Diskon, Kunci 'Survive' Bisnis Jasa Foto di Masa Pandemi


Mulai dari hobi menjadi pekerjaan (Foto: instagram/@galuhprasetyai_)
DAMPAK pandemi sangat terasa di dunia bisnis barang dan jasa. Menjalani sebuah bisnis jasa tentu tidak bisa dipandang sebelah mata, begitu pula dengan bisnis jasa foto.
Banyak orang yang mulanya sekedar hobi foto dan mengeditnya, kemudian beralih menjadi pebisnis jasa foto. Jasa foto memang banyak dibutuhkan, karena setiap orang ingin momen istimewanya terdokumentasi dengan baik.
Baca juga:
Tetapi, di masa pandemi ini para pelaku bisnis mengoptimakan pemasaran digital branding sebagai sarana komunikasi dengan target konsumennya. Jasa foto saat ini makin banyak, membuat persaingan semakin membara.

Karena itu, para pebisnis jasa foto berlomba-lomba menghasilkan foto dan editan terbaik dan mempromosikan dengan harga yang bersahabat hasil pejabat.
Untuk memulai bisnis ini memang tidak dengan modal sedikit. Tetapi, dapat dilakukan dengan modal terbatas. Misalnya dengan menyewa peralatan dan memulainya dengan satu kamera, atau join dengan komunitas-komunitas fotografi.
Hal ini dirasakan Galuh Prasetya Ilhamy, seorang pebisnis jasa foto yang sudah merintis sejak 2016 dengan partner bisnisnya. Galuh berpisah dengan partnernya dan membuka jasa foto sendiri. Meskipun saat ini semakin banyak jasa foto, Galuh bisa mengatasi persaingan bisnis dengan cara ampuh.
Demi menjaga bisnis jasa fotonya bisa tetap survive, Galuh melakukan berbagai upaya. Bagi Galuh yang terpenting dalam berbisnis jasa foto adalah keahlian dalam menghasilkan foto terbaik. Ia tidak pernah mengadakan virtual photoshoot seperti jasa foto lainnya. Alasannya agar hasil foto lebih maksimal.

"Menurut gue foto ketemu orangnya langsung itu lebih enak buat ngarahin dan memaksimalkan gaya dia," ucap Galuh saat di hubungi Merahputih.com.
Menjaga hasil foto yang baik jadi prioritas Galuh. Selain itu, ia memanfaatkan beberapa orang yang membuka bisnis karena dampak pandemi. "Meskipun gue buka jasa foto prewedding, wedding, wisuda, sekarang gue jadi buka jasa foto produk. Gue megang coffee shop, brand baju lokal punya temen gue," ujar Galuh.
Untuk mengisi waktu luang, Galuh selalu melatih kemampuannya dalam berfoto. Bahkan, ia kerap menerima job orang-orang yang iseng ingin difoto. "Kadang gue juga sih yang nyari orang buat iseng-iseng ngelatih skill gue, jadi gue yang bayar modelnya," tambahnya.
Baca juga:
Sebagai seorang pebisnis jasa foto yang awalnya hanya karena hobi, Galuh terbilang gigih dan pantang menyerah untuk mempromosikan jasanya tersebut selama pandemi. Galuh berani untuk menebar diskon jasa fotonya kepada pelanggan.

"Buka jasa foto dengan memberikan diskon itu cukup ngaruh dan membantu orang-orang yang baru buka usaha dan butuh jasa foto produk," paparnya.
Otomatis, diskon membuat banyak orang menggunakan jasanya. Omzet usahanya itu jadi melonjak. Dari yang mulanya hanya Rp500 ribu-Rp800 ribu, kini Galuh mampu meraih omzet jutaan rupiah setiap bulannya.
Bagi Galuh, berbisnis harus berani dan tidak boleh takut. Belajar dari pengalaman dan kesalahan ialah 'guru' bisnis bagi Galuh. "Untuk menjadi manusia paling tangguh, kamu harus terjatuh untuk membangun kembali sebuah harapan yang baru," pesannya. (ans)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial

Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting

Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024

Indonesia Ingin Ada Peluang Bisnis Baru Dengan Prancis

Tupperware Hentikan Bisnis di Indonesia Setelah 33 Tahun Beroperasi

Ruang Baru, Sumber Inspirasi Anak-anak SOS Children's Village untuk Raih Harapan

Perempuan-perempuan Hebat Berkumpul di Jakarta, Rayakan Kepemimpinan Menginspirasi

Biang Kerok IHSG Anjlok, Dari Ketegangan Geopolitik Sampai Perang Tarif Uni Eropa dan AS

IHSG Terperosok dan Alami Trading Halt, DPR Langsung Kunjungi BEI

Setelah 28 Tahun, Donatella Versace Turun dari Jabatan Chief Creative Officer, Menyerahkan Tanggung Jawab ke Pihak di Luar Keluarga
