Kesehatan

Daylight Saving Time Sebabkan Defisit Waktu Istirahat

Dwi AstariniDwi Astarini - Kamis, 25 Maret 2021
Daylight Saving Time Sebabkan Defisit Waktu Istirahat

Pergantian musim membuat sebagian negara waktu berjalan lebih cepat dan menerapkan metode DST mengatasinya.(foto pixabay geralt)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PERALIHAN dari musim panas ke dingin membuat kita kehilangan 1 jam istirahat di akhir pekan. Hal itu disebabkan waktu bergerak maju lebih cepat pada awal musim panas (WMP) atau dikenal dengan istilah daylight saving time (DST). Banyak laporan yang membuktikan peralihan musim dapat merusak jam istirahat dan berdampak pada kesehatan.

Seperti dilansir Dailymail, metode DST pertama diterapkan pada 1916 sebagai cara untuk menghemat pasokan listrik selama Perang dunia I dengan menambahkan 1 jam ekstra pada hari itu. Penduduk waktu itu membutuhkan dua hari hingga tujuh hari untuk menyesuaikan diri dengan perubahan jam tersebut. Di saat yang sama, para ahli mengawasi gejala dan risiko apa yang ditimbulkan selama dua sampai tujuh hari. Salah satu studi pada 2009 menemukan kecelakaan di tempat kerja lebih tinggi karena kelelahan, sedangkan peneliti AS menerbitkan laporan tahun lalu mengenai peningkatan 6% kecelakaan mobil fatal dalam seminggu karena jam ekstra ini.

BACA JUGA:

Tidur Nyaman dan Aman untuk Bumil


Menurut laporan studi Liverpool John Moores University pada 2013, 'melompati' 1 jam dapat menurunkan fungsi kekebalan setelah menjalankan jam ekstra tersebut. Dalam studi lain pada 2016, peneliti Finlandia mencatat peningkatan jumlah pengidap stroke dalam dua hari setelah perubahan jam dilakukan.


Permasalahannya ialah kekurang tidur 1 jam dapat menyebabkan kadar hormon stres lebih tinggi. Hal itu memicu peningkatan tekanan darah. Lantas, apakah harus berhenti mengganti jam ekstra?


"Berdasarkan data penelitian, kita harus berhenti melawan ritme waktu alami satu hari 24 jam dan meninggalkan metode DST," kata Profesor Russell Foster, ahli saraf sirkadian di Universitas Oxford.


Meski begitu, sebagaian besar negara di dunia bagian Barat melakukan metode DST, dengan pengecualian Islandia dan Belarusia. Namun, Parlemen Eropa menyepakati memilih untuk berhenti dengan metode DST pada 2021. Namun, wilayah yang dilintasi garis khatulistiwa, seperti Indonesia, tidak pernah melakukan metode ini karena jarak siang dan malam tidak berbeda jauh setiap tahunnya.


Sementara itu, para ahli menyarankan untuk mengambil beberapa langkah berikut untuk meminimalisasi efek dari metode DST dengan 1 jam ekstra.


1. Mendapat cahaya matahari secukupnya. "Permasalahannya setelah jam berubah, jam tubuh internal berjalan 1 jam ke belakang, jadi perlu menyesuaikan jam ke depan," kata Prosefor Foster. Ia menambahkan, untuk melakukan kendali waktu sendiri saat terkena cahaya.


2. Minum kopi kental. Jika sudah merasa lesu pada minggu pertama setelah menjalankan metode DST, minum secangkir kopi kental dengan dua tegukan. Saat sudah terbiasa pada pagi hari, kebiasaan ini akan membatu untuk tetapi waspada.


3. Usahakan tidak mengemudi sendiri. Walaupun ingin mengemudi, kamu harus berhati-hati karena perbedaan 1 jam lebih cepat. Tetapi lebih baik jika berjalan kaki atau naik transportasi umum untuk beberapa hari kedepan setelah pergantian jam.


4. Jangan tidur lebih awal. Kesalahan yang sering dilakukan ketika seseorang tidur lebih awal ketika jam kembali normal, tetapi tahan dorongan untuk tidur setelah bekerja, dan tidur ketika waktunya tiba. Jadi patuhi tidur normalmu untuk meningkatkan kualitas tidur.(rzk)

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Bagikan