Cegah Kenaikan Berat Badan, Batasi Asupan Kue Kering saat Natal
Hari Natal identik dengan makanan nan berlimpah. (Foto: Pexels/Nataliya Vaitkevich)
HARI Natal kurang lengkap tanpa menyantap kudapan khas. Salah satu yang paling umum yakni biskuit dan kue-kue kering yang tersaji di meja ruang tamu keluarga. Nastar, kastengel, hingga putri salju sudah menjadi camilan langganan yang ada di setiap perayaan Natal. Kenikmatan kue-kue tersebut seakan semakin menghangatkan momen kumpul keluarga.
Meski demikian, kue-kue kering yang kerap disajikan saat Hari Natal merupakan makanan dengan kandungan tinggi. Membatasi asupan makanan ini tentunya akan membantu seseorang terhindar dari masalah kesehatan.
Satu biskuit atau cookies bisa mengandung 11 - 20 gram gula, berarti konsumsi makanan ini secara berlebihan bisa menambah asupan gula cukup banyak pada sistem tubuh secara tidak disadari. Hal ini disampaikan dalam keterangan dari Medical Underwriter Sequis, dr Debora Aloina Ita Tarigan, seperti dilansir Antara, Minggu (24/12).
Baca juga:
dr Debora seperti halnya Kementerian Kesehatan, menyarankan orang-orang untuk membatasi konsumsi gula per hari yaitu 50 gram atau setara empat sendok makan gula.
Perlu diingat, gula merupakan salah satu sumber energi yang dibutuhkan manusia. Namun, konsumsi gula berlebihan dapat berkontribusi menyebabkan penambahan berat badan, obesitas, diabetes bahkan meningkatkan peradangan kronis.
"Dampak buruk yang dihasilkan oleh konsumsi gula berlebihan mungkin tidak akan dirasakan dalam waktu dekat tapi berpengaruh untuk kesehatan jangka panjang," kata Debora.
Kemudian, bertepatan dengan masa liburan Natal dan Tahun Baru, Debora mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin mengatur pola makan sehat, dengan memilih makanan bergizi dan seimbang serta tetap mencukupi kebutuhan cairan.
"Karena cairan dalam tubuh mudah terkuras saat bepergian sehingga mengakibatkan tubuh kekurangan cairan maka dari itu perbanyak minum agar tubuh tetap terhidrasi," jelasnya.
Baca juga:
Rekomendasi Film untuk Meriahkan Libur Natal Bersama Keluarga
Debora mencatat, biasanya frekuensi makan sayur dan buah seseorang akan menurun karena lebih tergoda dengan hidangan kalori tinggi lainnya. Oleh karena itu, sebaiknya tetap jaga asupan makanan dan pastikan cukup istirahat.
Lalu, sediakan waktu untuk tetap berolahraga ringan tanpa mengganggu jadwal liburan seperti lebih mengutamakan jalan kaki dibanding naik kendaraan saat mengunjungi beberapa tempat yang berdekatan dan melakukan olahraga ringan, seperti jogging.
Sebaiknya, pastikan tubuh tetap bergerak walaupun tidak sedang melakukan aktivitas bepergian saat liburan.
Kemudian, mengingat kasus COVID-19 meningkat dalam beberapa waktu terakhir, Debora menyarankan masyarakat khususnya dengan penyakit penyerta atau komorbid, menerapkan kembali protokol kesehatan terutama saat berada di fasilitas umum.
"Masker tetap dipakai ketika mengunjungi tempat umum serta berada di antara kerumunan dengan sirkulasi udara yang buruk. Menjaga jarak dan mengurangi mobilitas selama liburan sangat disarankan bagi yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid," tukas Debora. (*)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas