Daylight Saving Time Sebabkan Defisit Waktu Istirahat


Pergantian musim membuat sebagian negara waktu berjalan lebih cepat dan menerapkan metode DST mengatasinya.(foto pixabay geralt)
PERALIHAN dari musim panas ke dingin membuat kita kehilangan 1 jam istirahat di akhir pekan. Hal itu disebabkan waktu bergerak maju lebih cepat pada awal musim panas (WMP) atau dikenal dengan istilah daylight saving time (DST). Banyak laporan yang membuktikan peralihan musim dapat merusak jam istirahat dan berdampak pada kesehatan.
Seperti dilansir Dailymail, metode DST pertama diterapkan pada 1916 sebagai cara untuk menghemat pasokan listrik selama Perang dunia I dengan menambahkan 1 jam ekstra pada hari itu. Penduduk waktu itu membutuhkan dua hari hingga tujuh hari untuk menyesuaikan diri dengan perubahan jam tersebut. Di saat yang sama, para ahli mengawasi gejala dan risiko apa yang ditimbulkan selama dua sampai tujuh hari. Salah satu studi pada 2009 menemukan kecelakaan di tempat kerja lebih tinggi karena kelelahan, sedangkan peneliti AS menerbitkan laporan tahun lalu mengenai peningkatan 6% kecelakaan mobil fatal dalam seminggu karena jam ekstra ini.
BACA JUGA:
Menurut laporan studi Liverpool John Moores University pada 2013, 'melompati' 1 jam dapat menurunkan fungsi kekebalan setelah menjalankan jam ekstra tersebut. Dalam studi lain pada 2016, peneliti Finlandia mencatat peningkatan jumlah pengidap stroke dalam dua hari setelah perubahan jam dilakukan.
Permasalahannya ialah kekurang tidur 1 jam dapat menyebabkan kadar hormon stres lebih tinggi. Hal itu memicu peningkatan tekanan darah. Lantas, apakah harus berhenti mengganti jam ekstra?
"Berdasarkan data penelitian, kita harus berhenti melawan ritme waktu alami satu hari 24 jam dan meninggalkan metode DST," kata Profesor Russell Foster, ahli saraf sirkadian di Universitas Oxford.
Meski begitu, sebagaian besar negara di dunia bagian Barat melakukan metode DST, dengan pengecualian Islandia dan Belarusia. Namun, Parlemen Eropa menyepakati memilih untuk berhenti dengan metode DST pada 2021. Namun, wilayah yang dilintasi garis khatulistiwa, seperti Indonesia, tidak pernah melakukan metode ini karena jarak siang dan malam tidak berbeda jauh setiap tahunnya.
Sementara itu, para ahli menyarankan untuk mengambil beberapa langkah berikut untuk meminimalisasi efek dari metode DST dengan 1 jam ekstra.
1. Mendapat cahaya matahari secukupnya. "Permasalahannya setelah jam berubah, jam tubuh internal berjalan 1 jam ke belakang, jadi perlu menyesuaikan jam ke depan," kata Prosefor Foster. Ia menambahkan, untuk melakukan kendali waktu sendiri saat terkena cahaya.
2. Minum kopi kental. Jika sudah merasa lesu pada minggu pertama setelah menjalankan metode DST, minum secangkir kopi kental dengan dua tegukan. Saat sudah terbiasa pada pagi hari, kebiasaan ini akan membatu untuk tetapi waspada.
3. Usahakan tidak mengemudi sendiri. Walaupun ingin mengemudi, kamu harus berhati-hati karena perbedaan 1 jam lebih cepat. Tetapi lebih baik jika berjalan kaki atau naik transportasi umum untuk beberapa hari kedepan setelah pergantian jam.
4. Jangan tidur lebih awal. Kesalahan yang sering dilakukan ketika seseorang tidur lebih awal ketika jam kembali normal, tetapi tahan dorongan untuk tidur setelah bekerja, dan tidur ketika waktunya tiba. Jadi patuhi tidur normalmu untuk meningkatkan kualitas tidur.(rzk)
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
