DPR: Penangkapan Robertus Robet Melampaui Batas
Khatibul Umam Wiranu(ANTARAnews/re1)
MerahPutih.com - Anggota DPR RI, Khatibul Umam Wiranu menyesalkan tindakan Polri yang menetapkan status tersangka terhadap aktivis sekaligus Dosen Sosiologi di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Robertus Robet.
Polri resmi menetapkan Robet sebagai tersangka ujaran kebencian lantaran diduga menghina TNI. Robet diduga memplesetkan mars ABRI saat aksi Kamisan di depan Istana Negara pada Kamis (28/2) lalu.
Khatibul yang juga menjabat Ketua Ikatan Alumni Bahasa dan Seni (IKA FBS) UNJ ini menilai tindakan Polri telah melampaui batas dan menciderai iklim demokrasi di Indonesia.
"Atas nama demokrasi dan kebebasan berekspresi, kami meminta Polri untuk melepas dan menghentikan proses penyidikan terhadap Robertus," ujar Khatibul dalam keterangan tertulis, Kamis (7/3).
Menurut Khatibul, Polisi seharusnya melihat konteks terhadap konten yang disampaikan Robet. Sebab, Robert hanya mereview nyanyain yang saat reformasi 1998 sangat populer sebagai bagian dari kritik terhadap institusi ABRI saat itu.
"Semua aktivis pergerakan hafal nyanyian itu, apa semua aktivis mau ditangkap?" tegas dia.
Politisi Partai Demokrat ini meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan perhatian atas tindakan Polri yang kerap reaktif dan menimbulkan kegaduhan, terlebih menjelang Pemilu 2019.
"Situasi ini justru membuat ketidaknyamanan dalam berwarganegara di antara kita," pungkasnya.
Nyanyian yang dipermasalahkan adalah penggalan dari lagu Mars ABRI (sekarang TNI) yang populer di kalangan aktivis reformasi 1998.
Liriknya begini: Angkatan Bersenjata Republik Indonesia / tidak berguna / bubarkan saja / diganti Menwa (Resimen Mahasiswa) / kalau perlu diganti Pramuka.
Sebelum bernyanyi itu, Robet terlebih dulu bilang: “untuk hari ini saya mengajak semua teman-teman muda di sini untuk mengingat satu lagu tahun 1998, ketika reformasi digulirkan.” (Pon)
Bagikan
Berita Terkait
Aktivis Reformasi Sebut Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Bentuk Pengaburan dan Amnesia Sejarah Bangsa
Aktivis 98 Kecam Tindakan Brutal Aparat, Tuntut Keadilan atas Kematian Pengemudi Ojol
Prabowo Didesak Pecat Menbud Fadli Zon, Aktivis 98 Beberkan 3 Bukti Perkosaan Massal Bukan Rumor
Akademisi Desak Transparansi dengan Melibatkan TGPF dan Penyintas Mei 1998 dalam Penulisan Sejarah Nasional
Peringati 27 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pamerkan Tengkorak Korban Kekejaman Orba
Tolak Usulan Gelar Pahlawan Soeharto, Aktivis 98 Tegaskan Demokrasi Tidak Lahir Gratis
Sarasehan Aktivis Lintas Generasi Memperingati 27 Tahun Reformasi 1998
Aktivis 98 Budiman Sudjatmiko jadi ‘Tangan Kanan’ Prabowo untuk Bereskan Persoalan Kemiskinan
Diculik dan Disiksa di Era Orba, 4 Aktivis PRD Masuk Kabinet Prabowo
Aktivis 98 Lapor Kaesang Hilang ke Polda Metro