Disleksia Bukanlah Kelainan tetapi Bagian dari Evolusi Budaya Spesies

P Suryo RP Suryo R - Selasa, 28 Juni 2022
Disleksia Bukanlah Kelainan tetapi Bagian dari Evolusi Budaya Spesies

Orang dengan disleksia tidaklah berbeda dengan orang lainnya. (Foto: Unsplash/isco)

Ukuran:
14
Audio:

ORANG yang memiliki disleksia ternyata mempunyai otak khusus untuk mengeksplor hal-hal yang tidak diketahui. Kekuatan ini berkontribusi pada keberhasilan dan kelangsungan hidup spesies kita.

Menurut laman sciencefocus, para ilmuwan di University of Cambridge mengatakan sebaiknya disleksia jangan dianggap sebagai kelainan. Hanya saja ada perbedaan perilaku dan otak. Kesimpulan ini berasal dari analisis sejumlah penelitian tentang kognisi, perilaku, dan otak yang menunjukkan spesialisasi dalam mengeksplorasi hal yang tidak diketahui dan melihat gambaran besar dari orang dengan disleksia.

Baca Juga:

Beda Pandangan Individu Aseksual terhadap Gambar Erotis

cew
Orang dengan disleksia bukanlah menderita kelainan. (Foto: Unsplash/Linh Koi)

Keuntungan yang diberikan oleh otak disleksia bisa jadi merupakan evolusi ketika manusia beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah, untuk bertahan hidup. Manusia perlu mempelajari keterampilan dan memperoleh kebiasaan baru. Ini menelurkan kreativitas dan menemukan solusi inovatif melalui eksplorasi.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Helen Taylor dan Martin Vestegaard, menyebutkan bahwa otak memiliki kemampuan yang terbatas. Satu-satunya cara untuk meningkatkan adaptasi terhadap lingkungan adalah dengan mengkhususkan diri pada strategi yang berbeda. Beberapa orang memanfaatkan pengetahuan yang mereka peroleh dengan lebih baik, sementara yang lain lebih fokus pada penemuan dan inovasi.

Mereka juga menganggap bahwa dalam banyak bidang penelitian dipahami bahwa sistem adaptif, seperti organisasi, otak, atau bahkan sarang, membutuhkan keseimbangan antara mengeksplorasi dan mengeksploitasi. Ini agar adaptasi dan kelangsungan hidup dapat bekerja dengan baik. Otak disleksia kemudian menyesuaikan diri dengan pemahaman ini, memiliki kelebihan dan kekurangan.

Selain belajar membaca, menulis atau bermain piano adalah pembelajaran yang bergantung pada memori prosedural, yaitu keterampilan ini diproses secara otomatis dan cepat. Tetapi otomatisasi tugas menentukan bahwa individu menggunakan informasi yang sama berulang-ulang.

Baca Juga:

Kebiasaan yang dapat Membuat Otak Lebih Kreatif

cew
Disleksia bukanlah kelainan atau gangguan pada seseorang. (Foto: Pexels/cottonbro)

Jika orang tersebut, di sisi lain, mengalami kesulitan mengotomatisasi tugas, mereka menyadari seluruh proses. Keuntungannya adalah keterampilan atau proses dapat ditingkatkan dan eksplorasi kegiatan dapat dilanjutkan. Pandangan negatif yang kita miliki tentang disleksia menganggap bahwa proses belajar kita didasarkan pada pengulangan dan otomatisasi tugas, itulah sebabnya hal itu disebut gangguan belajar atau perkembangan.

Menurut para ilmuwan, proses pendidikan kita dan pentingnya membaca dan menulis dalam budaya kita akhirnya menghasilkan pandangan negatif tentang disleksia. Melihat studi sebelumnya dalam psikologi dan ilmu saraf, para peneliti mencatat perbedaan dalam pembentukan otak disleksia.

Otak mengatur neuronnya secara berbeda ketika lebih baik dalam melihat gambaran besar dibandingkan dengan otak yang lebih berorientasi pada detail. Orang disleksia memiliki koneksi yang lebih lama dan koneksi lokal yang lebih sedikit. Karena cara berpikir ini berkembang bersama, mereka bekerja paling baik dalam kolaborasi. Menyatukan dua jenis otak yang berbeda menghasilkan hasil yang lebih baik daripada dua atau lebih otak yang sama. (Mrf)

Baca Juga:

Kesepian Timbulkan Masalah pada Gizi Lansia

#Kesehatan #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Bagikan