Daya Beli Warga Diklaim Meningkat, Berbagai Insentif Diberlakukan Pemerintah


Ilustrasi (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Daya beli masyarakat diklaim mengalami peningkatan diikuti dengan pertumbuhan manufaktur secara positif saat memasuki Ramadan dan menjelang Lebaran 2025.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, inflasi Indonesia terkendali dengan inflasi inti (core) yang mengalami peningkatan.
Di sisi lain, sektor manufaktur juga menunjukkan kinerja yang positif yang mana mencerminkan ketahanan ekonomi nasional.
Pada Februari 2025, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,48 persen (mtm) atau 0,09 persen (yoy).
Baca juga:
Indef Prediksi Tren Daya Beli Konsumsi Ramadan Turun Mengikuti Kondisi 'Kantong' Publik
"Namun, inflasi inti tetap menunjukkan kenaikan, dengan angka 0,25 persen (mtm) atau 2,48 persen (yoy) di mana sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,38 persen (yoy),” kata Airlangga.
Selanjutnya, komponen harga bergejolak (volatile food/VF) tercatat mengalami deflasi sebesar 0,93 persen (mtm) atau inflasi 0,56 persen (yoy).
Beberapa komoditas yang berkontribusi terhadap deflasi tersebut antara lain daging ayam ras, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, tomat, dan telur ayam ras.
Harga yang diatur pemerintah deflasi 2,65 persen (mtm) atau 9,83 persen (yoy), yang sebagian besar disebabkan oleh kebijakan pemberian diskon tarif listrik sebesar 50 persen kepada pelanggan rumah tangga (daya 450 VA hingga 2200 VA) selama Januari dan Februari 2025.
“Pemerintah terus meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong konsumsi domestik tetap kuat melalui berbagai kebijakan strategis, seperti percepatan penyaluran bantuan sosial dan penyaluran Tunjangan Hari Raya (THR) bagi ASN dan pekerja swasta,” tuturnya.
Pemerintah juga meluncurkan berbagai program stimulus Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Lebaran 2025 di antaranya diskon harga tiket pesawat, diskon tarif tol, program pariwisata mudik lebaran, dan program diskon belanja.
Langkah itu diperkuat dengan operasi pasar oleh Perum Bulog dan BUMN pangan untuk memastikan stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok seperti minyak goreng, gula konsumsi, daging kerbau beku dan beras dengan harga lebih terjangkau dibandingkan harga eceran tertinggi (HET). (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Agar Dipercaya Rakyat, Pemerintah Harus Jaga Daya Beli Warga Usai Demo Berujung Rusuh di Berbagai Daerah

Daya Beli Rakyat Belum Pulih dan Penghasilannya Pas-pasan, Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Dianggap Bukan Prioritas !

Ekspansi Belanja Pemerintah Bakal Bikin Ekonomi Membaik di Semester II 2025

Viral Istilah Rojali dan Rohana, Ini Pandangan Istana Kepresidenan

Menko Airlangga Bantah Penurunan Daya Beli, Klaim Belanja Online Terus Naik

Menteri Keuangan Pastikan Ada Stimulus Buat Dongkrak Daya Beli Saat Natal dan Tahun Baru 2026

Komisi XI DPR: Fenomena Rojali Cermin Lemahnya Daya Beli

Diskon Tiket dan Padat Karya Tunai Bakal Diopotimalkan di Semester 2 2025 Demi Dongkrak Daya Beli

Gaji ke-13, Subsidi Transportasi Dan Bansos Jadi Daya Ungkit Konsumsi Rumah Tangga

Pencairan Bantuan Sosial d Bulan Juni-Juli Ini Bakal Dongkrak Penjualan Sepeda Motor Kategori Entry Level
