Curhat Staf KBRI Kolombo Ikut Antre BBM dan Gas hingga 9 Jam


Seorang wanita menunggu di dalam bajaj di dekat antrean untuk membeli gas elpiji dari distributor di tengah krisis ekonomi negara itu di Kolombo, Sri Lanka. ANTARA/Reuters/Dinuka Liyanawatte
MerahPutih.com - Krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka juga berdampak pada seluruh warga, tak terkecuali Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Kolombo dan sekitarnya.
Minister Counsellor KBRI Kolombo Heru Prayitno menceritakan harga barang kebutuhan pokok yang semakin mahal akibat nilai inflasi yang terus meningkat dari 33,8 persen pada April menjadi 45,3 persen pada Mei 2022.
Baca Juga
Pemerintah Sri Lanka Tutup Sekolah Islam dan Larang Wanita Muslim Bercadar
Negara di Asia Selatan itu tengah terancam bangkrut. Sri Lanka berada dalam krisis ekonomi terburuk sepanjang sejarah setelah kehabisan devisa untuk membayar impor, termasuk bahan pokok, gas dan bahan bakar minyak (BBM).
Heru mengatakan, masyarakat termasuk staf KBRI harus antre selama 5 hingga 9 jam untuk mendapatkan BBM dan gas
"Pada 17 Juni 2022 masyarakat, termasuk staf KBRI, harus antre hingga 5-9 jam untuk mendapatkan BBM dan gas," ucap Heru dikutip ANTARA, Jumat (24/6)
Tetapi, kata dia, pada tanggal 21 Juni 2022, waktu antrean mendapatkan bahan bakar menjadi 1-1,5 jam karena ketersediaan pasokan BBM.
Baca Juga
Berduka untuk Teror Bom, Jakarta Tampilkan Bendera Sri Lanka di JPO GBK
Selain itu, Heru juga menuturkan pasokan listrik pemadaman listrik bergilir masih terjadi dengan durasi 3-4 jam.
“Sebagian warga masyarakat beralih ke kayu bakar dan sebagian menggunakan listrik dengan penggunaan minimal untuk keperluan memasak, baik untuk rumah tangga maupun kebutuhan usaha agar tetap bertahan,” ucapnya.
KBRI juga telah menyiapkan dan menyalurkan kebutuhan sembako kepada WNI yang membutuhkan.
“Sesuai data Mei 2022 WNI berjumlah 310 orang, dengan konsentrasi di Colombo, Galle, Kandy, dan Nuwara Eliya, “ kata Heru.
“Terdapat beberapa WNI yang memutuskan untuk sementara meninggalkan Sri Lanka karena krisis, jadi sifatnya mandiri dan bukan eksodus dalam jumlah yang besar,” kata dia.
KBRI belum mengeluarkan imbauan khusus untuk evakuasi namun mendukung dan membantu sepenuhnya bagi WNI yang akan meninggalkan Sri Lanka karena krisis.
KBRI terus melakukan pemantauan situasi serta berkomunikasi dengan seluruh WNI dan juga membuka nomor sambungan langsung yang dapat dihubungi masyarakat setiap saat. (*)
Baca Juga
Polri Antisipasi Masuknya Kelompok Teroris ke Indonesia Pasca Teror Bom Sri Lanka
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Sembunyi di Kebon Jeruk, Gembong Kriminal Sri Lanka Kehelbaddara Padme Diringkus di Apartemen

Jenazah Diplomat Zetro Korban Penembakan Tiba di Tanah Air, Dijemput Langsung Menlu Sugiono

Diplomat di KBRI Lima Peru Tewas Ditembak, Komisi I DPR Desak Pemerintah Usut Tuntas

KBRI Dili Minta Otoritas Timor Leste Usut Insiden Penembakan WNI di Perbatasan

KBRI Tokyo Minta WNI di Jepang Siaga Tsunami, Penuhi Baterai Ponsel dan Siapkan Perlengkapan Darurat

WNI Diperingatkan Waspada dan Batasi Kunjungan ke Daerah yang Berpotensi Konflik di Thailand - Kamboja

Benarkah WNI Tidak Bisa Kerja di Jepang di 2026? Ini Tanggapan KBRI Tokyo

Viral 2026 Tahun Terakhir Pekerja Indonesia ke Jepang? KBRI Tokyo Beri Penjelasan Mengejutkan

Datangi KPK sebagai Bentuk Pembelaan, Menteri UMKM Maman Abdurrahman: Istri Saya Direndahkan, Bahkan Difitnah

Menteri UMKM Tegaskan Biaya Kunjungan Istrinya ke 6 Negara Eropa Ditanggung Pribadi, Bukan APBN
