Dokter Sarankan Lansia Jangan Sering Mandi, Ini Alasannya


Dokter menyarankan lansia tidak terlalu sering mandi (Foto: Pixabay/tookapic)
PARA lansia atau orang lanjut usia, disarankan tidak terlalu sering mandi. Hal tersebut dipaparkan oleh Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr. Ika Anggraini, Sp.DV.
Saran tersebut tentu bukan tanpa alasan, dokter Ika menjelaskan, bahwa terlalu sering mandi bagi lansia bisa menyebabkan kulit jadi semakin kering.
Baca Juga:
Astaga, Lansia Ini Diduga Telah Menerima Vaksin COVID-19 90 Kali

"Mandi yang terlalu sering saat usia produktif atau anak-anak mungkin tidak apa-apa. Namun ketika usia sudah lanjut akan berpengaruh pada kulit menjadi lebih kering," jelas dokter Ika seperti yang dikutip dari laman Antara.
Menurut dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) tersebut, menjelaskan bahwa terkadang para lansia bisa mandi lebih dari dua kali sehari. Bagi dokter Ika, meski mandi bisa menjaga kebersihan, tapi itu bukan kebiasaan yang baik bagi para lansia.
"Lansia sangat rajin bisa lebih dari dua kali sehari. Mau shalat kadang mandi, ini kebiasaan yang sebenarnya kurang baik. Memang benar menjaga kebersihan, tapi berisiko menimbulkan kulit kering, karena air bisa jadi bahan iritan yang bisa menimbulkan kulit kering," jelasnya.
Dokter Ika menjelaskan, pada lansia, biasanya sudah terjadi perubahan struktur kulit, seperti pH, lapisan kulit atas, dermis, hingga pembuluh darah. Itu bisa meningkatkan risiko mengalami kelainan kulit. Salah satunya masalah kulit kering.
Masalah kulit kering harus segera mendapat penanganan agar tidak menimbulkan komplikasi. Seperti luka kronik, infeksi bakteri, hingga gangguan tidur berkelanjutan yang mengakibatkan depresi atau kecemasan.
Baca Juga:

Adapun lokasi kulit kering yang paling sering terjadi, yaitu pada kedua lengan dan tungkai. Hal itu ditandai kulit tampak kasar, tekstur kulit lebih jelas dan terlihat bersisik.
"Kulit kering mudah terasa kasar dan bila berat bisa tampak kemerahan (digaruk) menimbulkan luka lecet dan efek bakteri," ucap Ika.
Untuk yang mengalami kulit kering, cara mengatasi bisa dengan sejumlah cara, salah satunya pemberian pelembap pada kulit. Selain itu, cara lainnya, bisa juga dengan mengurangi kebiasaan mandi dengan air hangat, memakai sabun tidak berpelembap, serta mencukupi asupan makanan serta minuman.
"Sabun tidak berpelembap bisa meningkatkan risiko kulit kering, begitu juga dengan asupan makanan dan minuman yang kurang," tutupnya. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
