Coffee Break Bukan Sekadar Menyeruput Secangkir Kopi

Rina GarminaRina Garmina - Selasa, 01 Mei 2018
Coffee Break Bukan Sekadar Menyeruput Secangkir Kopi

Coffee break telah menjadi tradisi saat rapat dan seminar. (Foto: Pixabay)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEBUAH mesin kopi berdiri tegak di atas meja. Bentuknya mirip dispenser, lengkap dengan keran. Dari bagian keran, mengalir air kopi. Seorang pria menampung air berwarna hitam itu dengan sebuah gelas. Setelah penuh, ia membawanya menjauh dari mesin.

Pemandangan tersebut terlihat pada sesi coffee break di ajang konferensi International Conference on Oil Palm and the Environment (ICOPE) 2018 yang berlangsung tiga hari di Bali pada 25-27 April 2018. Panitia memang selalu memasukkan sesi ini di pagi dan sore hari.

Saat ini coffee break bukan sekadar tren. Akan tetapi telah menjadi tradisi di dunia. Rapat, seminar dan konferensi belum lengkap rasanya apabila tidak diselingi aktivitas ini.

coffee break
Coffee break. (Foto: Pixabay)

Meski sekadar ‘bumbu’ agar peserta dapat ‘melarikan diri’ sejenak untuk istirahat dari padatnya jadwal rapat, seminar atau konferensi, coffee break terbukti mampu memberi manfaat kepada peserta. Dalam workshop ‘Pelatihan Kuliner bagi UMKM’ di Bandung beberapa tahun lalu, selama rehat ‘ngopi’ peserta bisa menggaet pasar dan suplier baru.

Pun saat ICOPE 2018. Tidak sedikit jurnalis yang memanfaatkan coffee break untuk mewawancarai narasumber. Melihat sejarahnya, coffee break lahir di Stoughton, Washington pada akhir 1800-an. Dilakukan di sela rapat atau seminar agar peserta dapat istirahat singkat untuk menikmati secangkir kopi, teh dan snack.

Di negara asalnya, rehat minum kopi ini bahkan dirayakan setiap tahun dalam sebuah perayaan bernama Stoughton Coffee Break Festival.

Di Jerman, coffee break diasosiasikan dengan budaya kaffeeklatsch, yaitu bergosip dalam suasana santai sembari menyeruput secangkir kopi. Coffee break kian populer sejak iklan kampanye Pan American Coffee Bureau muncul. Kampanye tersebut mendorong orang rehat kerja untuk minum kopi. Persoalannya, menyeduh kopi tidak dapat dilakukan dengan cepat. Ini merupakan tantangan.

Inovasi

Tertantang menyajikan kopi secara cepat agar karyawan dapat segera kembali bekerja usai ‘ngopi’, seorang pemilik pabrik di Italia berinovasi. Luigi Bezzera, sang pemilik pabrik, menciptakan mesin espresso komersial pertama di dunia. Mesin bernama Tipo Gigante itu langsung ia patenkan. Tipo Gigante mengandalkan tekanan uap air untuk membuat espresso.

Kehadiran mesin espresso mempercepat waktu penyeduhan kopi sehingga coffee break dapat dilakukan dalam waktu singkat. Dengan begitu karyawan akan tetap produktif. Makin pendeknya waktu penyeduhan kopi membuat perusahaan-perusahaan di dunia ‘termakan’ iklan kampanye Pan American Coffee Bureau.

Salah satunya adalah Barcelo Manufacturing Company yang berbasis di New York. Mereka menjadikan coffee break sebagai agenda wajib bagi karyawan di kantor. Karyawan diberi waktu sebentar untuk istirahat minum kopi.

Seiring dengan berjalannya waktu, makna coffee break bergeser. Tidak lagi diadakan di sela waktu kerja atau dalam suasana santai seperti di Jerman, tetapi di sela-sela rapat di kantor atau hotel. Durasinya pun pendek, hanya 10 hingga 20 menit.

Sebagai karyawan atau pebisnis, kamu pasti sering mengikuti sesi coffee break saat ada rapat atau seminar. Lantas, apa keuntungan yang kamu peroleh dari sekadar mengusir kantuk dengan menyeruput secangkir kopi? (*)

#Kopi #Tradisi
Bagikan
Ditulis Oleh

Rina Garmina

Cooking Mama :)

Berita Terkait

Lifestyle
Roemah Koffie Perkenalkan ‘Anak Daro’, Hampers Kopi Eksklusif Pembawa Cerita Minangkabau ke Dunia
Roemah Koffie memperkenalkan Anak Daro di Jacoweek 2025, Jumat (31/10). Hampers kopi ini membawa cerita Minangkabau.
Soffi Amira - Jumat, 31 Oktober 2025
Roemah Koffie Perkenalkan ‘Anak Daro’, Hampers Kopi Eksklusif Pembawa Cerita Minangkabau ke Dunia
Fun
Roemah Koffie Ramaikan Jakarta Coffee Week 2025, Angkat Kopi Nusantara lewat Latte Art Competition
Roemah Koffie kembali tampil di Jakarta Coffee Week 2025 di ICE BSD City, usung kompetisi Latte Art bertaraf global untuk majukan kopi Nusantara.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 29 Oktober 2025
Roemah Koffie Ramaikan Jakarta Coffee Week 2025, Angkat Kopi Nusantara lewat Latte Art Competition
Kuliner
Jakarta Coffe Week 2025 'A Decade of Passion' Siap Digelar 31 Oktober - 2 November, Etalase Kopi Tanah Air
Tahun ini, Jakarta Coffe Week memasuki usia satu dekade, menunjukkan aksi progresif.
Dwi Astarini - Selasa, 28 Oktober 2025
Jakarta Coffe Week 2025 'A Decade of Passion' Siap Digelar 31 Oktober - 2 November, Etalase Kopi Tanah Air
Tradisi
Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda
Sebanyak 14 warisan budaya Solo berbagai kategori berbeda dari makanan hingga olahraga tradisional ditetapkan WBTb.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda
Lifestyle
Pemanasan Global Ancam Stok Kopi, Picu Kenaikan Harga
Banyak petani kopi yang mengeluhkan aktivitas pertanian kopi tak produktif lantaran menurunnya jumlah produksi biji kopi.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
Pemanasan Global Ancam Stok Kopi, Picu Kenaikan Harga
Fun
SCAI Hunting Barista Terbaik Indonesia lewat Kompetisi Kopi di FLEI Business Show 2025
ICIGS jadi wadah bagi talenta terbaik Indonesia untuk menunjukkan kemampuan mereka di bidang seni meracik kopi.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 10 Oktober 2025
SCAI Hunting Barista Terbaik Indonesia lewat Kompetisi Kopi di FLEI Business Show 2025
Kuliner
Coco Series dari Roemah Koffie Dikenalkan di Athena, Membawa Ciri Khas Tropis
Roemah Koffie memperkenalkan sentuhan tropis kelapa dalam secangkir kopi.
Dwi Astarini - Jumat, 26 September 2025
Coco Series dari Roemah Koffie Dikenalkan di Athena, Membawa Ciri Khas Tropis
ShowBiz
Brad Pitt dan Taika Waititi Bikin Iklan, Padukan Humor dan Kopi Perfetto
Pitt sudah menjadi wajah brand mesin espreso ini sejak 2021.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Brad Pitt dan Taika Waititi Bikin Iklan, Padukan Humor dan Kopi Perfetto
Kuliner
The Wolf Espresso Perpanjang Umur Ampas Kopi dalam Gelas Keramik
Proyek percontohan pembuatan gelas keramik daur ulang ampas kopi yang menggaet Pot N Pop kemudian dimulai pada Oktober 2024.
Dwi Astarini - Rabu, 13 Agustus 2025
The Wolf Espresso Perpanjang Umur Ampas Kopi dalam Gelas Keramik
Tradisi
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Tradisi sebaran apem Yaa Qowiyyu merupakan peninggalan leluhur yang perlu dilestarikan.
Ananda Dimas Prasetya - Sabtu, 09 Agustus 2025
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Bagikan