Dampak TikTok pada Generasi Muda Ditinjau di AS


Dampak yang ditimbulkan TikTok saat ini tengah ditinjau di AS. (Foto: pixabay/salen_feyisha)
SEBANYAK delapan negara bagian di Amerika Serikat (AS) mengumumkan tengah berkolaborasi untuk melakukan penyelidikan terkait dampak yang ditimbulkan TikTok pada kesehatan, baik secara fisik ataupun mental, terhadap para pengguna berusia muda.
Penyelidikan itu disebut juga akan menilai nantinya bahwa adakah andil perusahaan dalam menimbulkan dampak kurang baik terhadap generasi muda.
Baca juga:
Dampak Negatif Mengandalkan Media Sosial Sebagai Sumber Informasi

"Penyelidikan itu berfokus, antara lain, pada metode dan teknik yang digunakan oleh TikTok untuk meningkatkan keterlibatan pengguna muda, termasuk meningkatkan durasi waktu yang dihabiskan di platform dan frekuensi keterlibatan dengan platform," kata Jaksa Agung Massachusetts Maura Healey dalam pernyataannya seperti dilansir laman Reuters, Kamis (3/3).
Anak usaha milik ByteDance itu sebelumnya pernah mengeluarkan pernyataan bahwa perusahaannya akan berfokus pada keselamatan pengguna yang lebih muda, dengan membatasi fitur-fitur layanannya berdasarkan usia.
Dalam laporan yang dikeluarkan oleh We Are Social pada 2022, TikTok telah menjadi aplikasi yang masuk dalam lima teratas pengguna paling banyak secara global dan menjadi aplikasi yang menempati urutan pertama untuk aplikasi yang paling banyak diunduh.
Kemudian riset yang dilakukan Omnicore pada 2021 menunjukkan, 50 persen pengguna TikTok tergolong dalam kategori usia 34 tahun ke bawah, dengan 32,5 persennya berasal dari usia 10-19 tahun. Dengan kondisi tersebut maka tidak heran pembatasan fitur berdasarkan usia diperlukan TikTok untuk membuat aplikasinya tetap aman digunakan.
"Kami berharap dapat memberikan informasi tentang banyak perlindungan keamanan dan privasi yang kami miliki untuk remaja," kata TikTok.
TikTok pada awal Februari 2022 menyebutkan tengah mengerjakan standar penilaian untuk membatasi konten berdasarkan usia, sehingga konten dewasa tidak akan bisa dijangkau oleh para remaja dari layanannya.
Baca juga:

Selain TikTok, AS juga sebelumnya telah membuka penyelidikan terhadap Meta Platforms Inc. Anak perusahaan Instagram teresebut juga mendapat pengawasan ketat atas potensi dampak layanan mereka terhadap kesehatan mental dan keamanan daring pengguna muda.
Penyelidikan ini dipimpin oleh koalisi bipartisan dari jaksa agung dari California, Florida, Kentucky, Massachusetts, Nebraska, New Jersey, Tennessee, dan Vermont.
Presiden AS Presiden Joe Biden sempat membahas masalah kerusakan media sosial dalam pidato kenegaraannya di depan kongres pada Selasa (1/3), mencatat bahwa masalah anak-anak sebelum pandemi adalah berjuang untuk eksis di aplikasi media sosial.
"Kita harus meminta pertanggungjawaban platform media sosial atas eksperimen nasional yang mereka lakukan pada anak-anak kita untuk mendapatkan keuntungan," katanya dalam menyerukan perlindungan privasi yang lebih kuat untuk anak-anak dan larangan iklan dengan target anak muda. (*)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Marak Akun Palsu, Komisi I DPR Dorong Kampanye 1 Orang Punya 1 Akun Medsos

Sempat Disebut Meninggal Akibat Kebakaran, Istri Eks PM Nepal Masih Hidup, Dirawat Intensif

Presiden Nepal Yakinkan Semua Pihak, Tuntutan Pengunjuk Rasa Akan Dipenuhi

Klarifikasi Unggahan Anaknya Soal Lengserkan CIA, Menkeu Purbaya: Dia Anak Kecil, Tak Tau Apa-Apa

19 Tewas dalam Demonstrasi Tolak Larangan Medsos dan Serukan Penindakan Korupsi, Perdana Menteri Nepal Mundur

Nepal Akhirnya Cabut Larangan Media Sosial setelah Protes Besar Menewaskan 19 Orang

Nepal Bergejolak Tolak Pelarangan Media Sosial dan Serukan Penindakan Korupsi, Sedikitnya 16 Tewas

Polisi Masih Buru Akun Media Sosial yang Sebarkan Provokasi Demo dan Penjarahan

Provokasi Bakar Bandara Soetta di TikTok, Pekerja Swasta Jadi Tersangka

Tiga Hari Dinonaktifkan, Fitur Siaran Langsung TikTok Kembali Tersedia di Indonesia
