Headline

Deputi Bank Indonesia Yakin Pertumbuhan Ekonomi Berpeluang Lebih Tinggi

Eddy FloEddy Flo - Senin, 07 Mei 2018
Deputi Bank Indonesia Yakin Pertumbuhan Ekonomi Berpeluang Lebih Tinggi

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara (Foto Antara/Rivan Awal Lingga)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu isu utama yang paling disorot dalam pemerintahan Jokowi-JK. Dalam APBN 2018, pemerintahan Jokowi-JK menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen. Angka ini sempat mendapat kritikan tajam dari sejumlah pengamat ekonomi.

Bagaimana realisasinya sampai dengan triwulan pertama tahun 2018? Berdasarkan data Bank Indonesia. sampai saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan pertama tahun 2018 mencapai 5,06 persen. Menurut Deputi Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, realisasi pertumbuhan ekonomi bisa didorong lebih tinggi lagi dari target semula.

"Jadi memang intinya adalah bahwa ekonomi memang belum pada potensi tertingginya. Tapi bukan juga ekonomi yang turun, tapi memang ekonomi yang masih perlu untuk didorong," ujar Mirza di Yogyakarta, Senin (7/5).

Mirza menuturkan, realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal pertama sedikit di bawah ekspektasi BI 5,1 persen.

Bank Indonesia
Bank Indonesia (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Industri manufaktur yang menyumbang lebih dari 20 persen dari PDB, lanjut Mirza, hanya tumbuh di bawah lima persen, yaitu 4,5 persen. Selain itu, sektor perdagangan yang menyumbang 13 persen dari PDB juga tumbuh tak sampai lima persen.

"Dari sisi kebijakan moneter sudah banyak mendorong, tinggal sekarang kebijakan di sektor riil untuk bisa mendorong manufaktur bisa tumbuh lebih tinggi. Supaya sektor perdagangan bisa lebih tinggi, sektor lain bisa lebih tinggi," ujar Mirza.

Kendati demikian, Mirza juga sebagaimana dilansir Antara menyoroti sektor konstruksi yang tumbuh di atas lima persen, yang sekaligus mengkonfirmasi kontribusi sektor tersebut terhadap PDB.

"Tapi itu kan tidak cukup. Hanya karena kalau kita bangun infrastruktur, jangka panjang kelihatannya. Tapi kita sudah 'on the right track' bangun infrastrukturnya," ujar Mirza.

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (Foto: pixabay)

Sebelumnya, secara terpisah Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan perekonomian Indonesia pada triwulan I-2018 sebesar 5,06 persen (yoy) tumbuh lebih menjanjikan daripada periode sama tahun 2017 yang hanya tercatat 5,01 persen.

"Ini sangat menjanjikan karena lebih tinggi dari triwulan satu 2017 sebesar 5,01 persen," kata Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.

Suhariyanto menambahkan pertumbuhan triwulan I-2018 ini juga lebih baik dari periode sama tahun 2016 yang hanya tumbuh sebesar 4,94 persen dan 2015 sebesar 4,83 persen.

Melihat adanya tren kenaikan angka pertumbuhan pada triwulan I ini, Suhariyanto mengharapkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan selanjutnya dapat lebih optimal.

"Kita tentunya berharap pertumbuhan akan lebih tinggi lagi karena masih ada momen yang bisa memicu pertumbuhan seperti Lebaran, Pilkada maupun Asian Games," katanya.

Kepala BPS Suhariyanto
Kepala BPS Suhariyanto (MP/Yohanes Abimanyu)

Pertumbuhan PDB tertinggi menurut lapangan usaha pada triwulan I-2018 terjadi pada sektor informasi dan komunikasi 8,69 persen, transportasi dan pergudangan 8,59 persen, jasa lainnya 8,42 persen, jasa perusahaan 8,04 persen dan konstruksi 7,35 persen.

"Konstruksi, yang menjadi penyumbang struktur PDB terbesar keempat, tumbuh menggembirakan 7,35 persen. Ini jauh lebih tinggi dari triwulan satu 2017 yang hanya tumbuh 5,96 persen," kata Suhariyanto.

Sedangkan, menurut pengeluaran, pertumbuhan ekonomi triwulan I-2018 didukung oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,95 persen, konsumsi LNPRT 8,09 persen, konsumsi pemerintah 2,73 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto 7,95 persen, ekspor 6,17 persen dan impor 12,75 persen.

"Investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto tumbuh signifikan, karena periode tahun lalu hanya tumbuh 4,77 persen. Penyebabnya karena mulai banyak pembangunan yang dilakukan. Ini terlihat di komponen bangunan yang tumbuh 6,16 persen serta mesin dan perlengkapan 23,72 persen," ujar Suhariyanto.

Sementara itu, struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan I-2018 masih didominasi oleh Jawa yang menyumbang kontribusi kepada PDB sebesar 58,67 persen, diikuti Sumatera 21,54 persen, Kalimantan 8,24 persen, Sulawesi 6,02 persen, Bali dan Nusa Tenggara 3,03 persen serta Maluku dan Papua 2,5 persen.(*)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: BPS: Awal 2018 Jumlah Pengangguran Berkurang 140 Ribu Orang

#Pertumbuhan Ekonomi #Target Pertumbuhan Ekonomi Jokowi-JK #Bank Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Duit Rp 200 Triliun Harus Dinikmati UMKM
Agar pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbenah diri supaya akses kredit yang disiapkan pemerintah tidak sia-sia.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
Duit Rp 200 Triliun Harus Dinikmati UMKM
Indonesia
Enam Bank Himbara Dapat Kucuran Dana Rp 200 Triliun, Menkeu Minta Jangan Dibelikan SRBI atau SBN
Purbaya menyampaikan bahwa proses pencairan dana akan dilakukan segera setelah penandatanganan dilakukan
Angga Yudha Pratama - Kamis, 11 September 2025
Enam Bank Himbara Dapat Kucuran Dana Rp 200 Triliun, Menkeu Minta Jangan Dibelikan SRBI atau SBN
Indonesia
Tanggapi Ucapan Kontroversial Menkeu Purbaya soal Tuntutan Publik, Ekonom: Demonstrasi Bukan Sekadar Masalah Perut
Ekonom sebut Menkeu Purbaya menyederhanakan persoalan kompleks.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 09 September 2025
Tanggapi Ucapan Kontroversial Menkeu Purbaya soal Tuntutan Publik, Ekonom: Demonstrasi Bukan Sekadar Masalah Perut
Indonesia
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno
Langkah Bank Indonesia (BI)- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk melakukan burden sharing dengan membeli surat berharga negara (SBN) mendapatkan sorotan tajam
Frengky Aruan - Sabtu, 06 September 2025
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno
Indonesia
Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang
Menko Airlangga berpesan kepada masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang tidak bertanggung jawab, serta menciptakan suasana yang damai dan saling menghormati.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 September 2025
Pasar Melemah dan Rupiah Bisa Capai Rp 16.500 Per Dolar AS, Airlangga Minta Investor Tetap Tenang
Indonesia
Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik
Ekonomi Indonesia diklaim berada di jalur yang benar. Hal itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Ia meminta pengusaha dan investor tidak panik.
Soffi Amira - Senin, 01 September 2025
Ekonomi Indonesia Diklaim di Jalur yang Benar, Menko Airlangga Minta Pengusaha dan Investor tak Panik
Indonesia
Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025
Pada triwulan II 2025, perekonomian tercatat tumbuh 5,12 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari rekor triwulan I sebesar 4,87 persen (yoy).
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 20 Agustus 2025
Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025
Indonesia
BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5 Persen, Rupiah Sulit Untuk Turun ke Rp 16.000 per Dollar AS
Ekonom mengungkapkan arah kebijakan suku bunga acuan (BI-Rate) periode Agustus 2025, antara bertahan di level 5,25 persen atau turun, yang menunjukkan sinyalemen kebijakan moneter lebih longgar.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 20 Agustus 2025
BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5 Persen, Rupiah Sulit Untuk Turun ke Rp 16.000 per Dollar AS
Berita
Pertumbuhan Ekonomi 2026 Diprediksi Capai 5,4 Persen, Prabowo Pede Angka Pengangguran dan Kemiskinan Turun
Pertumbuhan ekonomi 2026 diprediksi mencapai 5,4 persen. Presiden RI, Prabowo Subianto, percaya diri angka pengangguran dan kemiskinan bisa turun.
Soffi Amira - Jumat, 15 Agustus 2025
Pertumbuhan Ekonomi 2026 Diprediksi Capai 5,4 Persen, Prabowo Pede Angka Pengangguran dan Kemiskinan Turun
Indonesia
Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat
Sementara itu, ULN swasta mengalami kontraksi
Angga Yudha Pratama - Jumat, 15 Agustus 2025
Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat
Bagikan