Didik Nini Thowok: Tarian Tradisional, Perekat Persatuan Bangsa


Didik Nini Thowok (Foto: Twitter/didikNT)
BAGI Didik Nini Thowok, seni tari tradisional Indonesia memiliki peran penting sebagai media perekat persatuan bangsa. Karena itulah ia berharap agar seni tari tradisional Indonesia bisa terus dijaga kelestariannya.
"Saya kira seni tari tradisional kita mampu menjadi perekat persatuan di tengah keragaman bangsa Indonesia," kata Didik saat ditemui di Gedung Lembaga Pendidikan Kejuruan (LPK) Tari Natya Lakshita, Yogyakarta, Kamis (10/8).
Berdasarkan pengalaman, berbagai macam seni tari Indonesia selalu mendapatkan apresiasi dan sambutan yang meriah saat dipentaskan di luar negeri. Apa pun itu, baik yang dilahirkan dari daerah, suku, maupun etnik.
Dalam konteks itu, menurut dia, seni tari tradisional telah mampu menjadi penguat persatuan bangsa. Karena, ini adalah kekayaan dan harta berharga bersama yang perlu terus dirawat dan dijaga.
"Tidak banyak yang bisa secara tulus mengapresiasi tarian tradisional sendiri. Seni tari itu bisa makin dianggap sebagai kekayaan bersama ketika orang telah menyaksikan sendiri bagaimana di luar sana tarian tradisional kita sangat diapresiasi," kata Direktur Lembaga Pendidikan Kejuruan (LPK) Tari Natya Lakshita ini.

Didik mengaku, hingga saat ini ia telah mendapatkan undangan pentas dari 39 negara. Selama itu pula ia belum pernah menghadapi penolakan atau resistensi dari warga negara yang mengundang. Sebaliknya, justru panen penghargaan.
Ia pun berpesan kepada generasi muda, untuk tidak melupakan kesenian tradisional, sebagai kekayaan bangsa yang patut dipertahankan. "Saya katakan boleh generasi muda saat ini mempelajari seni kontemporer, asalkan terlebih dahulu mengerti dan menguasai seni tari tradisionalnya," katanya.
Didik juga berharap seni tari tradisional di Indonesia jangan sampai diperbandingkan dan dibenturkan dengan aspek agama. Seni tari, menurut dia, selayaknya dibicarakan dan ditempatkan dalam ranah budaya Nusantara.
"Kalau kemudian dibenturkan dengan agama, tetap tidak masuk. Apalagi, sampai dibandingkan seni dan agama lebih tinggi mana, tentu tidak tepat," kata alumnus Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Yogyakarta itu. (*)
Sumber: ANTARA/Luqman H.
Baca juga artikel seni dan budaya lainnya di sini: Duta Seni Boyolali Kembali Pukau Moskow Dengan Tari Topeng Ireng Merapi
Bagikan
Berita Terkait
Kisruh Royalti Lagu, Pelaku Usaha dan Seniman Desak DPRD Solo Bubarkan LMKN

Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
Gamelan Ethnic Music Festival 2025 Siap Digelar, Seniman dari 7 Daerah Bakal Ikut Meramaikan

Seniman Tato Korea Selatan Perjuangan Revisi Tattooist Act, Janjikan Praktik Sesuai Standar Kesehatan dan Keamanan

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo

ara contemporary Hadirkan Galeri Seni Beriskan 17 Seniman Asia Tenggarra

Deretan Film yang Pernah Dibintangi Titiek Puspa: Dari Komedi, Drama, hingga Musikal

Kepergian Titiek Puspa, Jokowi: Indonesia Kehilangan Tokoh Inspiratif

Asal Usul Nama Titiek Puspa: dari Menyamarkan Identitas hingga Jadi Ikon Industri Hiburan Indonesia

Perjalanan Hidup Penuh Dedikasi Titiek Puspa di Industri Hiburan Tanah Air
