Chef Stefu Bagikan Tips Olah Daging Kurban
Chef Stefu Santoso bagikan tips mengolah daging kambing. (Instagram@stefusantoso)
SEBENTAR lagi, kita akan menyambut Hari Raya Idul Adha di akhir bulan ini. Perayaan ini pun tidak luput dari mengonsumsi daging kurban. Oleh karena itu, Chef Stefu Santoso memberikan beberapa tips untuk mengolah daging kurban.
“Kalau daging kurban, menurut saya lebih baik dicuci dulu. Yang tidak dicuci, itu sebenarnya karena dagingnya sudah divakum. Karena itu sudah disteril sehingga bakteri tidak bisa berkembang biak. Kalau kita cuci, kita akan menambah bakteri,” kata Stefu, dilansir ANTARA.
Baca Juga:
Sambut Idul Adha, Simak Tips Mengolah Daging Kurban Biar Naik Kelas
Daging kurban tersebut sebaiknya dicuci dengan air mengalir seperti biasa dan langsung dimasukkan ke dalam kulkas dengan suhu di bawah lima derajat celcius. Dengan demikian, daging pun bisa bertahan di dalam kulkas selama kurang lebih tiga hari.
Selain itu, Stefu juga mengungkapkan bahwa daging kurban memang akan terasa alot. Apalagi jika daging tersebut langsung dikonsumsi setelah didapatkan. Jika ingin daging terasa lebih empuk, sebaiknya daging tersebut perlu melewati tahap aging terlebih dulu.
Jika ingin segera dikonsumsi, Stefu menyarankan agar daging tersebut dimasak untuk membuat menu seperti rendang, gulai, dan makanan basah lainnya.
”Kalau masaknya itu basah misal dibikin gulai atau rendang, itu enggak ada masalah. Paling masaknya agak lama. Tapi kalau disate, yang dipanggang, itu pasti akan bermasalah,” terang Stefu.
Baca Juga:
”Karena ada satu proses yang tidak dilewati yaitu aging. Kalau sapi minimum 21 hari, kalau kambing sekitar 18 hari. Harusnya di-aging dulu. Dia kan baru mati, jadi ototnya akan mengeras. Memang enggak ada cara lain selain dimasak basah,” sambungnya.
Khusus daging kambing, Stefu juga menjelaskan bahwa akan sulit untuk memilih daging yang tidak berbau. Sebab, bau prengus yang khas dari kambing berasal dari makanan-makanan yang dikonsumsi saat kambing tersebut masih hidup.
”Susahnya, kita enggak tahu apa yang dia makan. Nah, usia juga mempengaruhi. Semakin tua baunya akan semakin kuat. Karena waktu muda, enggak terlalu banyak yang dia makan,” ucap Stefu.
”Kalau mau menghilangkan baunya, bisa di-blanching (merebus daging atau tulang di air mendidih selama 10 detik) atau dibakar dulu baru dimasak dengan menggunakan banyak rempah,” tutupnya. (and)
Baca juga:
Mon Soleil Naik Kelas Menjuarai Kompetisi Inovasi Kecantikan Internasional
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Jalan Panjang Mimpi Besar Kuliner Indonesia, Saatnya Belajar Gastrodiplomacy dari Korsel & Thailand
Jamuan ala ‘Bon Appetit, Your Majesty’ di KTT APEC, Menu Khas Korea dengan Sentuhan Modern dan Kemewahan
Kuah Keju Sensasi Inovasi Baru Menikmati Bakso Tradisional
Jakarta Coffe Week 2025 'A Decade of Passion' Siap Digelar 31 Oktober - 2 November, Etalase Kopi Tanah Air
Makanan Khas Demak yang Unik dan Wajib Dicoba, 10 Rekomendasi Terlezat!
10 Kuliner Khas Kudus yang Wajib Dicoba, dari Soto Kerbau hingga Gethuk Nyimut
Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda
Jepang Selamat dari Ancaman Kekurangan Bir, Perusahaan Asahi kembali Berproduksi setelah Serangan Siber
Deretan Acara Café Brasserie Expo 2025, Pilihan Terbaik Bagi Para Pencinta F&B
Coco Series dari Roemah Koffie Dikenalkan di Athena, Membawa Ciri Khas Tropis