reformasi 1998, di Jakarta, Rabu (21/5/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 21 Mei 2025
Sarasehan Aktivis Lintas Generasi Memperingati 27 Tahun Reformasi 1998
Indonesia
Aktivis 98 Budiman Sudjatmiko jadi ‘Tangan Kanan’ Prabowo untuk Bereskan Persoalan Kemiskinan
Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan diketuai oleh Budiman Sudjatmiko.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 22 Oktober 2024
Aktivis 98 Budiman Sudjatmiko jadi ‘Tangan Kanan’ Prabowo untuk Bereskan Persoalan Kemiskinan
Indonesia
Diculik dan Disiksa di Era Orba, 4 Aktivis PRD Masuk Kabinet Prabowo
Pernah diculik di era Orba, empat aktivis PRD ini masuk Kabinet Prabowo Subianto.
Soffi Amira - Senin, 21 Oktober 2024
Diculik dan Disiksa di Era Orba, 4 Aktivis PRD Masuk Kabinet Prabowo
Indonesia
Aktivis 98 Lapor Kaesang Hilang ke Polda Metro
"Kaesang adalah anak muda aset bangsa yang tidak seharusnya tidak diketahui keberadaannya," kata Jubir Eksponen Aktivis 98 Antonius Danar.
Wisnu Cipto - Rabu, 04 September 2024
Aktivis 98 Lapor Kaesang Hilang ke Polda Metro
Bagikan