Dirut Jiwasraya Bantah Rekayasa Hasil Laporan Keuangan 2018

Andika PratamaAndika Pratama - Rabu, 01 Juli 2020
Dirut Jiwasraya Bantah Rekayasa Hasil Laporan Keuangan 2018

Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Hexana Tri Sasongko berbicara kepada wartawan di sela Rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/2

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya Hexana Tri Sasongko membantah direksi dan komisaris perusahaan pelat merah itu meminta PricewaterhouseCoopers (PwC) untuk merekayasa hasil laporan keuangan pada 2018.

Hal itu terungkap dalam persidangan lanjutan atas Perkara Pidana Nomor : 33/Pid.Sus-TPK/2020/PN.Jkt.Pst di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (1/7).

Baca Juga

Terdakwa Korupsi Jiwasraya Hendrisman Isolasi Mandiri di Rutan KPK

“Saya tidak tahu,” tegasnya ketika menjawab pertanyaan Tim Kuasa Hukum Heru Hidayat, Aldres Napitupulu dalam persidangan.

Aldres mengatakan bahwa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP), M. Jusuf Wibisana, selaku auditor PwC, menyatakan ada permintaan tersebut dari Direksi dan Komisaris.

Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya Hexana Tri Sasongko
Direktur Utama PT Asuransi Jiwasraya Hexana Tri Sasongko

Menurutnya, direksi dan komisaris meminta agar laporan keuangan Asuransi Jiwasraya pada 2018 mencatatkan kerugian. Namun, jelas dia, Jusuf menolak lantaran permintaan tersebut melanggar standar audit PwC.

“Pak Jusuf, dalam BAP-nya bilang, ada permintaan dari Direksi dan Komisari AJS dibuat rugi tapi PwC gak mau karena itu melanggar standar audit mereka,” jelas Aldres.

Aldres juga mempertanyakan alasan penggantian PwC sebagai kantor akuntan publik untuk audit laporan keuangan 2018 Asuransi Jiwasraya.

“Karena Pak Jusuf tidak bisa memenuhi TOR (Term of Reference). Kewenangan menentukan Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah pemegang saham,” jawab Hexana.

Lebih lanjut, Aldres mengetengahkan tentang hasil audit laporan keuangan Asuransi Jiwasraya 2017 yang mendapatkan opini tidak wajar atau adverse opinion.

Dia meminta konfirmasi kepada Hexana bahwa opini tersebut muncul karena rasio pencapaian solvabilitas atau Risk Based Capital (RBC), tetapi bukan akibat investasi.

“Iya, karena perhitungan cadangan. (terkait RBC-nya?) Iya. Tidak ada karena investasi,” jawab Hexana.

Selain Hexana, sejumlah mantan petinggi Asuransi Jiwasraya lain juga diagendakan hadir sebagai saksi dalam lanjutan persidangan kasus tersebut.

Baca Juga

Terdakwa Korupsi Jiwasraya Hendrisman Rahim Reaktif COVID-19

Para petinggi tersebut antara lain mantan Komisaris Utama Djonny Wiguna, Kepala Divisi Investasi Faisal Satria Gumay, dan eks Bagian Pengembangan Dana Jiwasraya Lusiana.

Dua nama terakhir belum sempat dihadirkan dalam persidangan lantaran sidang diskors dan ditunda akibat Hendrisman Rahim, salah satu terdakwa, dilaporkan reaktif Covid-19 berdasarkan hasil rapid test. (Pon)

#Kasus Jiwasraya #Jiwasraya
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
Izin Usaha Jiwasraya Telah Ditutup, Aset Buat Bayar Nasabah Menolak Restrukturisasi
Saat ini sebanyak 99,9 persen nasabah Jiwasraya telah menyetujui restrukturisasi dan polisnya dialihkan ke PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), anak usaha dari holding BUMN Indonesia Financial Group (IFG).
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 Maret 2025
Izin Usaha Jiwasraya Telah Ditutup, Aset Buat Bayar Nasabah Menolak Restrukturisasi
Indonesia
Dirjen Kemenkeu Isa Rachmatarwata Tersangka Baru Kasus Jiwasraya, Malam Ini Langsung Ditahan 
Total kerugian negara yang ditimbulkan dalam kasus ini sekitar Rp 16,8 triliun.
Wisnu Cipto - Jumat, 07 Februari 2025
Dirjen Kemenkeu Isa Rachmatarwata Tersangka Baru Kasus Jiwasraya, Malam Ini Langsung Ditahan 
Indonesia
Aset Jiwasraya Dilelang Buat Jamin Kewajiban ke Pemegang Polis
Jiwasraya masih dalam pengawasan khusus dan dalam proses menyelesaikan Rencana Tindak/Rencana Penyehatan Keuangan Perubahan
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 07 Agustus 2024
Aset Jiwasraya Dilelang Buat Jamin Kewajiban ke Pemegang Polis
Bagikan