Dari Penumpas G30S PKI hingga Pahlawan Nasional: Jejak Perjuangan Sarwo Edhie Wibowo

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Senin, 10 November 2025
Dari Penumpas G30S PKI hingga Pahlawan Nasional: Jejak Perjuangan Sarwo Edhie Wibowo

Pahlawan Nasional, Sarwo Edhie Wibowo. (Foto: Google)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Jenderal (Purn) Sarwo Edhie Wibowo resmi menambah daftar panjang perwira TNI yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

Penganugerahan gelar tersebut dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional, Senin (10/11) di Istana Negara, Jakarta.

Sarwo Edhie dikenal sebagai tokoh militer yang berperan penting dalam sejarah Indonesia, khususnya dalam penumpasan pemberontakan Gerakan 30 September (G30S) PKI.

Ia juga merupakan ayah kandung Kristiani Herrawati Yudhoyono (almarhumah Ani Yudhoyono), sekaligus ayah mertua Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan kakek dari Menko Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Perjalanan Hidup dan Karier Militer Sarwo Edhie

Sarwo Edhie Wibowo lahir pada 25 Juli 1925 di Desa Pangenjuru, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Di usia muda, ia bergabung sebagai prajurit Pembela Tanah Air (PETA) pada tahun 1942, dan setelah Indonesia merdeka, ia turut serta dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR).

Karier militernya terus menanjak. Sarwo Edhie dipercaya menjadi Komandan Batalion di Divisi Diponegoro (1945–1951), lalu menjabat Komandan Resimen Divisi Diponegoro (1951–1953).

Namun, peran paling besar dalam perjalanan kariernya datang ketika ia menjadi Komandan Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) dan terlibat langsung dalam penumpasan G30S/PKI pada tahun 1965.

Baca juga:

Soeharto Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional, dari Prajurit PETA hingga Presiden 32 Tahun

Peran Kunci dalam Penumpasan G30S/PKI

Keterlibatan Sarwo Edhie dimulai ketika Soeharto, yang saat itu menjadi Panglima Kostrad, mengirim Kolonel Herman Sarens Sudiro untuk mengabarkan situasi Jakarta dan posisi Soeharto sebagai pimpinan sementara Angkatan Darat.

Setelah mendengar kabar tersebut, Sarwo Edhie menyatakan kesetiaannya kepada Soeharto, dan segera berangkat ke Jakarta.

Ia tiba di Markas Kostrad pada 1 Oktober 1965, dan menerima perintah langsung untuk menguasai kembali Radio Republik Indonesia (RRI) serta gedung telekomunikasi.

Tugas berikutnya adalah merebut Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, yang saat itu menjadi basis kelompok Letkol Untung.

Dalam operasi militer yang berlangsung cepat pada 2 Oktober 1965, pasukan RPKAD di bawah komando Sarwo Edhie berhasil menguasai Halim hanya dalam waktu empat jam.

Setelah itu, Sarwo Edhie mendampingi Soeharto dalam pertemuan di Bogor dengan Presiden Soekarno.
Pada 16 Oktober 1965, Soeharto resmi diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat, dan Sarwo Edhie ditugaskan untuk menangani dan menumpas kekuatan PKI di Jawa Tengah.

Peran tersebut menjadikan Sarwo Edhie sebagai salah satu figur militer paling berpengaruh dalam konsolidasi politik nasional pada masa awal Orde Baru.

Baca juga:

Dari Pabrik Porong ke Istana Negara, Profil dan Perjuangan Marsinah hingga Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional

Jabatan Strategis dan Pengabdian di Akhir Karier

Usai masa penugasan militer aktifnya, Sarwo Edhie menduduki berbagai jabatan strategis di pemerintahan dan diplomasi, antara lain:

  • Gubernur Akademi Militer (Akmil) Magelang
  • Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan
  • Kepala Badan Intelijen Keamanan (Bakin) Bidang Sosial Politik
  • Anggota DPR/MPR RI

Pengabdian panjangnya di dunia militer dan pemerintahan menjadi bagian penting dalam sejarah pembentukan sistem pertahanan dan politik Indonesia modern. (Knu)

#Sarwo Edhie Wibowo #Pahlawan Nasional #Gelar Pahlawan Nasional #Hari Pahlawan
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Gibran Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Dianggap Lebih Berjasa dari Soekarno dan Soeharto
Wapres RI, Gibran Rakabuming Raka, diusulkan menjadi pahlawan nasional. Jasanya dianggap lebih besar dibanding Soekarno dan Soeharto.
Soffi Amira - Sabtu, 15 November 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Gibran Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Dianggap Lebih Berjasa dari Soekarno dan Soeharto
Indonesia
Komnas HAM Kecewa Soeharto Diberi Gelar Pahlawan Nasional, Minta Kasus Dugaan Pelanggaran di Masa Lalu Tetap Harus Diusut
Komnas HAM menyatakan kecewa atas pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto. Menilai keputusan itu melukai korban pelanggaran HAM berat era Orde Baru dan mencederai semangat Reformasi 1998.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 12 November 2025
Komnas HAM Kecewa Soeharto Diberi Gelar Pahlawan Nasional, Minta Kasus Dugaan Pelanggaran di Masa Lalu Tetap Harus Diusut
Indonesia
Menteri HAM Ogah Komentar Detail Soal Gelar Pahlwan Soeharto
Pigai menjelaskan Kementerian HAM tidak memberikan rekomendasi nama apa pun untuk diusulkan menjadi pahlawan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 11 November 2025
Menteri HAM Ogah Komentar Detail Soal Gelar Pahlwan Soeharto
Indonesia
Marsinah Dijadikan Pahlawan Nasional, Bukti Negara Mulai Menghargai Kelompok Buruh
Marsinah mendapat gelar pahlawan nasional. Sekretaris Bidang Ketenagakerjaan DPP PKS, Muhammad Rusli menilai, negara mulai menghargai buruh.
Soffi Amira - Selasa, 11 November 2025
Marsinah Dijadikan Pahlawan Nasional, Bukti Negara Mulai Menghargai Kelompok Buruh
Indonesia
Dari Akademisi hingga Diplomat, Kiprah Prof. Mochtar Kusumaatmadja Kini Diabadikan sebagai Pahlawan Nasional
Prof. Mochtar Kusumaatmadja dianugerahi gelar Pahlawan Nasional atas perjuangannya memperjuangkan konsep Negara Kepulauan Indonesia di dunia internasional.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 11 November 2025
Dari Akademisi hingga Diplomat, Kiprah Prof. Mochtar Kusumaatmadja Kini Diabadikan sebagai Pahlawan Nasional
Indonesia
Gus Dur dan Syaikhona Kholil Jadi Pahlawan Nasional, PKB: Bentuk Pengakuan Negara atas Jasa Besarnya
Gus Dur dan Syaikhona Kholil jadi pahlawan nasional. PKB pun mengapresiasi keputusan pemerintah yang memberikan gelar tersebut.
Soffi Amira - Senin, 10 November 2025
Gus Dur dan Syaikhona Kholil Jadi Pahlawan Nasional, PKB: Bentuk Pengakuan Negara atas Jasa Besarnya
Indonesia
Ubedilah Badrun Sebut Gelar Pahlawan untuk Soeharto Bukti Bangsa Kehilangan Moral dan Integritas
Tanda bahwa bangsa Indonesia tengah kehilangan ukuran moral dan integritas dalam bernegara. ?
Dwi Astarini - Senin, 10 November 2025
Ubedilah Badrun Sebut Gelar Pahlawan untuk Soeharto Bukti Bangsa Kehilangan Moral dan Integritas
Indonesia
Soeharto & Marsinah Barengan Jadi Pahlawan Nasional, SETARA Institute Kritik Prabowo Manipulasi Sejarah
"Mana mungkin Marsinah dan Soeharto menjadi pahlawan pada saat yang bersamaan," kata Ketua Dewan Nasional SETARA Institute, Hendardi
Wisnu Cipto - Senin, 10 November 2025
Soeharto & Marsinah Barengan Jadi Pahlawan Nasional, SETARA Institute Kritik Prabowo Manipulasi Sejarah
Indonesia
Aktivis Reformasi Sebut Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Bentuk Pengaburan dan Amnesia Sejarah Bangsa
Gelar kepahlawanan bukan sekadar bentuk penghargaan individual, melainkan mekanisme moral kolektif sebuah bangsa.
Dwi Astarini - Senin, 10 November 2025
Aktivis Reformasi Sebut Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Bentuk Pengaburan dan Amnesia Sejarah Bangsa
Indonesia
Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Pimpinan Komisi XIII DPR Singgung Pelanggaran HAM Orde Baru
Pimpinan Komisi XIII DPR menyinggung soal pelanggaran HAM Orde Baru. Hal ini buntut dari pemberian gelar pahlawan nasional untuk Soeharto.
Soffi Amira - Senin, 10 November 2025
Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Pimpinan Komisi XIII DPR Singgung Pelanggaran HAM Orde Baru
Bagikan