DPD Dorong Eksplorasi Potensi Kalium dan Phospat untuk Genjot Produksi Pupuk


Ilustrasi - Gudang pupuk PT Pupuk Indonesia di Jalan Raya Pantura, Kaliampo, Wangunrejo, Kabupaten Pati, Kamis (16/3/2023). (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
MerahPutih.com - Perang antara Rusia dan Ukraina memberikan dampak serius terhadap pasokan bahan baku dan harga pupuk di dalam negeri. Kedua negara yang bertikai merupakan pemasok utama kalium.
Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin mendorong pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan kementerian terkait lainnya untuk melakukan riset dan eksplorasi potensi kalium dan phospat yang ada di beberapa wilayah Indonesia.
"Saya kira potensi kedua bahan utama kandungan unsur hara makro ini banyak tersedia di Indonesia. Pemerintah bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) perlu melakukan riset dan eksplorasi di beberapa wilayah yang kaya akan batuan kapur penghasil mineral ini," kata Sultan dalam keterangannya, Sabtu (18/03).
Baca Juga:
Jokowi Bakal Impor Pupuk Atasi Kelangkaan
Menurut mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu, Indonesia tidak bisa lagi bergantung dan berharap pada pasokan kalium dan phospat dari negara lain dengan biaya yang sangat mahal. Apalagi, eskalasi Rusia-Ukraina belum juga diketahui kapan akan berakhir.
Sultan menyebut, beberapa hasil riset yang dilakukan oleh perguruan tinggi tentang sebaran kandungan unsur kalium dan phospat sudah cukup memberikan kesimpulan yang perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah.
"Meskipun akan membutuhkan nilai investasi yang cukup besar, tapi proyek ini sangat penting dalam agenda produksi pangan dalam negeri," ujarnya.
Lebih lanjut, senator asal Bengkulu ini mengusulkan PT Pupuk Indonesia untuk aktif melakukan riset dan inovasi pupuk dengan kadar hara yang efisien namun efektif bagi pertumbuhan tanaman.
Baca Juga:
Jokowi Resmikan Pabrik Pupuk Nitrogen di Aceh
Selain itu, menurutnya, sosialisasi penggunaan pupuk organik secara berimbang juga perlu ditingkatkan di tingkat petani untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia.
"Pupuk sangat berperan penting dalam proses budidaya tanaman dan produktivitas pangan. Pemerintah daerah dan petani juga berkepentingan dalam melakukan inovasi pemenuhan kebutuhan pupuk bagi tanaman secara mandiri," pungkasnya.
Pekan lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mendapat protes dari petani terkait masalah pupuk. Jokowi pun menjawab bahwa suplai pupuk kurang imbas perang Rusia dan Ukraina.
Jokowi mengungkapkan saat ini kebutuhan pupuk di Indonesia mencapai 13 juta ton. Sedangkan produksi dalam negeri hanya 3,5 juta ton. Sisanya 6,3 juta ton harus impor. (Pon)
Baca Juga:
Presiden Rusia, Jerman dan Perancis Bahas Krisis Gandum dan Pupuk Dunia
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Prabowo Mau Sikat ‘Orang Kuat’ di Balik Tambang Ilegal, DPD RI Beri Dukungan

PPATK Diingatkan Jangan Asal Blokir Rekening, Harus Punya Pijakan dan Hukum Jelas

Komisi VI DPR Minta Kementan Tingkatkan Pengawasan Bantuan Alat Pertanian

Indonesia Sediakan 20 Hektar Lahan Pertanian Buat Dikelola Bersama Dengan Palestina

Sidang Paripurna DPD Laporkan Hasil Temuan di Daerah saat Masa Reses

Pertemuan Bilateral DPD RI dengan Senat Spanyol Javier Maroto Aranzabal di Jakarta

Dari Lumbung Padi ke Teknologi Greenhouse: RI-Belanda Resmikan Era Baru Pertanian Berkelanjutan

Prabowo Ajak Singapura Lebih Banyak Investasi di Sektor Kesehatan dan Pertanian Modern

TNI Mau Rekrut 24 Ribu Tamtama untuk Pertanian, DPR: Harusnya Diserahkan ke Kementan

Pelantikan Sekjen DPD Mohammad Iqbal Dinilai Rentan Konflik Kepentingan
