Data BPS Kerap Picu Polemik Pilpres, Begini Klarifikasi Bosnya
Capres nomor urut 01 Joko Widodo, Ketua KPU Arief Budiman, dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (MP/Rizki Fitrianto)
MerahPutih.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengakui data yang dipublikasikan institusinya setiap bulan sering dijadikan polemik dalam masyarakat menjelang Pemilu pada 17 April 2019.
"Data BPS ada satu pihak yang menggunakannya untuk hal negatif dan pihak lainnya hal positif. Kondisi tersebut bisa menjadi polemik di tahun politik ini," kata Suhariyanto, ketika membuka rapat teknis nasional pimpinan BPS persiapan Sensus Penduduk 2020, di Palembang.
Menurut Suhariyanto, 2019 merupakan tahun sangat penting bagi perjalanan bangsa Indonesia karena ada pemilihan anggota legislatif maupun Presiden dan Wapres.
Diakui Suhariyanto, menghadapi tahun politik ini suhu politik meningkat, kondisi tersebut memberi dampak kepada BPS sehingga mendorong pihaknya perlu mengambil langkah-langkah untuk mencegah berkembangnya polemik di tengah-tengah masyarakat yang bisa mengganggu pesta demokrasi rakyat itu.
"Setiap awal bulan BPS mempubliskasikan data yang menjadi pekerjaan utama pemerintah kepada masyarakat secara luas," tegas bos BPS itu dilansir Antara.
Selama ini, kata Suhariyanto, polemik dari data BPS dapat diklarifikasi dengan baik melalui komunikasi intensif dengan media massa serta semua pihak. BPS terutama bertugas menyediakan dan mengolah data berupaya menjaga integritas dan profesionalitas, serta dapat dipertanggungjawabkan.
"Semua data yang diolah BPS secara rutin setiap bulan dipublikasikan secara terbuka melalui media massa sehingga bisa digunakan pemerintah dan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan serta kebijakan," tandas Suhariyanto. (*)
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Perdagangan Luar Negeri Indonesia Masih Untung
BPS Rekrut 190 Ribu Orang Buat Sensus Ekonomi 10 Tahunan
Harga Minyak Goreng Stabil Tinggi, Tidak Pernah Turun
PHK di Industri Pertambangan dan Perdagangan Sumbang Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia
TPT Jakarta Sentuh 6,05 Persen, Ini Kelompok Angkatan Kerja yang Paling Terpukul Sulit Mendapatkan Pekerjaan
Ekonomi Tumbuh 5,04 Persen, Konsumsi Rumah Tangga Jadi Pendorong Utama
Data Terbaru BPS Ungkap Mayoritas Tingkat Pendidikan Pekerja di Indonesia hanya Lulusan SD
Jumlah Pengangguran di Indonesia Capai 7,47 Juta Orang, Turun Dibanding Tahun Lalu
Sektor Pertanian Paling Banyak Serap Tenaga Kerja, 146,54 Juta Orang Indonesia Bekerja Sebagai Buruh
Penduduk Usia Kerja Meningkat 2,80 Juta, Agustus Pengangguran Terserap 4.092 Orang