Cita Rasa, Wangi, dan Sejarah Unik Teh Indonesia

"TEH itu merupakan kebaikan. Teh sendiri baik, dia bagus untuk kesehatan dan otak. Ada filosofi hidup juga yang didapatkan dari teh," begitu cara Bambang Laresolo memaknai teh.

Pria yang berprofesi sebagai peracik dan konsultan teh ini juga memaparkan berbagai jenis teh yang setidaknya harus diketahui oleh masyarakat luas. Di antaranya ada teh hitam, teh putih, teh hijau, dan teh oolong.

Pemilik kedai toko dengan produk teh Keraton Laresolo ini kemudian mengenalkan ciri khas teh dari berbagai negara seperti Tiongkok, Jepang, serta tentunya Indonesia, terkhusus teh Bangka.

Mengapa teh Bangka menjadi sorotan? Seperti diketahui, cita rasa teh juga dipengaruhi dari tempat teh ditanam dan waktu panen. Namun, menurut Bambang, teh dari dataran rendah yang memiliki cita rasa berbeda hanya berasal dari Bangka. Keunikan cita rasa dibandingkan dataran rendah lainnya itulah yang membuatnya terkenal.

"Teh dari dataran rendah itu biasanya pekat dan kasar. Kalau teh Bangka hampir mirip dengan teh Cina, karena bibitnya dibawa dari Cina langsung," tutur pengusaha yang tergabung dalam Komunitas Pecinta Teh ini.

Teh Bangka ini berbeda dengan teh Indonesia di wilayah lain, di mana terdapat campur tangan Belanda. "Orang Cina datang ke Bangka, menanam bibit tehnya, kemudian dijadikan tradisi turun-temurun," jelasnya dalam acara "Anniversary Pecinta Teh" di Pluit Village, Minggu (20/8).

Bambang lalu melanjutkan dengan memberikan informasi cara membedakan teh Tiongkok dengan teh Jepang. "Di Jepang, lebih dari 80 persen teh yang diproduksi itu adalah teh hijau. Perbedaannya, di Cina itu tehnya disangrai, sementara Jepang tehnya dikukus."

Tidak seperti teh Cina dan Jepang, teh Indonesia ternyata memiliki keunggulan tersendiri. "Yang mencirikan teh Indonesia adalah teh wangi, itu khasnya Indonesia. Cina dan Jepang beda teh wanginya. Cuma teh wangi Indonesia yang dipakein es tetap enak," pungkasnya. (Bing)

Baca juga artikel lainnya di sini: Mengenal Teknik Menyeduh Teh Ala Tiongkok.