Diburu Berlebihan, Populasi Kura-Kura Kepala Besar Hanya Tersisa Ratusan

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Kamis, 04 Mei 2023
Diburu Berlebihan, Populasi Kura-Kura Kepala Besar Hanya Tersisa Ratusan

Inilah kura-kura berkepala besar yang populasinya tinggal ratusan ekor di alam. (Foto: Instagram/@wildlife_web)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

TERDAPAT lebih dari ratusan spesies yang hidup di air dan daratan dengan tak sedikit yang memiliki bentuk unik. Salah satu yang bisa dikatakan aneh dan menarik perhatian adalah jenis kura-kura berkepala besar atau big-headed turtle.

Berbeda dengan kura-kura pada umumnya, hewan dengan nama latin Platysternon Megacephalum ini memiliki ukuran kepala yang kurang proporsional sehingga tak memungkinkan ia memasukan kepalanya ke dalam cangkangnya.

Kura-kura berkepala besar ini sebenarnya menjadi hewan endemik di wilayah Kamboja, Tiongkok, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam. Di mana reptil ini suka tinggal di perairan dengan aliran kencang tapi tidak dalam atau sungai berbatu dekat air terjun.

Sayangnya, akibat keunikan dari kura-kura ini, ia kerap menjadi target perburuan liar hingga memicu populasinya yang terus menciut jumlahnya di alam. Dari mulai diburu untuk dijual sebagai hewan konsumsi hingga menjadi hewan peliharaan eksotik bagi mereka yang menyukai reptil atau kura-kura.

Baca juga:

Cacing Berkepala Martil, Berbisa dan Berbahaya

Peneliti di Hong Kong berupaya melindungi kura unik ini tapi perburuan liar menimbulkan semakin menyusut populasinya. (Foto: Instagram/@hongkongsnakeid)

Dari sinilah upaya konservasi dari Platysternon Megacephalum dan dua kura-kura langka lainnya yaitu kura koin emas atau Cuora trifasciata, dan kura empat mata beal atau Sacalia bealei dilakukan di Hong Kong.

“Hong Kong merupakan salah satu benteng terakhir konservasi kura-kura di Asia,” ujar Profesor di Lingnan University Sung Yik-hei, sebagaimana dikutip dari CNN (29/4).

Berdasarkan penjelasan dari Sung, aspek yang membuat Hong Kong tepat untuk melakukan konservasi dari kura-kura yang sudah langka di alam ini adalah karena ketidaktahuan para pemburu bahwa ketiga reptil itu juga menjadi wilayah ini sebagai rumah mereka, salah satunya adalah kura berkepala besar.

Namun, lambat laun keberadaan dari hewan-hewan ini mulai sudah terendus oleh para pemburu dan berdasarkan data yang jumlahnya berkurang sampai 80 persen di alam. Dari sinilah Sung bersama timnya merasa sudah saatnya mengumumkan kepada publik mengenai upaya mereka selama ini terkait konservasinya.

Kura berkepala besar disebut diminati karena memang dianggap paling eksotik di antara kura yang lain. Dari ukuran kepalanya yang besar dengan paruh bagaikan elang sampai ekor yang menyerupai buaya.

Baca juga:

Spesies Baru Laba-Laba Trapdoor Terbesar di Dunia Ditemukan di Australia

Bentuk unik dari kura-kura ini memicu banyak pemilik hewan eksotik tertarik memeliharanya yang seringnya berujung pada kematian. (Foto: Instagram/@discworld24)

Berdasarkan data Sung, hewan ini hanya tersisa beberapa ratus saja di alam Hong Kong dan jauh lebih sedikit lagi di wilayah lain yang menjadi rumah Platysternon megacephalum. Saking langkanya, kura-kura berkepala besar disebut laku terjual di pasar gelap penjualan hewan per ekornya hingga USD 1.000 atau setara dengan Rp 14,6 juta.

Namun hal yang sangat disayangkan adalah ketidaktahuan mereka yang ingin memelihara hewan eksotik ini menyebabkan kura berkepala besar tidak bertahan lama ketika dipelihara.

Sung yang menegaskan bahwa jika kamu ingin memeliharanya, maka kamu harus membuat kandang yang sesuai dengan lingkungan alaminya, baik dari sisi kualitas air, temperatur, pergerakan air, sampai paparan sinar mataharinya.

Sehingga tak heran bila tak sedikit Platysternon megacephalum berujung dikubur jika tetap nekat dipelihara secara pribadi. Aspek seperti inilah yang semakin mendorong Sung dan timnya untuk terus berupaya menjaga konservasi sekaligus mencegah perburuan kura-kura unik nan langka tersebut. (aru)

Baca juga:

Bisa Didenda Hingga Rp4,2 Miliar Bawa Platypus

#Fauna #Hewan #Hewan Langka
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Indonesia
Rahasia Satwa Antistres Saat Taman Margasatwa Ragunan Buka Malam Hari
Pengunjung diwajibkan menggunakan mobil kereta berkapasitas lima orang per perjalanan dengan tarif tertentu untuk berkeliling
Angga Yudha Pratama - Selasa, 14 Oktober 2025
Rahasia Satwa Antistres Saat Taman Margasatwa Ragunan Buka Malam Hari
Indonesia
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga
Kawasan Gunung Tangkuban Parahu sudah cukup banyak penduduk dan menjadi destinasi wisata unggulan Jawa Barat
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Macan Tutul Kabur Dari Lembang Park and Zoo ke Gunung Tangkuban Parahu Bahayakan Nyawa Warga
Indonesia
Indonesia Kejar Status Zona Bebas PMK tanpa Vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia
Pemerintah berharap pengakuan dari WOAH dapat diraih pada 2025
Wisnu Cipto - Selasa, 26 Agustus 2025
Indonesia Kejar Status Zona Bebas PMK tanpa Vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia
Dunia
Minta Hewan Peliharaan Dijadikan Pakan Predator, Kebun Binatang di Denmark Autokena Kecam
Meski pihak kebun binatang menyebut hewan yang akan dijadikan pakan terlebih dahulu dieutanasia.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Minta Hewan Peliharaan Dijadikan Pakan Predator, Kebun Binatang di Denmark Autokena Kecam
Dunia
Kebun Binatang di Denmark Minta Hewan Peliharaan yang tak Diinginkan Dijadikan Pakan Predator
Kebun Binatang Aalborg meminta sumbangan ayam, kelinci, dan marmut hidup, yang menurut mereka akan ‘dieutanasia secara lembut’ oleh staf yang terlatih.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Kebun Binatang di Denmark Minta Hewan Peliharaan yang tak Diinginkan Dijadikan Pakan Predator
Indonesia
Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Tanpa Sistem Imun, Sudah Ada Pakan Premium Jadi Pilihan
Keberadaan hewan peliharaan bukan sekadar tren gaya hidup, melainkan bagian dari keseimbangan emosional pemiliknya.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 26 Juli 2025
Jangan Biarkan Hewan Peliharaan Tanpa Sistem Imun, Sudah Ada Pakan Premium Jadi Pilihan
Berita Foto
Anggota DPRD Provinsi DKI Dorong Taman di Jakarta Ramah Hewan
Warga membawa hewan peliharaan di Taman Sambas Asri, Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (24/6/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 24 Juni 2025
Anggota DPRD Provinsi DKI Dorong Taman di Jakarta Ramah Hewan
Indonesia
Babi Viral Pejaten Gegerkan Warga! Begini Nasibnya Supaya Tak Ada 'Anak Babi' Susulan
Babi yang sebelumnya sempat pingsan kini sudah pulih sepenuhnya
Angga Yudha Pratama - Selasa, 17 Juni 2025
Babi Viral Pejaten Gegerkan Warga! Begini Nasibnya Supaya Tak Ada 'Anak Babi' Susulan
Indonesia
Pemprov DKI Bakal Berikan Subsidi Hewan Saat Berobat, Bukan Iuran Seperti BPJS Kesehatan
Dinas KPKP DKI tengah membuat kajian terkait pembangunan puskeswan. Barulah di 2026 pembangunan dilakukan di lima wilayah Jakarta dan Kabupaten Kepulauan Seribu.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 10 Juni 2025
Pemprov DKI Bakal Berikan Subsidi Hewan Saat Berobat, Bukan Iuran Seperti BPJS Kesehatan
Indonesia
Wacana soal BPJS Hewan, Francine PSI Minta Layanan Kesehatan Hewan Dipenuhi Terlebih Dahulu
Wacana soal BPJS Hewan kini menjadi perhatian anggota DPRD DKI Jakarta dari fraksi PSI, Francine. Pemprov DKI diminta untuk memenuhi layanan kesehatan hewan.
Soffi Amira - Senin, 09 Juni 2025
Wacana soal BPJS Hewan, Francine PSI Minta Layanan Kesehatan Hewan Dipenuhi Terlebih Dahulu
Bagikan