Demi Kesinambungan, Titiek Soeharto Dukung GBHN Dihidupkan Kembali
Titiek Soeharto dalam sebuah acara Bulan HM Soeharto di Yogyakarta (Foto: Twitter @TitiekSoeharto)
MerahPutih.Com - Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) disebut sebagai salah satu milestone dalam blue print pembangunan Indonesia pada rezim Orde Baru. Dalam GBHN, segala macam gerak dan dinamika pembangunan diatur secara detail dan terarah.
Menurut Siti Hediati Hariyadi atau lebih dikenal dengan nama Titiek Soeharto, GBHN perlu dihidupkan kembali agar kebijakan antarkepala negara tetap berkesimbanguna.
"Ternyata kita butuh GBHN, kalau tidak ada haluan, negara melenceng, setiap kepala negara tidak ada haluannya, mereka punya kebijakan sendiri-sendiri. Oleh karena itu diperlukan GBHN," ujar dia dalam acara puncak "Bulan HM Soeharto" di TMII, Jakarta, Minggu (11/3).
Putri keempat Soeharto itu menyebut selama masa kepemimpinan Soeharto, Indonesia dapat melaksanakan pembangunan terarah dan terukur dengan adanya GBHN.
Dengan GBHN, menurut Titiek Soeharto sebagaimana dilansir Antara, pada masa kepemimpinan Presiden kedua itu situasi politik terkendali, ekonomi tumbuh, kebudayaan berkembang baik serta keamanan terjaga.
Untuk itu, pihaknya berharap pemerintah meneruskan hal yang baik dalam kepemimpinan Soeharto dan mempertimbangkan untuk menghidupkan kembali GBHN.
"Semoga pemerintah saat ini dan pemerintah yang akan datang bersedia meneruskan apa yang telah baik di kepemimpinan beliau, mencontoh dan menyelesaikan sesuai pada zamannya," kata Titiek.
Sebelumnya dalam pidato penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa yang diberikan Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri mengatakan Indonesia perlu memikirkan lagi secara mendalam dan cermat mengenai pentingnya Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman penyelenggaraan negara.
"Perlu kita pikirkan lagi secara mendalam dan cermat tentang pentingnya GBHN sebagai pedoman bagi seluruh penyelenggara negara dan rakyat Indonesia," kata Megawati.
Megawati menekankan arah politik pemerintahan yang disusun berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, sudah seharusnya ditetapkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
Mega juga pernah mengatakan GBHN merupakan Kebijaksanaan Umum Penyelenggaraan Negara Indonesia. Turunannya adalah Garis-Garis Besar Pembangunan, yaitu berupa cetak biru rencana pembangunan nasional.
Rencana pembangunan tersebut bersifat menyeluruh, terencana, terarah, serta menyangkut seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Hari Santri 2025, Megawati Titip 3 Pesan Resolusi Jihad untuk Tanamkan Cinta Tanah Air
[HOAKS atau FAKTA]: Megawati Ngamuk! Peringatkan Menkeu Purabaya Jangan Jadi Menteri Sok Pintar
[HOAKS atau FAKTA] : Megawati Pingsan, Prabowo Copot 103 Anggota DPR dari Fraksi PDI-P
Megawati Tak Hadiri Upacara HUT ke-80 RI di Istana Negara, Rudy Pastikan Hubungan Beliau dengan Prabowo Baik-Baik Saja
Tepis Rumor Hubungan Retak karena tak Datang ke HUT ke-80 RI, PDIP Ibaratkan Megawati dan Prabowo Kakak Beradik
Hasto Tegaskan Prabowo Masih Percaya Ke Megawati
Megawati Pilih Rayakan HUT RI di Sekolah Partai, Tegaskan Tradisi PDIP Tak Tergantikan
Jadi Sekjen PDIP Lagi, Hasto Tegaskan Bakal Selalu Loyal ke Megawati
Presiden RI ke-5 Megawati Pilih Rayakan Hari Kemerdekaan di Sekolah Partai, Jadi Inspektur Upacara
Panas Dingin Hubungan Megawati-Prabowo Akhirnya Terjawab! Puan Beberkan Alasan Ketum PDIP Tak Hadiri Sidang Tahunan MPR