Kesehatan

Cegah Hipertensi dengan Pola Makan

Muchammad YaniMuchammad Yani - Kamis, 15 Oktober 2020
Cegah Hipertensi dengan Pola Makan

Mmengatur pola makan adalah salah satu cara mencegah hipertensi (Foto: Pixabay/stevepb)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

ADA banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya hipertensi atau tekanan darah tinggi. Namun sebaian besar terjadi karena faktor genetik alias keturunan. Oleh karena itu, orang yang menyadari dirinya punya risiko mengidap hipertensi harus mengatur pola makannya.

Dokter spesialis penyakit dalam Tunggul D. Situmorang menjelaskan mengatur pola makan mampu mengurangi risiko dan mencegah timbulnya hipertensi. "Kalau sudah tahu punya risiko, hipertensi bisa dicegah dan dikendalikan," ujar Ketua Umum Indonesian Society of Hypertension (InaSH) dalam webinar, Rabu (14/10), seperti dilansir Antaranews.com.

Baca juga:

Oregano Bantu Sembuhkan Luka

Hipertensi hanya bisa dikendalikan (Foto: Pixabay/McRonny)
Hipertensi hanya bisa dikendalikan (Foto: Pixabay/McRonny)

Contohnya seperti mengurangi konsumsi garam serta makanan yang membuat gemuk. Karena obesitas menjadi penyebab hipertensi. Sehingga orang yang memiliki risiko penyakit ini disarankan untuk mengonsumsi makanan rendah lemak.

Tunggul menegaskan, tindakan pertama yang dilakukan orang dengan keturunan darah tinggi ialah mengubah gaya hidup. "Baru setelah itu minum obat," tuturnya.

Baca juga:

Mengenal Beragam Manfaat Jamur Shitake

Berdasarkan data dari Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, masyarakat dengan rentang usia 30 hingga 40 tahun memiliki tekanan darah normal-tinggi berisiko menjadi hipertensi di lima tahun ke depan.

Obat menjadi salah satu cara mengendalikan hipertensi (Foto: Pixabay/stevepb)
Obat menjadi salah satu cara mengendalikan hipertensi (Foto: Pixabay/stevepb)

Hipertensi sendiri tidak bisa disembuhkan namun dapat dikendalikan. Saat seorang meminum obat, tekanan darahnya menurun. Itu salah satu upaya mengendalikan tekanan darah, bukan menjadi sembuh.

Sementara Kementerian Kesehatan mengungkapkan 13,3 persen pasien COVID-19 dengan penyakit bawaan atau komorbid hipertensi meninggal dunia. Dari 1.641 orang pasien COVID-19, penyakit penyerta memang paling banyak ialah hipertensi dengan jumlah mencapai 50,8 persen. (Yni)

Baca juga:

Mengenal Norovirus yang Tengah Mewabah di Tiongkok

#Kesehatan #Info Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Lifestyle
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Siloam Hospitals Kebon Jeruk memiliki dan mengoperasikan tiga sistem robotik, yakni Da Vinci Xi (urologi, ginekologi, bedah digestif, dan bedah umum), Biobot MonaLisa (khusus diagnostik kanker prostat presisi tinggi), dan ROSA (ortopedi total knee replacement).
Dwi Astarini - Jumat, 19 Desember 2025
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Indonesia
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Pemkot segera mulai menyiapkan kebutuhan tenaga medis, mulai dari dokter hingga perawat.
Dwi Astarini - Senin, 24 November 2025
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Indonesia
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
emerintah memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan penghapusan tunggakan iuran sehingga mereka bisa kembali aktif menikmati layanan kesehatan.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Berita Foto
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada memotong tumpeng bersama Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada, Andi Widjaja saat peresmian PCMC di Jakarta.
Didik Setiawan - Sabtu, 15 November 2025
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Indonesia
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Kemenkes menargetkan hingga akhir tahun ini bisa mengobati 900 ribu orang yang terkena Tb.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Berita Foto
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
President Director Asuransi Astra, Maximiliaan Agatisianus memberikan pemaparan dalam peluncuran Express Discharge di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 12 November 2025
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Bagikan