Diterpa Isu Miring, Berikut Tanggapan Relawan Vaksin COVID-19

Zulfikar SyZulfikar Sy - Minggu, 11 Oktober 2020
Diterpa Isu Miring, Berikut Tanggapan Relawan Vaksin COVID-19

Ilustrasi. (Foto: MP/Pixabay.com/TheDigitalArtist)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Uji klinis vaksin COVID-19 yang dilakukan PT Bio Farma dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) sempat diterpa isu tak sedap. Antara lain, adanya relawan yang positif COVID-19 beberapa hari setelah mendapat suntik vaksin.

Meski demikian, fakta relawan positif COVID-19 tersebut sudah diklarifikasi peneliti. Sang relawan setelah disuntik vaksin langsung pergi ke luar kota. Diduga di sanalah ia terjangkit virus.

Muhammad Satria Nugraha, salah satu dari 1.620 relawan vaksin COVID-19, mengaku tidak terpengaruh dengan adanya relawan yang positif.

Baca Juga:

Ada Dua Jenis Vaksin COVID-19 yang Digunakan di Indonesia

Pemuda 26 tahun asal Antapani, Bandung ini telah dua kali menerima suntik vaksin buatan Sinovac Biotech, Tiongkok itu.

Sebelum penyuntikan, ia dan relawan lainnya telah diberitahu bahwa relawan terbagi ke dalam dua kelompok secara acak untuk mendapat vaksin dan placebo.

Relawan juga diharuskan mentaati protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak atau menghindari kerumunan, dan memelihara higienitas atau kebersihan.

Setelah penyuntikan, relawan juga tidak boleh pergi ke luar kota dulu. Tujuannya tidak lain untuk memudahkan kontrol penelitian.

Mengenai relawan yang positif COVID-19, Muhammad sudah diberi tahu bahwa relawan tersebut habis pergi ke Semarang, Jawa Tengah yang waktu itu zona merah.

“Saran peneliti setelah suntik supaya kita menjaga kesehatan, jangan sampai lepas protokol kesehatan. Yang relawan positif COVID-19 dan ternyata dia habis pergi dari Semarang setelah penyuntikan pertama,” tutur Muhammad, saat dihubungi MerahPutih.com, baru-baru ini.

Simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/nz
Simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/nz

“Padahal kata panitia uji klinis jangan dulu keluar kota sampai penelitian selesai,” lanjut alumnus Unikom tersebut.

Mendengar kabar relawan positif COVID-19, Muhammad mengaku tidak terpengaruh. Apalagi takut dirinya jadi positif COVID-19 juga.

Meski saat itu sempat tersiar kabar bahwa relawan tersebut positif karena prosedur menjadi relawan, meliputi tes swab, dan lain-lain. Kabar yang tersiar, relawan tersebut terkena akibat terkontaminasi dari alat prosedur tersebut.

“Saya gak takut. Waktu ada relawan positif diduga gara-gara penyuntikan jadi positif padahal tidak. Karena prosedur relawan ini ketat,” katanya.

Baca Juga:

Ridwan Kamil Sempat Disebut Pura-pura Jadi Relawan Vaksin COVID-19

Saat ini, Muhammad menunggu tahapan selanjutnya dari proses uji klinis tahap 3. Minggu 11 Oktober 2020, ia akan menyerahkan kartu monitoring uji klinis. Selama menjadi relawan, ia mendapat dua kartu.

Kartu pertama tentang catatan harian aktivitasnya sehari-hari. Kartu kedua tentang gejala yang dirasakan. Muhammad mengaku tidak mengalami gejala apa pun setelah mendapat dua kali penyuntikan.

Ia juga tidak merasakan reaksi tubuh yang aneh antara sebelum dan setelah mendapat penyuntikan. Nafsu makannya pun biasa, tidak ada yang berubah. Badannya sehat, namun tidak pernah sakit, termasuk sakit ringan seperti masuk angin.

“Nafsu makan biasa, sehat-sehat saja, ga masuk angin selama mengikuti uji klinis ini,” ujar Muhammad. (Iman Ha/Jawa Barat)

Baca Juga:

Pemerintah Pastikan Vaksin COVID-19 yang Bakal Disuntikkan Aman

#Vaksin Covid-19 #Virus Corona
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Informasi ini diunggah akun Facebook “Jefri Papahnya Aqiela”.
Frengky Aruan - Senin, 09 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
Dunia
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Virus baru ini berasal dari subgenus merbecovirus, yang juga termasuk virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Dwi Astarini - Jumat, 21 Februari 2025
 Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19
Reaktivitas silang antara protein SARS-CoV-2 pada vaksin dan protein manusia dapat menyebabkan berbagai kondisi autoimun, dari dermatitis ringan, kerusakan organ, kelumpuhan, sampai kematian.
Wisnu Cipto - Rabu, 09 Oktober 2024
[HOAKS atau FAKTA]: Kasus Autoimun Meroket Akibat Vaksinasi COVID-19
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung
Beredar narasi yang mengeklaim vaksin Astrazeneca merupakan penyebab jantung terasa sakit tanpa sebab.
Frengky Aruan - Jumat, 09 Agustus 2024
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 AstraZeneca Penyebab Sakit Jantung
Lifestyle
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome
Dwi Astarini - Kamis, 02 Mei 2024
Kemenkes Jelaskan Vaksin COVID-19 AstraZeneca Disebut Timbulkan Thrombocytopenia Syndrome
Indonesia
Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis
Terdapat sebanyak 1.345 kasus aktif pada Januari hingga Maret 2024. Adapun kasus mingguan mencapai 28 kasus, dan pengecekan mingguan sebanyak 7.700 kasus.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Maret 2024
Indonesia Miliki Sisa Vaksin COVID-19 Sekitar 5,22 Juta Dosis
Indonesia
Menkes Pastikan Vaksinasi COVID-19 Berbayar Mulai Tahun Depan
"Tahun depan (berbayar). Karena diminta sampai akhir tahun ini masih ditanggung negara," kata Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (24/7).
Andika Pratama - Senin, 24 Juli 2023
Menkes Pastikan Vaksinasi COVID-19 Berbayar Mulai Tahun Depan
Indonesia
IDI Tetap Sarankan Vaksin Ke-4 Meski Pandemi COVID-19 Telah Berakhir
Indonesi tengah memasuki fase endemi COVID-19. Ketua Satgas COVID-19 yang juga Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan menyarankan masyarakat untuk tetap melaksanakan vaksinasi keempat atau booster kedua.
Mula Akmal - Kamis, 22 Juni 2023
IDI Tetap Sarankan Vaksin Ke-4 Meski Pandemi COVID-19 Telah Berakhir
Dunia
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Kasus positif COVID-19 di Tiongkok memuncak lagi.
Zulfikar Sy - Selasa, 13 Juni 2023
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Dunia
WHO Nyatakan Anak dan Remaja Sehat Tidak Perlu Vaksin COVID-19
rganisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis pembaruan rekomendasi vaksinasi COVID-19 pada Selasa (29/3).
Zulfikar Sy - Kamis, 30 Maret 2023
WHO Nyatakan Anak dan Remaja Sehat Tidak Perlu Vaksin COVID-19
Bagikan