Data BPS Kerap Picu Polemik Pilpres, Begini Klarifikasi Bosnya

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Rabu, 20 Februari 2019
Data BPS Kerap Picu Polemik Pilpres, Begini Klarifikasi Bosnya

Capres nomor urut 01 Joko Widodo, Ketua KPU Arief Budiman, dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (MP/Rizki Fitrianto)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengakui data yang dipublikasikan institusinya setiap bulan sering dijadikan polemik dalam masyarakat menjelang Pemilu pada 17 April 2019.

"Data BPS ada satu pihak yang menggunakannya untuk hal negatif dan pihak lainnya hal positif. Kondisi tersebut bisa menjadi polemik di tahun politik ini," kata Suhariyanto, ketika membuka rapat teknis nasional pimpinan BPS persiapan Sensus Penduduk 2020, di Palembang.

Menurut Suhariyanto, 2019 merupakan tahun sangat penting bagi perjalanan bangsa Indonesia karena ada pemilihan anggota legislatif maupun Presiden dan Wapres.

kepala BPS
Kepala Badan Pusat Statistik Suharyanto. (MerahPutih/John Abimanyu)

Diakui Suhariyanto, menghadapi tahun politik ini suhu politik meningkat, kondisi tersebut memberi dampak kepada BPS sehingga mendorong pihaknya perlu mengambil langkah-langkah untuk mencegah berkembangnya polemik di tengah-tengah masyarakat yang bisa mengganggu pesta demokrasi rakyat itu.

"Setiap awal bulan BPS mempubliskasikan data yang menjadi pekerjaan utama pemerintah kepada masyarakat secara luas," tegas bos BPS itu dilansir Antara.

Selama ini, kata Suhariyanto, polemik dari data BPS dapat diklarifikasi dengan baik melalui komunikasi intensif dengan media massa serta semua pihak. BPS terutama bertugas menyediakan dan mengolah data berupaya menjaga integritas dan profesionalitas, serta dapat dipertanggungjawabkan.

"Semua data yang diolah BPS secara rutin setiap bulan dipublikasikan secara terbuka melalui media massa sehingga bisa digunakan pemerintah dan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan serta kebijakan," tandas Suhariyanto. (*)

#Pilpres 2019 #Badan Pusat Statistik (BPS) #Kepala BPS Suhariyanto
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Berita Terkait

Indonesia
Inflasi September Capai 0,21 Persen, Tertinggi di Deli Serdang Sebesar 6,81 persen
Sedangkan deflasi kabupaten/kota y-on-y terjadi di Kabupaten Halmahera Tengah sebesar 1,21 persen dengan IHK sebesar 107,51.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 01 Oktober 2025
Inflasi September Capai 0,21 Persen, Tertinggi di Deli Serdang Sebesar 6,81 persen
Indonesia
Harga Telur Melonjak 32 Persen, Alasanya Harga Jagung Naik dan Produksi Minus
Angka perkiraan produksi JPK pada Agustus sebesar minus 21,09 persen; September minus 24,73 persen; dan Oktober diperkirakan minus 15,67 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 23 September 2025
Harga Telur Melonjak 32 Persen, Alasanya Harga Jagung Naik dan Produksi Minus
Indonesia
Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak
Jumlah uang beredar kemudian mulai melandai sejak Mei, yang juga mempengaruhi perlambatan kinerja ekonomi setelah periode itu.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 22 September 2025
Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak
Indonesia
Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah
Terdapat bahan pangan yang memberikan andil inflasi pada Agustus 2025, yaitu bawang merah dan beras dengan kontribusi masing-masing 0,05 persen dan o,03 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 September 2025
Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah
Indonesia
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Ekonomi Indonesia triwulan II-2025 terhadap triwulan II-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 5,12 persen (y-on-y).
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Indonesia
Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit
Fenomena ini diartikan sebagai masyarakat yang hanya datang ke pusat perbelanjaan, tetapi jarang melakukan pembelian.
Frengky Aruan - Sabtu, 26 Juli 2025
Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit
Indonesia
Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia
Pada Maret 2025, persentase penduduk miskin ekstrem yang mengacu pada garis kemiskinan ekstrem Bank Dunia 2,15 dolar AS (PPP 2017) per kapita per hari, tercatat sebesar 0,85 persen atau 2,38 juta orang.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia
Indonesia
Penduduk Miskin Ekstrem Sebanyak 2,38 Juta, Garis Kemiskinan Rp 609.160 Per Kapita Per Bulan
Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2025 tercatat sebanyak 23,85 juta orang atau turun 0,2 juta orang dibandingkan dengan September 2024.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Penduduk Miskin Ekstrem Sebanyak 2,38 Juta, Garis Kemiskinan Rp 609.160 Per Kapita Per Bulan
Indonesia
Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata pengeluaran penduduk miskin di perkotaan semakin kecil.
Frengky Aruan - Jumat, 25 Juli 2025
Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’
Indonesia
Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Naik Drastis
Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,36 persen poin dibandingkan September 2024 dan Maret 2024 yang masing-masing sebesar 21,39 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Naik Drastis
Bagikan