Cokelat Apresiasi Kemerdekaan Lewat Karya dan Hal Positif


Cokelat saat diwawancara di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Selasa (15/8). (Foto: MP/Arie Prijono)
GRUP band Cokelat, yang dikenal kerap mengusung konsep nasionalisme pada karya-karyanya, punya pandangan tersendiri tentang arti kemerdekaan. Berbeda dari umumnya, grup band yang dibentuk pada 25 Juni 1996 tersebut melihat sebuah kemerdekaan bukan dari sudut pandang masa lalu, melainkan di zaman modern ini.
Bagi Cokelat, kemerdekaan bisa diapresiasikan melalui sebuah karya. Hal itu diutarakan Edwin, gitaris Cokelat, saat ditemui MerahPutih.com di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (15/8).
"Kalau saya melihatnya dalam masa modern. Kemerdekaan zaman sekarang berbeda dengan dulu. Zaman dulu, kemerdekaan adalah kita berdiri menjadi negara sendiri, yaitu Indonesia, setelah ratusan tahun kita dijajah. Kalau sekarang, kalian bebas berkarya tapi untuk hal yang positif, intinya berkarya mengisi kemerdekaan," Kata Edwin.
Berbicara soal karya, beberapa waktu lalu Cokelat sendiri baru merilis sebuah lagu bertajuk "Garuda" yang bertemakan semangat kebangsaan. Tak banyak yang tahu jika ada pesan positif yang tersembunyi di balik lagu tersebut. Hal itu dibeberkan oleh sang vokalis, Jackline.
"Di lagu itu, Cokelat pengin banget ngingetin ke seluruh rakyat Indonesia, bahwa di negeri kita ini banyak sekali hal yang terjadi. Jangan cuma bisa mengeluh, jangan cuma nyinyir di medsos," kata Jackline, yang juga akrab disapa "J" ini.
Mereka pun kemudian membuat tagar #garudabanget untuk mengajak penduduk Indonesia melakukan hal-hal positif.
"Dengan hashtag #garudabanget kita mau ajak teman-teman semuanya untuk mulai mencari segala sesuatu yang positif. Misalnya disiplin, tertib, tidak buang sampah sembarangan, mau antre, kerja tepat waktu, atau berhenti di belakang garis saat lampu merah. Jadikan keseharian kamu positif. Kalau sudah positif seperti itu, tandanya kamu #garudabanget. Hari-hari kamu akan jauh lebih indah," sambung J.
Edwin juga menambahkan bahwa konsep lagu-lagu bertemakan nasionalisme, yang selama ini diusung oleh Cokelat, akan terus ditelurkan pada karya-karya selanjutnya.
"Kami mengajak orang untuk mencintai bangsa, untuk selalu kreatif melalui karya, salah satunya menelurkan lagu-lagu bertema nasional. Konsep ini sudah kita lakukan lebih dari belasan tahun dan itu akan terus berlanjut pada karier kita ke depan. Karena, sebagai musisi, salah satu peran kami terhadap bangsa adalah berkarya dengan lagu nasionalisme," ucap Edwin.
Semoga "Garuda" dan pesan positif di baliknya dapat memberi inspirasi bagi para generasi muda Indonesia. (Ryn)
Baca artikel lainnya tentang Cokelat di sini: "Dikhianati", Lagu Patah Hati Cokelat Yang Beda Dari Biasanya.
Bagikan
Berita Terkait
Single 'Untuk Masa Lalu' Kisahkan Perjalanan Nostalgia Vero.BK and The Tumbleboys

Lagu 'Everthing U Are' dari Hindia, Lirik Gado-Gado Indonesia-Inggris Tentang Cerita Luka dan Cinta

Pee Wee Gaskins Putar Waktu Lewat Album Tribute 'Salute from Pee Wee Gaskins'
Lirik Lagu 'Penyangkalan' for Revenge, Ekspresi Luka dan Pergulatan Emosional saat Ditinggal tanpa Alasan Jelas

Sukses Lancar Rejeki: Semangat Remaja Bekasi yang 'Meledak' Lewat Album Debut

Lirik Lagu 'Matraman' The Upstairs, Anthem yang Menyulut Energi Generasi Awal 2000-an

Lirik Lagu 'Tuhan' yang Menjadi Doa dan Renungan Abadi dari Bimbo

Lirik Lagu 'Ada Anak Bertanya kepada Bapaknya' Bimbo, Single Religi yang Tak Lekang oleh Waktu

Lirik Lagu 'Padi Milik Rakyat' .Feast, Singgung Isu Ketimpangan Agraria dan Kepemilikan Lahan di Indonesia

Lirik Lagu Terbaru 'Gathel' dari NDX AKA, Tentang Perasaan Kecewa terhadap Sahabat
